Jumat, 15 Januari 2010

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROSES INVOLUSI UTERUS

Eko prabowo

1. Ambulasi
Umumnya wanita sangat lelah setelah melahirkan, lebih-lebih bila persalinan berlangsung lama, karena si ibu harus cukup beristirahat, dimana ia harus tidur terlentang selama 8 jama post partum untuk memcegah perdarahan post partum. Kemudian ia boleh miring ke kiri dan ke kanan untuk memcegah terjadinya trombosis dan tromboemboli. Pada hari kedua telah dapat duduk, hari ketiga telah dapat jalan-jalan dan hari keempat atau kelima boleh pulang. Mobilisasi ini tidak mutlak, bervariasi tergantung pada adanya komplikasi persalinan, nifas, dan sembuhnya luka.

2. Senam Nifas
Senam nifas berupa gerakan-gerakan yang berguna untuk mengencangkan otot-otot perut yang telah menjadi longgar setelah kehamilan. Waktu memulai senam nifas tergantung keadaan ibu dan nasehat dokter. Bila ibu dalam keadaan normal, setelah beberapa jam boleh dilakukan senam nifas mulai dengan gerakan-gerakan yang amat ringan. Seperti menarik nafas panjang melalui perut, tidur telentang lalu miring kanan, miring kiri dan seterusnya. Senam nifas membantu memperbaiki sirkulasi darah, memperbaiki sikap tubuh dan punggung setelah melahirkan, memperbaiki otot tonus,pelvis dan perenggangan otot abdomen atau disebut juga perut pasca hamil dan memperbaiki juga memperkuat otot panggul

3. Proses Laktasi
Jam sesudah persalinan si ibu disuruh mencoba menyusui bayinya untuk merangsang timbulnya laktasi, kecuali ada kontraindikasi untuk menyusui bayinya, misalnya: menderita thypus abdominalis, tuberkulosis aktif, thyrotoxicosis,DM berat, psikosi atau puting susu tertarik ke dalam, leprae. Atau kelainan pada bayinya sendiri misalnya pada bayi sumbing (labiognato palatoschizis) sehingga ia tidak dapat menyusu oleh karena tidak dapat menghisap, minuman harus diberikan melalui sonde. Dimana menyusui merangsang pengeluaran hormon oksitosin yang akan mampu meningkatkan proses kontraksi uterus yang akhirnya memberikan dampak terhadap semakin cepatnya proses involusi uterus
4. Komplikasi persalinan
• Persalinan berlangsung lama sampai terjadi persalinan terlantar.
• Tindakan operasi persalinan.
• Tertinggalnya plasenta selaput ketuban dan bekuan darah
5. Anestesi
Secara khas, penurunan tonus dan motilitas otot uterus menetap selama waktu yang singkat setelah bayi lahir. Kelebihan analgesia dan anastesia bisa memperlambat pengembalian tonus dan motilitas ke keadaan normal
6. Lamanya persalinan
Persalinan yang lama, akan memberikan dampak pada kelelahan pada ibu, yang akhirnya akan mengakibatkan otot-otot akan kehilangan energy.
7. Usia
Usia ibu yang relative muda dimana individu mencapai satu kondisi vitalitas yang prima sehingga kontraksi otot dan kembalinya alat-alat kandungan juga semakin cepat karena proses regenerai dari sel-sel alat kandungan yang sangat bagus pada usia-usia tersebut.
8. Nutrisi
Factor pemenuhan kebutuhan nutrisi juga sangat mempengaruhi proses involusi uterus. Karena kebutuhan zat pembangun atau protein untuk menggantikan sel-sel yang rusak selama terjadinya proses persalinan dan selama masa nifas cukup tinggi. Sehingga berkurangnya protein juga akan mempengaruhi proses involusi uterus.
9. Paritas
Faktor paritas juga memiliki peranan yang cukup penting. Ibu primipara proses involusi uterus berlangsung lebih cepat. Sedangkan Semakin banyak jumlah anak maka proses peregangan otot dan tingkat elastisitasnya akan berkurang.
10. Pekerjaan
Pekerjaan erat hubunganya dengan kemampuan untuk memberikan asi eksklusif. Dimana ibu tidak memberikan asi secara eksklusif karena ibu harus bekerja. Tidak diberikannya asi secara eksklusif juga akan mempengaruhi sekresi dari hormon oksitosin sehingga akan memberikan dampak akan semakin memanjangnya proses involusi uterus

Kamis, 14 Januari 2010

Mekanisme senam nifas terhadap involusi uteri

Oleh: Eko Prabowo
Mekanisme senam nifas terhadap involusi uteri
Saat seorang wanita melahirkan terjadi kelelahan otot-otot panggul oleh karena proses meneran. Kontraksi kuat otot yang berlangsung lama mengakibatkan keadaan yang dikenal sebagai kelelahan otot, hal ini diakibatkan dari ketidakmampuan proses kontraksi dan metabolisme serabut-serabut otot untuk melanjutkan suplai pengeluaran kerja yang sama. Kontraksi makin lama makin lemah karena serabut otot sendiri kekurangan ATP.
Oleh karena itu diperlukan latihan senam nifas sehingga terjadi keadan kontraksi filamen-filamen aktin tertarik kedalam diantara filamen-filamen miosin sehingga satu sama lain tumpang tindih. Filamen aktin dapat ditarik bersama-sama sedemikian kuatnya sehingga ujung-ujung filamen miosin melengkung waktu kontraksi yang sangat kuat. Adanya potensial aksi dalam serabut-serabut otot menyebabkan pelepasan ion-ion kalsium dari retikulum sarkoplasma dan merangsang serabut saraf dari jaringan sekitarnya sehingga dapat menimbulkan kontraksi secara bersama-sama (Guyton, 1995)
Gerakan senam nifas yang menimbulkan involusi uterus adalah gerakan-gerakan pada otot-otot dasar panggul yaitu muskulus levator ani yang terjadi dari m. pubu cocygeus, m. ilio cocygeus, m. ichio cocygeus dan otot pintu bawah panggul yaitu m. spinchter ani externus yang dikenal dengan gerakan kegel juga gerakan pengerutan otot perut yaitu adanya kontraksi pada otot rektus abdominalis mempengaruhi serabut-serabut otot saraf pada myometrium sehingga timbul kontraksi pula.