Senin, 31 Agustus 2009

KONSEP JUDUL PENELITIAN

Konsep Judul Penelitian
Disusun Oleh: Eko Prabowo
Sebagai bahan kuliah Pengantar Riset Keperawatan

1.1 Definisi Judul Penelitian
Judul merupakan cermin dari keseluruhan isi karya ilmiah, dalam membuat judul penelitian keperawatan hendaknya bersifat menjelaskan diri, menarik sehingga orang langsung menduga materi dan masalah dan materi apa yang di teliti. Dapat memberikan gambaran global tentang arah, maksud, tujuan dan ruang lingkup penelitian (A.Aziz Alimul H, 2003 ; 12)
Judul adalah pencerminan dari tujuan penelitian. Oleh karena tujuan penelitian itu di rumuskan dari masalah penelitian atau dengan kata lain tujuan penelitian merupakan jawaban sementara dari pernyataan penelitian, maka judul penelitian juga mencerminkan masalah penelitian (Soekidjo Notoadmodjo, 1993; 38)
Dari dua pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa judul adalah pencerminan dari keseluruhan isi karya ilmiah yang bersifat menjelaskan diri, menarik sehingga orang langsung menduga materi dan masalah dan materi apa yang diteliti, penjabaran dari topik yang lebih spesifik dan sering menyiratkan variabel yang akan dibahas.

1.2 Syarat Judul Penelitian
Menurut Suharsimi (1998;3) ada orang yang berpendapat bahwa sebaiknya judul penelitian ditulis selengkap mungkin sehingga dengan membaca judul dapat diketahui kehendak peneliti dengan kegiatannya itu.sebaliknya, orang lain berpendapat bahwa judul penelitian sebaiknya sesingkat mungkin. Jika pembaca ingin tahu apa yang dimaksud lebih lanjut harus membaca penjelasan dibagian lain.
Judul penelitian yang lengkap diharapkan mencakup:
1 Sifat dan jenis penelitian
2 Objek yang diteliti
3 Subjek penelitian
4 Lokasi/daerah penelitian
5 Tahun/waktu terjadinya peristiwa
Sementara itu pendapat A.Aziz Alimul H (2003; 12), secara umum syarat judul penelitian yang baik antara lain :
1. Menarik minat peneliti
Judul yang menarik dan diminati oleh peneliti akan memberikan motivasi tersendiri bagi peneliti untuk melakukan penelitian selanjutnya.judul dalam penelitian keperawatan dapat disesuaikan dengan masalah keperawatan pasien dalam asuhan keperawatan.

2. Mampu dilaksanakan oleh peneliti
Judul yang mudah dilaksanakan oleh peneliti akan memperlancar dalam proses penelitian sehingga hambatan selama dalam proses penelitian dalam proses penelitian dapat diatasi dengan mudah.
3. Mengandung kegunaan praktis dan penting untuk diteliti
Judul seharusnya dapat dimanfaatkan dalam pengembangan ilmu dan hasilnya dapat memberikan manfaat bagi masyarakat.
4. Cukup tersedia data
Judul hendaknya memungkinkan tersedianya data yang dapat memudahkan para peneliti,sehingga tidak membebani dalam proses penelitian.
5. Hindari publikasi dengan judul lain
Judul tidak sama dengan judul lain,namun untuk pengembangan penelitian sebaiknya menggunakan judul yang lebih spesifik.
6. Berisi variabel yang akan diteliti
Judul hendaknya mengandung dua unsur variabel yang akan diteliti,mengingat judul merupakan bagian dari keseluruhan isi penelitian.
7. Berupa kalimat pertanyaan
Judul sebaiknya kalimat pernyataan sebab akan lebih baik memudahkan untuk untuk dipahami oleh pembaca.
8. Jelas, singkat, dan tepat
Judul hendaknya mengandung kejelasan isi, singkat, dan tepat terhadap masalah yang akan diteliti, sifat jelas, singkat dan tepat akan lebih memudahkan seseorang untuk memahami isi secara keseluruhan apa yang akan diteliti.

1.3 Komponen judul penelitian
Menurut Suharsini Arikunto (1998. Hal: 32), didalam merumuskan sebuah judul penelitian, ada yang berpendapat bahwa sebaiknya judul penelitian ditulis selengkap mungkin sehingga dengan membaca judul dapat diketahui kehendak peneliti dengan kegiatannya itu. Namun sebaliknya, adapula yang berpendapat bahwa judul penelitian sebaiknya sesingkat mungkin. Jika pembaca ingin tahu apa yang dimaksud lebih lanjut harus membaca penjelasan di bagian lain. Dan untuk judul penelitian yang lengkap diharapkan mencakup beberapa komponen antaralain :
1. Sifat dan jenis penelitian
Dalam artikel dengan judul jenis-jenis penelitian yang beralamat di http://indiwan.blogspot.com/2007/09/jenis-jenis-penelitian.html, penelitian dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis penelitian misalnya:


1) Penelitian kualitatif (termasuk penelitian historis dan deskriptif)
Adalah penelitian yang tidak menggunakan model-model matematik, statistik atau komputer. Proses penelitian dimulai dengan menyusun asumsi dasar dan aturan berpikir yang akan digunakan dalam penelitian. Asumsi dan aturan berpikir tersebut selanjutnya diterapkan secara sistematis dalam pengumpulan dan pengolahan data untuk memberikan penjelasan dan argumentasi. Dalam penelitian kualitatif informasi yang dikumpulkan dan diolah harus tetap obyektif dan tidak dipengaruhi oleh pendapat peneliti sendiri. Penelitian kualitatif banyak diterapkan dalam penelitian historis atau deskriptif.
(1) Penelitian historis
Menerapkan metode pemecahan yang ilmiah dengan pendekatan historis. Proses penelitiannya meliputi pengumpulan dan penafsiran fenomena yang terjadi di masa lampau untuk menemukan generalisasi yang berguna untuk memahami, meramalkan atau mengendalikan fenomena atau kelompok fenomena. Penelitian jenis ini kadang-kadang disebut juga penelitian dokumenter karena acuan yang dipakai dalam penelitian ini pada umumnya berupa dokumen. Penelitian historis dapat bersifat komparatif, yakni menunjukkan hubungan dari beberapa fenomena yang sejenis dengan menunjukkan persamaan dan perbedaan; bibliografis, yakni memberikan gambaran menyeluruh tentang pendapat atau pemikiran para ahli pada suatu bidang tertentu dengan menghimpun dokumen-dokumen tentang hal tersebut: atau biografis, yakni memberikan pengertian yang luas tentang suatu subyek, sifat dan watak pribadi subyek, pengaruh yang diterima oleh subyek itu dalam masa pembentukan pribadinya serta nilai subyek itu terhadap perkembangan suatu aspek kehidupan.
(2) Penelitian deskriptif
Adalah penelitian tentang fenomena yang terjadi pada masa sekarang. Prosesnya berupa pengumpulan dan penyusunan data, serta analisis dan penafsiran data tersebut. Penelitian deskriptif dapat bersifat komparatif dengan membandingkan persamaan dan perbedaan fenomena tertentu; analitis kualitatif untuk menjelaskan fenomena dengan aturan berpikir ilmiah yang diterapkan secara sistematis tanpa menggunakan model kuantitatif; atau normatif dengan mengadakan klasifikasi, penilaian standar norma, hubungan dan kedudukan suatu unsur dengan unsur lain.
2) Penelitian teoritis
Adalah penelitian yang hanya menggunakan penalaran semata untuk memperoleh kesimpulan penelitian. Proses penelitian dapat dimulai dengan menyusun asumsi dan logika berpikir. Dari asumsi dan logika tersebut disusun praduga (konjektur). Praduga dibuktikan atau dijelaskan menjadi tesis dengan jalan menerapkan secara sistematis asumsi dan logika. Salah satu bentuk penerapan asumsi dan logika untuk membentuk konsep guna memecahkan soal adalah membentuk model kuantitatif. Dalam beberapa penelitian teoritis tidak diadakan pengumpulan data.
3) Penelitian ekperimental
Adalah penelitian yang dilakukan dengan menciptakan fenomena pada kondisi terkendali. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan hubungan sebab-akibat dan pengaruh faktor-faktor pada kondisi tertentu. Dalam bentuk yang paling sederhana, pendekatan eksperimental ini berusaha untuk menjelaskan, mengendalikan dan meramalkan fenomena seteliti mungkin. Dalam penelitian eksperimental banyak digunakan model kuantitatif.
4) Penelitian rekayasa (termasuk penelitian perangkat lunak)
Adalah penelitian yang menerapkan ilmu pengetahuan menjadi suatu rancangan guna mendapatkan kinerja sesuai dengan persyaratan yang ditentukan. Rancangan tersebut merupakan sintesis unsur-unsur rancangan yang dipadukan dengan metode ilmiah menjadi suatu model yang memenuhi spesifikasi tertentu. Penelitian diarahkan untuk membuktikan bahwa rancangan tersebut memenuhi spesifikasi yang ditentukan. Penelitian berawal dari menentukan spesifikasi rancangan yang memenuhi spesifikasi yang ditentukan, memilih alternatif yang terbaik, dan membuktikan bahwa rancangan yang dipilih dapat memenuhi persyaratan yang ditentukan secara efisiensi, efektif dan dengan biaya yang murah. Penelitian perangkat lunak komputer dapat digolongkan dalam penelitian rekayasa.
2. Objek yang diteliti
Dalam artikel yang berjudul syarat-syarat objek dan subjek mencapai pengetahuan dengan alamat di http://safilsof.multiply.com/journal/item/1, baik subjek dan objek memiliki suatu kondisi tertentu agar keduanya dapat saling berinteraksi hingga mencapai suatu pengetahuan. Subjek dalam pembahasan ini adalah manusia sedangkan objek ialah benda yang terlihat dan tidak terlihat (di dalam konsep), dan manusia. Keduanya memiliki kontribusi dalam menghasilkan pengetahuan yang nantinya akan berguna bagi manusia. Meski objek cenderung bersifat pasif namun ia memiliki karakteristik tertentu sehingga ia dapat diabstraksikan dalam bentuk konsep. Suatu hal dapat dilihat sebagai suatu objek jika mempunyai beberapa kriteria berikut antara lain :
1) Eidos
Apa yang menyebabkan materi itu diketahui ialah karena materi itu memiliki eidos. Eidos ialah bentuk, konsep, gagasan dari materi, apa yang membentuk materi sehingga materi tersebut memiliki kekhasan tertentu atau fisionomi khas. Dengan tujuan, orientasi dan arti benda maka ia bukan hanya berupa kodrat saja tetapi memberi kegiatan dan tujuan tertentu. Jadi, ia menangkap signifikansi dari benda itu. Misalnya, kursi, mengapa dan untuk apa kursi dibuat.
2) Progresif
Progresif ialah suatu kondisi yang terbuka akan materi lain selain materi biasa. Dalam ilmu pengetahuan sosial, objek dari penelitian ialah manusia. Dengan progresif, manusia sebagai objek harus diperlakukan secar hormat dan simpati. Jangan sampai kita memperlakukan mereka seperti benda yang pasif.
3. Subjek penelitian
Dalam Dalam artikel yang berjudul syarat-syarat objek dan subjek mencapai pengetahuan dengan alamat di http://safilsof.multiply.com/journal/item/1, suatu subjek mempunyai kriteria sebagai berikut :
1) Keterbukaan
Keterbukaan ialah sebuah kondisi di mana manusia sadar akan eksistensi atau keberadaan dan kodrat realitas. Hal ini yang membedakan antara manusia dengan makhluk lain yaitu tumbuh-tumbuhan dan hewan karena mereka tinggal terkurung dan tertutup dalam dirinya. Kalau tumbuh-tumbuhan, meski ia hidup, namun ia pasif. Sedangkan hewan hanya bisa mengikuti insting mereka saja. Manusia dapat berkesadaran karena ia memiliki intelegensi. Dengan intelegensi, ia memiliki kemampuan untuk menyempurnakan pengetahuan yang ia dapat. Selain itu, ia memiliki kemampuan indra batin yaitu ingatan dan imajinasi serta kemampuan afektifitas. Manusia memiliki “keakuan” terhadap dirinya. Oleh karena itu, manusia dalam proses hidupnya mencari jati diri masing-masing. Apabila kesadaran tidak ada maka pengetahuan tidak akan dimungkinkan. Subjek harus mengenal dirinya sendiri sebelum ia mengenal dan membuat sesuatu. Tetapi subjek juga harus berupaya agar ia mengerti sesuatunya itu lebih spesifik dan mendalam.
2) Kemampuan Menyambut
Kemampuan menyambut ialah sebuah kondisi di mana objek mempengaruhi eksistensi subjek. Setelah terpengaruh oleh objek, hasilnya ialah berupa ingatan, gambar dan ide. Apabila seseorang memiliki ketertarikan berupa penyambutan yang lebih baik maka ia akan lebih mengetahuinya secara mendalam dari pada seseorang tidak mempunyai ketertarikan.


3) Interioritas
Interioritas ialah kondisi dimana rasa keingintahuan dari kemampuan menyambut mengisi ruang pengetahuannya. Semakin banyak ia mengetahui maka semakin banyak pula pengetahuan yang manusia dapatkan.
4) Dimensi supramaterial
Dimensi supramaterial adalah asal usul dari 3 karakter di atas. Bila di satu pihak materi ialah yang membatasi, maka di pihak manusia ia mengatasi. Bila materi itu pasif maka manusia itu aktif. Ia menyambut dan mengatasi materi tersebut. Dengan intelektualitas manusia, ia dapat mengatasi materi itu. Setelah manusia mengatasi dengan cara abstraksi, maka konsep-konsep tersimpan ke dalam ingatan. Di dalam ingatan, yang ada tidak hanya benda materi yang sudah dikonsepkan saja karena manusia terpacu dengan daya kreatifitasnya sehingga manusia melakukan imajinasi terhadap konsep tadi. Manusia melengkapi, dan ia memperbanyak pengetahuan.
4. Lokasi/daerah penelitian
Dalam artikel Penyusunan IPD dan DO dalampenelitian survey dengan alamat di http://unhalu.ac.id/staff/pallawagau/, peneliti perlu memahami secara mendalam tentang tipe, ruang lingkup dan karakteristik komunitas yang akan menjadi lokasi survai. Hal ini diperlukan sebagai pertimbangan peneliti dalam rangka mengatasi masalah yang akan dihadapi dan persiapan teknik operasional kegi¬atan survai menyangkut personil, keuangan, perlengkapan, akomo¬dasi, dan sebagainya. Perencanaan yang akurat mengenai berbagai aspek tersebut akan sangat membantu peneliti dan memperlancar survai yang akan dilaksanakan.
5. Tahun/waktu terjadinya peristiw
Dalam artikel Penyusunan dan Bagian-Bagian dalam Metodologi / Metode Penelitian (research method) dengan alamat di http://mepow.wordpress.com/2009/06/24/tips-menyusun-metodologi-metode-penelitian-skrips, waktu dan tempat penelitian mutlak harus dicantumkan dalam metodologi penelitian (metode penelitian). Waktu adalah watu keseluruhan dari jalannya penelitian yang berkaitan dengan pengambilan data saat penelitian. Sedangkan apabila tidak berkaitan dengan waktu-waktu khusus seperti itu, maka dicantumkan waktu dari awal dilaksanaknnya penelitian sampai akhir penelitian.






DAFTAR PUSTAKA

Alimul, Aziz (2003), Riset Keperawatan dan Tekhnik Penulisan Ilmiah, Jakarta: Salemba Medika

Notoadmodjo, Soekidjo. (1993), Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

Suharsimi, Arikunto. (1998), Prosedur Penelitian. Jakarta: Salemba Medika

_______(2007), Jenis-Jenis Penelitian, http://indiwan.blogspot.com/2007/09/jenis-jenis-penelitian.html, (diakses tanggal 29 Agustus 2009 jam 11.01 WIB)

_______(2008), Syarat-Syarat Objek Dan Subjek Mencapai Pengetahuan, http://safilsof.multiply.com/journal/item/1/Syarat-syarat_Objek_dan_Subjek_Mencapai_Pengetahuan, (diakses tanggal 29 Agustus 2009 jam 11.05 WIB)

_______(2009), Penyusunan Ipd Dan Do Dalam Penelitian Survey, http://unhalu.ac.id/staff/pallawagau/?p=146, (diakses tanggal 29 Agustus 2009 jam 11.09 WIB)

_______(2009), Penyusunan dan Bagian-Bagian dalam Metodologi / Metode Penelitian (research method), http://mepow.wordpress.com/2009/06/24/tips-menyusun-metodologi-metode-penelitian-skripsi-tesis/, (diakses tanggal 29 Agustus 2009 jam 11.12 WIB)

Rabu, 26 Agustus 2009

TUGAS KEPERAWATAN JIWA I TH 2009

TUGAS KELOMPOK
KEPERAWATAN JIWA 1

A. DESKRIPSI TUGAS
1. Hubungan Perawat-Klien Terapeutik dalam keperawatan Kesehatan jiwa.
a. Sifat sifat hubungan
b. Fase hubungan perawat klien
c. Komunikasi efektif
d. Dimensi respon hubungan Perawat-Klien.
e. Dimensi aksi hubungan perawat klien terapeutik
2. Gangguan jiwa pada anak dan remaja
a. Macam gangguan jiwa pada anak dan remaja.
b. Asuhan keperawatan gangguan jiwa pada anak dan remaja
3. Asuhan keperawatan klien kehilangan dan berduka (loss and grief)
a. Definisi
b. Kategori kehilangan
c. Proses kehilangan
d. Prespektif agama terhadap kehilangan
e. Fase-fase kehilangan
f. Contoh stressor dan bentuk kehilangan di indonesia
g. Pengkajian (faktor predisposisi, genetic, kesehatan jasmani, kesehatan mental, pengalaman kehilangan di masa lalu, struktur kepribadian, faktor presipitasi, perilaku, mekanisme koping)
h. Diagnosa keperawatan
i. Perencanaan
j. Prinsip keperawatan pada anak dengan respon kehilangan
k. Prinsip keperawatan pada orangtua dengan respon kehilangan (kematian anak)
l. Pelaksanaan
4. Askep pasien dengan krisi
a. Definisi
b. Faktor pencetus terjadinya krisis
c. Faktor pengimbang ( balancing factory ) krisis
d. Faktor risiko krisis
e. Macam-macam krisis
f. Tipe – tipe krisis
g. Fase Krisis
h. Intervensi krisis
i. Pengkajian( peristiwa pencetus, termasuk kebutuhan yang tercantum oleh kejadian dan gejala yang timbul, mengidentifikasi persepsi pasien terhadap kejadian, data yang dikumpulkan berkaitan dengan koping individu tak efektif, pada krisis malapetaka perilaku individu dapat diidentifikasi berdasarkan fase
respon terhadap masalah musibah yang dialami, respon)
j. Diagnosa keperawatan
k. Perencanaan
l. Implemenasi
m. Evaluasi
5. Asuhan keperawatanpasien dengan gangguan alam perasaan
a. Pengertian
b. Rentang respons emosional
c. Perbedaan antara grieving dan dying
d. Faktor predisposisi & presipitasi
e. Perilaku dan mekanisme koping
f. Asuhan keperawatan klien dengan mania dan depresi
1) Pengkajian
2) Masalah keperawatan
3) Perencanaan
4) Evaluasi
6. Asuhan keperawatan pada pasien gangguan kognitif dan mental organik
a. Defenisi :
1. Fungsi otak (lobus frontalis, lobus temporal, lobus parietal, lobus oksipitalis, sisitim limbik).
2. Gangguan fungsi otak pada: lobus frontalis, gangguan pada lobus temporalis, lobus parietalis dan oksipitalis, sistim
3. Rentang respon kognitif secara umum :
4. Pengkajian
1) Faktor predisposisi
2) Stressor presipitasi
3) Halusinasi
4) Bingung
5) Delusi
6) Halusinasi
7) Perilaku: delirum, demensia
8) Mekanisme koping :
5. Diagnosa keperawatan menurut nanda :
6. Perencanaaan :
7. Implementasi :
8. Intervensi delirium :
9. Intervensi pada demensia
10. Prinsip konservatif myra levines
7. Asuhan keperawatan pasien dengan kecemasan
a. Definisi
b. Tingkatan cemas (ansietas) menurut peplau (1963)
c. Rentang respon ansietas
d. Faktor predisposisi
e. Stressor pencetus
f. Respon fisiologis system tubuh terhadap ansietas
g. Respon perilaku, kognitif & afektif
h. Sumber koping
i. Mekanisme koping
j. Mekanisme pertahanan ego
k. Kriteria serangan panic
l. Kriteria obsesif
m. Kriteria kompulsi
n. Proses keperawatan
8. Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan orientasi realita
a. Definisi gor
b. Penyebab gor
c. Proses informasidalam otak
d. Rentang respon gor

e. Pengkajian:
1) Faktor predisposisi
2) Faktor presipitasi
3) Sumber koping
4) Respon koping (kognitif, motorik, persepsi, emosi dan social)
5) Macam gor: waham (definisi, jenis-jenis, proses terjadinya, prinsip tindakan keperawatan), halusinasi (definisi, jenis-jenis, intensitas dan proses terjadinya, prinsip tindakan keperawatan)
6) Fungsi kognitif
7) Fungsi persepsi
8) Fungsi emosi
9) Fungsi motorik
10) Fungsi social
f. Diagnosa keperawatan
g. Rencana keperawatan
h. Intervensi
i. Evaluasi

B. Syarat Penulisan:
1. Diketik dalam kertas ukuran A4 dengan margin kanan 2 cm, kiri 3 cm, atas dan bawa masing-masing 2 cm
2. Diketik dengan huruf time new roman dengan ukuran 12 dan 1,5 spasi
3. Setiap teori yang ada dalam materi inti dan contoh padalampiranharus disertai dengan footnote (Catatan kaki dari buku sumber atau referensi)
4. Petunjuk penulisan:
a. Kutipan yang redaksinya / kalimatnya sedikit (tidak lebih dari tiga baris, diketik langsung dalam satuan alinea teks dengan pemberian tanda kutip ujung awal dan ujung akhir dari kalimat.
Kutipan yang pengarangya ditulis dibelakang kalimat:
Seperti halnya dengan penyakit kronis lainya, asma memerlukan penanganan jangka panjang. Keberhasilan pengobatan tidak saja ditentukan oleh obat anti asma, tetapi juga oleh kepatuhan minum obat dan hal-hal lain yang berhubungan dengan pencegahan timbulnya serangan asma. “Salah satu syarat keberhasilan pengobatan asma adalah kerjasama yang baik antara penderita, keluarga, dengan dokter yang mengobati” (Sundaru, 2002 : 152).
Kutipan yang pengaranya dituliskan didepan kalimat:
Dalam hal dukungan keluarga, Friedman (1998: 34) mengatakan, bahwa dukungan keluarga sebagai suatu proses hubungan antara keluarga dengan lingkungan sosial yang bersifat timbal balik; umpan balik dan keterlibatan emosional. Dukungan sosial keluarga membuat keluarga mampu berfungsi dengan berbagai kepandaian dan akal.
b. Penulisan daftar pustaka dari buku
Atmoseputro, K. (2001). Produktivitas aktualisasi budaya perusahaan, Jakarta : PT Gramedia
Arikunto, Suharsimi, (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek ; Cet. 12, Jakarta: Rineka Cipta
Davis, K. & Newstran, J.W., (1990). Human Behaviour Of Work Organizations Behaviour, terjemahan, Jakarta : Erlangga

c. Penulisan daftar pustaka dari jurnal:
Alford, Juechter, (1998). Five Condition For High Performance Culture, Journal Of Training and Development

d. Penulisan daftar pustaka dari Skripsi/tesis/desertasi
Sukamto, Edi, (2005). analisis beban kerja dan factor-faktor yang berhubungan dengan disiplin kerja. Program Pasca Sarjana Keperawatan Universitas Indonesia: Thesis tidak dipublikasikan

e. Penulisan daftar pustaka dari majalah
Nindy. .(2005). Femina. Makanan Bergizi dan Menarik Untuk Balita. Edisi Januari 2005. Jakarta : Praktika Corporations.


f. Penulisan daftar pustaka dari internet
Massofa, (2008). Pengertian dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja, http://www.wordpress.com. diunduh tanggal 18 desember 2008, jam 12.00 WIB).
5. Jumlah halaman 10-17 halaman.
6. Daftar pustaka minimal 7, boleh dari buku literature, internet dan lainnya. Untuk buku minimal 3 judul buku dan sisanya boleh dari internet
7. Dijilid dengan menyertakan lembar konsultasi
8. Dikumpulkan tanggal 03 aGUSTUS 2009 dalam bentuk hard copy dan softcopy

C. Kriteria Penilaian
1. Peserta didik wajib hadir dalam kegiatan pembelajaran minimal 90%
2. Jika peserta didik hadir hanya 75% atau kurang dari 90%, diwajibkan menyusun makalah/ tugas yang ditentukan oleh PJMK
3. Kehadiran kurang dari 75% tidak diijinkan mengikuti evaluasi akhir semester
4. Terlambat mengumpulkan tugas, akan dikurangi nilainya sesuai dengan ketentuan dan kesepakatan.

ACUAN TUGAS RISET UNTUK PENULISAN PROPOSAL

KERANGKA ACUAN PENULISAN PROPOSAL RISET

Secara berurutan kerangka penulisan usulan penelitian terdiri dari 3 bagian seperti tersebut dibawah ini:
1. BAGIAN AWAL
Bagian awal usulan penelitian terdiri atas:
a. Halaman sampul depan
b. Halaman sampul dalam
c. Halaman persetujuan
d. Halaman daftar isi
e. Halaman daftar tabel
f. Halaman daftar gambar
g. Halaman daftar lampiran

2. BAGIAN INTI
Bagian inti usulan penelitian memuat hal sebagai berikut:
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan masalah
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
1.3.2 Tujuan Khusus
1.4 Manfaat
1.5 Relevansi
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN HIPOTHESA
BAB 4 METODE PENELITIAN

3. BAGIAN AKHIR
Bagian akhir terdiri dari:
a. Daftar Pustaka  HAVARD SYSTEM
b. Lampiran
1) Bantuan fasilitas pengumpulan data awal
2) Permohonan menjadi responden
3) Informed concent
4) Instrumen





Pedoman penulisan proposal karya tulis ilmiah

BAGIAN AWAL

Secara berurutan bagian awal terdiri dari 8 komponen seperti tersebut dibawah ini:
1. Halaman sampul depan
Halaman ini memuat berturut-turut: Proposal KTI, judul, lambang AKPER Rustida, nama mahasiswa, kalimat: “YAYASAN RUSTIDA, AKADEMI KEPERAWATAN RUSTIDA, BANYUWANGI JULI 2009, dan tahun proposal diujikan”.
Halaman ini menggunakan kertas Buffalo atau linen warna merah.

2. Halaman sampul dalam
Halaman ini berisi materi yang sama dengan halaman sampul depan, tetapi menggunakan kertas putih sesuai dengan ketentuan Akademi Keperawatan Rustida Krikilan.

3. Halaman persetujuan
Halaman ini memuat nama lengkap dan tanda tangan pembimbing atau promotor dan kopromotor.

4. Halaman daftar isi
Daftar ini memuat semua bagian dalam penulisan proposal skripsi, termasuk urutan bab, sub bab, dan anak sub bab dengan nomor halamannya.

5. Halaman daftar tabel
Daftar tabel memuat nomor urut table, judul table dan nomor halaman.

6. Halaman daftar gambar
Daftar gambar memuat nomor urut gambar, judul gambar dan nomor halaman.

7. Halaman daftar lampiran
Daftar lampiran memuat nomor urut lampiran, judul lampiran dan nomor halamannya.






BAGIAN INTI

Penjelasan bagian inti sebagai berikut:

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Identitas masalah penelitian merupakan langkah awal seorang peneliti yang harus dilaksanakan. Masalah kesehatan atau keperawatan terjadi apabila terdapat kesenjangan antara apa yang seharusnya ada (teori) dengan kenyataan yang dijumpai dilapangan dan memerlukan suatu pemecahan (Sastroasmoro & Ismael, 1995; Praktiknya, 1993; Abedo, 1974). Dalam perumusan masalah pada karya tulis hal-hal berikut perlu diuraikan:
1) Introduksi masalah penelitian
2) Justifikasi/Skala masalah berupa besarnya masalah dan pengaruh yang timbul terhadap kesehatan; waktu terjadi pada saat ini (apakah semakin meningkat); tempat kejadian, karakteristik masyarakat yang terkena;
3) Kronologis masalah berupa penyebab masalah dan dampak dari masalah
4) Konsep solusi berupa konsep pemecahan yang sudah dan akan digunakan.
Latar belakang masalah berisi tentang uraian apa yang menjadi masalah penelitian, alasan mengapa masalah itu penting dan perlu diteliti. Masalah tersebut harus didukung oleh fakta empiris (pemikiran induktif) sehingga jelas, memang ada masalah yang perlu diteliti. Juga harus ditunjukkan letak masalah yang akan diteliti dalam konteks teori (pemikiran deduktif) dengan permasalahan yang lebih luas, serta peranan penelitian dalam pemecahan permasalahan yang lebih luas.

1.2 Rumusan masalah
Pertanyaan masalah
Pertanyaan penelitian setidaknya harus mengandung unsure (Q: Question-pertanyaan; S: Spesific; dan S: Sparated). Hipothesa adalah pernyataan sebagai jawaban sementara atas pertanyaan peneliti, yang harus diuji kesahihannya secara empiris. Dalam suatu karya tulis atau riset tidak semuanya memerlukan hipotesa, tetapi cukup menyusun suatu pertanyaan.
1.3 Tujuan
Bagian ini mengemukakan tujuan yang ingin dicapai melalui proses penelitian. Tujuan penelitian harus tegas dan jelas. Tujuan penelitian dapat menjadi: Tujuan umum dan Tujuan khusus.
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan umum merupakan tujuan penelitian secara keseluruhan yang ingin dicapai melalui penelitian.

1.3.2 Tujuan Khusus
Tujuan khusus merupakan penjabaran atau penyahapan tujuan umum, sifatnya lebih operasional dan spesifik. Bila semua tujuan khusus tercapai, maka tujuan umum juga terpenuhi. Kata-kata operasional dalam tujuan khusus adalah: mengukur, mengidentifikasi, menganalisa, membandingkan, menilai, dll.

1.4 Manfaat
Bagian ini berisi uraian tentang temuan baru yang dihasilkan dan manfaat temuan penelitian tersebut bagi perkembangan ilmu pengetahuan, yang dapat dimanfaatkan oleh ilmuwan lain untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni (IPTEKS).

1.5 Relevansi
Terhadap perkembangan IPTEK dan Praktik Keperawatan.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan pustaka memuat uraian yang sistematik tentang teori dasar yang relevan, fakta, hasil penelitian sebelumnya, yang berasal dari pustaka mutakhir yang memuat teori, proposisi, konsep atau pendekatan terbaru yang ada hubungannya dengan penelitian yang dilakukan. Teori dan fakta yang digunakan seharusnya diambil dari sumber primer. Mencantumkan nama sumbernya. Tata cara penulisan kepustakaan harus sesuai dengan ketentuan pada panduan yang digunakan.

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN HIPOTHESA
Kerangka Konseptual Penelitian
Kerangka konseptual disintesis, diabstraksi, dan diekstrapolasi dari berbagai teori dan pemikiran ilmiah, yang mencerminkan paradigma sekaligus tuntunan untuk memecahkan masalah penelitian dan merumuskan hipotesis. Kerangka konseptual penelitian dapat berbentuk bagan, modelmatematik, atau persamaan fungsional, yang dilengkapi dengan urutan kualitatif.
Hipotesis
Hipotesis merupakan posisi keilmuwan yang dilandasi oleh kerangka konseptual penelitian dan merupakan jawaban sementara terhadap permasalahan yang dihadapi, yang dapat diuji kebenarannya berdasarkan fakta empiris.

BAB 4 METODE PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian
Merupakan wadah menjawab pertanyaan penelitian atau menguji kasahihan hipotesis. Macam type desain penelitian yang sering digunakan dalam keperawatan, misalnya: deskriptif-analitik: studi kasus, korelasi, cross-sectional, komparasi, pre-post nonrandomized experiment; Experiment: quasy-experiment dan true-experiment.

Hal-hal yang menjadi pertimbangan dalam menentukan design penelitian:
1. Apakah akan ada intervensi keperawatan yang perlu dilaksanakan kepada responden?
2. Perbandingan tipe apakah yang akan dipergunakan?
3. Prosedur apakah yang akan dipergunakan untuk mengontrol variable?
4. Kapan dan berapa kali data akan dikumpulkan dari responden?
5. Dalam situasi yang bagaimanakah riset akan dilaksanakan, diklinik, dirumah atau tempat lain?

4.2 Kerangka Kerja
Berhubungan dengan abstrak yang disusun berdasarkan suatu tema/topik riset. Pada kerangka kerja disajikan alur penelitian, terutama variable yang akan digunakan dalam penelitian.

4.3 Identifikasi Variabel
Variabel adalah karakteristik yang dimiliki oleh subyek (orang, benda, situasi) yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok tersebut. Semua variable yang diteliti harus diidentifikasi, mana yang termasuk variable bebas (Independen Variabel), variable tergantung (Dependen Variabel), dan variable pengontrol serta variable perancu. Untuk itu dirancang bangun penelitian atau diagram kerangka konsep sangat membantu dalam identifikasi variable. Identifikasi variable merupakan hal yang sangat penting yang menyangkut seluruh bagian penelitian, terutama dalam manajemen dan analisa data.

4.4 Definisi Operasional
Menjelaskan semua variable dan istilah yang akan digunakan dalam penelitian secara operasional, sehingga mempermudah pembaca/penguji dalam mengartikan makna penelitian

Variabel Definisi Parameter Alat Ukur Skala Skor


4.5 Desain Sampling
Populasi adalah seluruh subyek atau data dengan karakteristik tertentu yang akan diteliti.
Sampel adalah bagian dari populasi yang diteliti. Disini ditentukan pula criteria inklusi, eksklusi dan besar sample.
Sampling adalah suatu proses dalam menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat mewakili suatu populasi.

4.6 Pengumpulan Data
4.6.1 Instrumen Penelitian
Pada bagian ini disebutkan secara ringkas jenis instrumen pengumpulan data, misalnya: Questionare, interview, observasi atau pengukuran fisiologis (in vivo & in vitro).
4.6.2 Prosedur Pengumpulan Data
Diuraikan secara lengkap, jelas dan berurutan bagaimana peneliti dalam mengumpulkan data.
4.6.3 Penyajian Data
Data yang telah terkumpul selama proses pengumpulan data selanjutnya dilakukan coding (pengkodean) yang selanjutnya disajikan dalam bentuk-bentuk yang telah ditetapkan.
4.6.4 Pengolahan Data
Pada penelitian quantitative perlu disebutkan analisa statistik yang akan digunakan (jika menggunakan) dan sebutkan macam datanya (missal Kategorikal: Nominal dan ordinal; Numerik: interval dan rasio). Apabila ada beberapa variable yang akan dianalisa, dirinci cara analisis yang akan dicapai untuk setiap variable. Data yang terkumpul dalam penelitian keperawatan biasanya dianalisa secara deskriptif dengan menyejikan data secara tabulasi silang dan atau perhitungan sederhana (missal: Che-Square untuk mengetahui prosentase distribusi antar variabel) serta untuk mengetahui hubungan atau perbedaan variabel independen dan dependen.

4.7 Masalah Etik
Penelitian apapun, khususnya yang menggunakan manusia sebagai subyek tidak boleh bertentangan dengan etika. Oleh karena itu setiap penelitian yang menggunakan subyek manusia harus tidak bertentangan dengan etika. Oleh karena itu setiap penelitian yang menggunakan subyek manusia harus mendapatkan persetujuan dari komisi etika medis/keperawatan setempat. Beberapa prinsip dalam pertimbangan etika meliputi; bebas dari exploitasi; bebas dari penderitaan; kerahasiaan; bebas menolak menjadi responden.
Yang perlu dituliskan pada penelitian meliputi: Informed consent, anonymity, confidentially.

4.8 Keterbatasan
Keterbatasan mengenai penulisan karya ilmiah perlu disebutkan pada bagian ini atau bagian pembahasan. Misalnya, keterbatasan dalam pengambilan sample, jumlah sampel yang diteliti, instrumen pengumpulan data, keterbatasan waktu penelitian dan lainnya yang dipandang perlu.

BAGIAN AKHIR
Bagian akhir terdiri dari:
a. Daftar Pustaka (HAVARD SYSTEM)
b. Lampiran merupakan bagian yang memuat keterangan atau data tambahan.

Demikian Kerangka acuan penulisan proposal KTI ini dibuat untuk dijadikan pedoman dalam penulisan proposal Karya Tulis Ilmiah.



Mengetahui/Menyetujui,
AKPER RUSTIDA
Direktur,




ANIS YULI ASTUTIK, S.Kep., Ns Krikilan, Mei 2009
AKPER RUSTIDA
PUDIR I




EKO PRABOWO, S.Kep., Ns














CONTOH SAMPUL DEPAN


PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH

EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK DENGAN NAPAS DALAM TERHADAP PENGURANGAN NYERI PERSALINAN
PADA WANITA INPARTU KALA I FASE AKTIF
DI RUANG BERSALIN RSUD GENTENG





Oleh:
RISKIYATI SYAFINA ARIEF
NIM : 03.039




YAYASAN RUSTIDA
AKADEMI KEPERAWATAN RUSTIDA
BANYUWANGI, JULI 2009
CONTOH SAMPUL BELAKANG

PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH

EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK DENGAN NAPAS DALAM TERHADAP PENGURANGAN NYERI PERSALINAN
PADA WANITA INPARTU KALA I FASE AKTIF
DI RUANG BERSALIN RSUD GENTENG


Diajukan Sebagai Syarat Menyelesaikan Mata Kuliah Pengantar Riset Keperawatan




Oleh:
RISKIYATI SYAFINA ARIEF
NIM : 03.039


YAYASAN RUSTIDA
AKADEMI KEPERAWATAN RUSTIDA
BANYUWANGI, JULI 2009
CONTOH LEMBAR PERSETUJUAN

LEMBAR PERSETUJUAN


Karya Tulis Oleh : RISKIYATI SYAFINA ARIEF
Judul : EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK DENGAN NAPAS DALAM TERHADAP PENGURANGAN NYERI PERSALINAN PADA WANITA INPARTU KALA I FASE AKTIF DI RUANG BERSALIN RSUD GENTENG

Telah disetujui untuk diujikan dihadapan Dewan Penguji Proposal Karya Tulis Ilmiah pada tanggal: ……………….. 2007.





Oleh:



Pembimbing:




……………………………………….





Mengetahui
AKADEMI KEPERAWATAN RUSTIDA
Direktur,




……………………………………………
CONTOH HALAMAN PENGESAHAN


HALAMAN PENGESAHAN


Telah di Uji dan disetujui oleh Tim Penguji pada Ujian Sidang di Akademi Keperawatan Rustida

Tanggal, ………………………………. 2009







TIM PENGUJI

Tanda Tangan
Ketua : ………………………….. …………………..
Anggota : 1. ……………………….. …………………..
2. ……………………….. …………………..






Mengetahui

AKADEMI KEPERAWATAN RUSTIDA
Direktur,




………………………………………..




CONTOH PENULISAN

BAB 1
PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang
Nyeri adalah bagian integral dari persalinan dan melahirkan (Mander, 2004 : 74). Wanita-wanita yang pernah melahirkan mengalami rasa nyeri saat proses persalinan dan nyeri yang dirasakan termasuk nyeri berat. ..................................................................
Jumlah klien dengan partus normal selama bulan Februari 2006 di RSUD Genteng sebanyak 21 Ibu. 8 dari 10 wanita di Desa Tegal Pakis yang pernah ................................

1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan data dalam latar belakang, maka perumusan pertanyaan adalah sebagai berikut : Apakah terapi musik dengan napas dalam efektif mengurangi nyeri persalinan pada wanita inpartu kala I fase aktif di Ruang Bersalin RSUD Genteng ?

1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan umum
Untuk mengetahui efektifitas terapi musik dengan napas dalam terhadap pengurangan nyeri persalinan pada wanita inpartu kala I fase aktif di Ruang Bersalin RSUD Genteng.

1.3.2 Tujuan khusus
1) Mengidentifikasi nyeri pada wanita inpartu kala I fase aktif sebelum dilakukan pemberian terapi musik di Ruang Bersalin RSUD Genteng.
2) ............................

1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Praktis
Memberikan suatu wawasan dan pengetahuan peneliti tentang terapi musik untuk mengurangi nyeri persalinan pada wanita yang akan melahirkan secara nyata.
1.4.2 Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi pembaca den tentang terapi musik, sehingga mengurangi rasa nyerinya.
1.5 Relevansi
Hacker (2001 : 150) menyatakan bahwa nyeri persalinan adalah nyeri akibat perangsangan ujung-ujung saraf khusus yang disebabkan oleh kontraksi rahim, dilatasi serviks dan distensi perineum.

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

Dalam hal ini disajikan konsep dasar berdasarkan teori. Yang pertama : Konsep Dasar Nyeri, kedua : Konsep Dasar Nyeri Persalinan, ketiga : Konsep Dasar Terapi Musik.



2.1 Konsep Dasar Nyeri
Di bawah ini akan disajikan konsep dasar nyeri yang meliputi pengertian, patofisiologi, tipe dan sifat nyeri, reaksi seseorang terhadap nyeri, faktor – faktor yang mempengaruhi respon nyeri, skala nyeri, mengkaji persepsi nyeri.

2.1.1 Pengertian Nyeri
Menurut International Association for study of pain di seattle yang dikutip oleh Lehndorff (2005 : 2)

2.1.2 Etiologi Nyeri
Menurut Lumbantobing (2001 : 56), ada beberapa penyebab nyeri yaitu :
1) Trauma.
2) ...................

2.1.3 Patofisiologi Nyeri
2.1.3.1 Reseptor – reseptor dan rangsang nyeri
Reseptor nyeri disebut nociceptor merupakan ujung – ujung syaraf bebas tidak bermyelin atau .................

2.1.3.2 Teori Transmisi Nyeri
Menurut Long B.C (1996 : 222) mekanisme saraf kompleks secara keseluruhan tidak dimengerti tentang keterlibatan dengan nyeri. Ada beberapa kenyataan serta teori – teori antara lain :
1) Teori pemisahan (specifiatty)
Reseptor – reseptor nyeri tertentu menyalurkan impuls – impuls ke seluruh jalur nyeri ke otak.................
2) Teori pola (Patern)
Nyeri yang terjadi karena efek – efek kombinasi intensitas stimulus dan jumlah .................

















BAB 3
KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTHESIS

3.1 Kerangka Konseptual























Keterangan :
: Diteliti
----------- : Tidak diteliti

Gambar 3.1 : Kerangka konseptual efektifitas terapi musik dengan napas dalam terhadap pengurangan nyeri persalinan pada wanita inpartu kala I fase aktif di Ruang Bersalin RSUD Genteng Banyuwangi.

3.2 Hipotesa Penelitian
3.2.1 Hipotesa nol
Terapi musik tidak efektif terhadap pengurangan nyeri persalinan
3.2.2 Hipotesa alternatif
Terapi musik efektif terhadap nyeri persalinan