LATAR BELAKANG MASALAH
DAN PERUMUSAN MASALAH PENELITIAN
Oleh: Ekoprabowo
Disampaikan dalam pembelajaran mata kuliah pengantar riset keperawatan di Akper Rustida Krikilan Banyuwangi
2.1 Definisi Masalah Penelitan
Menurut Soekidjo Notoadmodjo (2002:51), masalah adalah titik tolak dari setiap kegiatan penelitian, sebab bagi seorang peneliti “masalah” merupakan undangan untuk melakukan penelitian. Pada saat dan situasi sekarang ini dimana kemjuan ilmu pengetahuan dan teknologi sudah begitu tinggi, tetapi dipihak lain masalah semakin banyak dan kompleks pula. Hal ini juga berarti perlu perhatian dan penanganan dari kita untuk pemecahan masalah-masalah tersebut. Sedangkan penelitian adalah bagian dari proses pemecahan masalah.
Masalah adalah suatu kesenjangan (gap), antara yang seharusnya dengan apa yang terjadi tentang suatu hal, atau antara kenyataan yang ada atau terjadi dengan yang seharusnya terjadi, antara haerapan dan kenyataan. Misalnya, seharusnya untuk mencapai masyarakat yang sehat, semua anggota masyarakat harus membuang kotoran di kakus, harus minum air yang bersih, makan makanan yang bergizi cukup, dan sebagainya. Tetapi pada kenyataannya banyak anggota masyarakat yang buang air besar di kebun atau kali, minum air yang tidak bersih dan tidak dimasak, makan yang hanya ala kadarnya dan sebagainya. Hal ini berarti ada kesenjangan dan ini adalah satu masalah kesehatan masyarakat.
Masalah penelitian adalah suatu kondisi yang memerlukan pemecahan atau alternatif pemecahan, baik buruknya suatu penelitian sangat ditentukan oleh resarch problem. Masalah riset biasanya didapatkan dari topik yang secara luas berhubungan dengan keperawatan.mengingat dalam topik sudah ada area masalah, maka dalam melakukan identifikasi masalah hendaknya tidak dicantumkan dalam topik (Nursalam, 2003, 42).
Pada hakikatnya masalah penelitian kesehatan adalah segala bentuk pertanyaan yang perlu dicari jawabannya, atau segala bentuk rintangan dan hambatan atau kesulitan yang muncul dalam bidang kesehatan kedokteran yang perlu diatasi dan dipecahkan. Dari sini dapat dilihat bahwa dibidang kesehatan atau kedokteran, masalah tersebut sangat banyak dan kompleks dan bahkan tidak terbatas.
2.2 Syarat Masalah Penelitian
Menurut Nursalam dan Siti Pariani (2000:23) syarat masalah penelitian harus mengandung unsur FINER:
F = Feasible
1. Tersedia subjek penelitian
2. Tersedia dana
3. Tersedia alat, waktu dan keahlian
I = Interesting
Masalah hendaknya menarik untuk diteliti
N = NOVEL
1. Membantah atau mengkonfirmasi penemuan terdahulu
2. Melengkapi, mengembangkan hasil penelitian terdahulu
3. Menemukan sesuatu yang baru
E = ETHICAL
Tidak bertentangan dengan etika, khususnya etika keperawatan
R = RELEVANT
1. Bagi perkembangan IPTEK
2. Untuk peningkatan asuhan kesehatan atau keerawatan dan kebijaksanaan kesehatan
Sementara itu menurut (Soedigdo Sastroasmoro, 2002: 55), apabila kita akan melakukan penelitian, pertanyaan yang pertama harus dijawab adalah masalah apa yang layak untuk diteliti. Dibawah ini syarat-syarat masalah penelitian:
1. Masih Baru
Pengertian “baru” disini maksudnya ialah maslah tersebut belum pernah diungkapkan atau belum dilakukan penelitian oleh orang lain. Dengan kata lain masalah tersebut masih hangat-hangatnya di masyarakat.hal ini penting agar tidak terjadi usaha yang sia-sia karna sudah dilakukan orang lain.disinilah perlunya banyak membaca literatur atau publikasi penelitian laian atau diskusi dengan pihak-pihak lain.tanpa banyak membaca, kita tidak tahu apakah masalah penelitian kita sudah dijawab oleh penelitian lain atau belum.
2. Aktual
Masalah penelitian yang aktual disini diartikan masalah tersebut benar-benar terjadi atau berlangsung di dalam masyarakat. Masalah penelitian tidak boleh mengawang atau tidak berpijak pada kenyataan di masyarakat. Hal ini juga bahwa masalah tersebut harus menjadi masalah masyarakat, bukan maslah peneliti. Untuk memperoleh masalah yang aktual ini penulis harus banyak melakukan kunjungan lapangan, berdialog dengan masyarakat, atau dengan ahli-ahli yang bersangkutan dengan bidang yang akan diteliti.
3. Praktis
Suatu penelitian untuk kepentingan apapun dan jenis penelitia apapun selalu memerlukan sumber daya, baik tenaga, pikiran, biaya, dan waktu. Untuk itu masalah penelitian tersebut harus mempunyai nilai yang praktis, artinya hasil penelitian tersebut harus dapat menunjang kegiatan praktis.masalah yang tidak mempunyai kepentingan praktis, tidak layak untuk diangkat untuk menjadi masalah penelitian, sebab hanya merupakan suatu pemborosan atau penghamburan sumber daya saja.
4. Memadai
Masalah yang akan diangkat menjadi masalah penelitian harus dibatasi ruang lingkupnya, tidak terlalu luas, tetapi juga tidak terlalu sempit. Masalah yang terlalu luas akan menghasilkan penelitian yang jelas dan juga akan memakan sumberdaya yang besar. Sebaliknya masalah yang terlalu sempit akan menghasilkan sesuatu yang kurang berbobot. Oleh sebab itu, masalah harus dibatasi, disesuaikan dengan kemampuan dan sumber daya yang tersedia meskipun tidak terlalu sempit. Dengan kata lain, maslah yang akan diangkat menjadi masalah penelitian tersebut harus memadai.
5. Sesuai dengan Kemampuan Peneliti
Seseorang yang akan melakukan penelitian harus mempunyai kemampuan penelitian dan kemampuan dibidang yang akan ditelitinya. Apabila dia tidak mempunyai kemampuan-kemampuan tersebut, sudah barang tentu hasil penelitiannya kurang dapat dipertanggungjawabkan baik dari segi ilmiah (akademis) maupun praktis. Seorang yang akan meneliti dibidang kesehatan atau kedokteran, dengan sendirinya harus mengetahui pengetahuan tentang kesehatan dan kedokteran.
6. Sesuai dengan Kebijaksanaan Pemerintah
Masalah-masalah yang bertentangan dengan kebijaksanaan pemerintah, undang-undang pemerintah, ataupun adat istiadat masyarakat, tidak dapat diangkat menjadi masalah penelitian. Sebab masalah-masalah ini disamping bertentangan dengan kebijaksanaan tersebut, juga dapat mengundang kekuatan sosial maupun politik yang dapaat merintangi dan menghambat jalannya penelitian.
7. Ada yang Mendukung
Seperti telah disebutkan diatas, bahwa penelitian apapun memerlukan biaya dan biaya ini biasanya dapat diperoleh dari instansi-instansi pendukung atau sponsor, baik swasta maupun pemerintah. Agar penelitian tersebut dapat dibiayai dengan sponsor maka masalah yang dipilih harus disesuaikan dengan masalah yang dirasakan oleh para sponsor tersebut.
Kriteria-kriteria ini bukanlah kriteria untuk memilih topik penelitian, tetapi kriteria untuk memilih masalah yang akan dijadikan titik tolak untuk meneliti. Dengan dipilihnya masalah penelitian yang berdasarkan kriteria tersebut diharapkan akan menghasilkan kegiatan penelitian yang relevan dengan kebutuhan program dibidang yang bersangkutan.
Sebelum melakukan pemilihan masalah penelitian, pernyataan-pernyataan dibawah ini kiranya perlu dijawab agar dapat membantu kita dalam pemilihan masalah yang relevan.
1. Apakah masalah yang akan kita teliti itu merupakan masalah yang sedang hangat didalam masyarakat pada saat ini?
2. Apakah masalah tersebut benar-benar ada didalam masyarakat, atau apakah aktual?
3. Sejauh mana masalah tersebut dirasakan? Apakah penduduk atau masyarakat merasakan masalah tersebut?
4. Apakah masalah tersebut mempengaruhi kelompok tertentu, misalnya ibu hamil, bayi, atau anak balita?
5. Apakah masalah tersebut berhubungan dengan masalah sosial, kesehatan, atau ekonomi yang luas?
6. Apakah masalah tersebut berhubungan dengan aktivitas program yang sedang berjalan?
7. Siapa lagi yang tertarik atau terlibat pada masalah tersebut?
2.3 Sumber-sumber masalah penelitian
Menurut Nursalam dan Siti Pariani (2000:16), permasalahan riset bisa didapatkan dari berbagai sumber, akan tetapi dalam pemilihan sumber harus selektif, aktif, dan imajinatif dalam penggunaannya. Moody, Vera, Blanks, dan Visseher (1989) meneliti tentang sumber-sumber permasalahan didapatkan dari:
1) 87% dari pengalaman praktek klinik
2) 57% dari literatur (kepustakaan)
3) 46% dari interaksi dan diskusi dengan teman sejawat
4) 28% dari interaksi dengan murid dan
5) 9% dari prioritas dana
Sementara itu menurut Sanapiah Faisal (1982: 52) sumber-sumber masalah dalam penelitian adalah:
1) Fenomena pendidikan di ruang kuliah, di sekolah, dan di masyarakat.
2) Perubahan teknologi dan pengembangan kurikulum, selamanya membawa problem baru dan kesempatan baru bagi suatu kerja penelitian.
3) Pengalaman-pengalaman akademis itu sendiri, seharusnya bisa menstimulir sikap bertanya terhadap berbagai praktek pendidikan yang berlaku luas di masyarakat.
4) Berkonsultasi dengan dosen-dosen pengajar, dosen-dosen penasehat atau seorang guru besar, juga berguna dan juga merupakan sumber pula didalam rangka menemuikan masalah peneltian.
2.4 Syarat-syarat penulisan latar belakang
Menurut Hendratmo (2006) dalam blognya di situs http://www.hdn.or.id/index.php/artikel/2006/menulis_latar_belakang, menyatakan bahwa dalam menulis sebuah proposal, skripsi, tesis, dan tulisan formal lain yang sejenisnya (selanjutnya kita sebut sebagai Tulisan), biasanya ada satu bagian yang namanya "Latar Belakang". Latar belakang ini pada umumnya ada di bagian pertama pada Tulisan, atau di BAB Pendahuluan. Namun tidak jarang di antara kita merasa bingung apa yang harus ditulis pada bagian "Latar Belakang" itu. Sehingga banyak di antara kita yang menganggap bahwa Latar Belakang itu sekedar basa-basi, tidak relevan dengan isi Tulisan, atau sekedar pembukaan biasa.
Padahal Latar Belakang justru bagian yang penting sebagai titik tolak untuk memberikan pemahaman kepada pembaca mengenai apa penyebab munculnya tulisan kita. Dari Latar Belakang lah dapat kita perlihatkan sebuah "milestone" kepada pembaca. Latar Belakang lah yang memberikan penjelasan rasional mengenai penyebab mengapa Tulisan kita muncul.
Latar belakang terdiri dari tiga unsur, yaitu:
1) Kondisi ideal
Kondisi ideal menggambarkan sebuah keadaan yang menjadi tujuan, dicita-citakan, atau impian. Dalam sebuah organisasi, kondisi ideal biasanya diuraikan dalam sebuah visi misi. Kondisi ideal juga bisa berarti suatu kondisi jangka pendek / jangka menengah / jangka panjang yang ingin dicapai, khususnya yang berkaitan dengan Tulisan yang akan Anda rumuskan. Ibaratnya perjalanan, kondisi ideal ini adalah kota tujuan yang ingin dicapai.
2) Kondisi saat ini
Kondisi saat ini menggambarkan keadaan yang secara realita benar-benar terjadi pada saat ini. Uraikan kondisi realita tersebut, terutama yang berkaitan dengan tulisan yang sedang dirumuskan. Dan nantinya akan dikaitkan dengan kondisi ideal di atas, akan ditarik benang merahnya. Ibaratnya perjalanan, kondisi saat ini adalah ungkapan tentang: sudah sampai mana perjalanan kita, apakah sudah sampai 10 KM, sudah sampai kota X, atau bahkan belum jalan sama sekali.
3) Solusi / suatu hal untuk mengatasi gap antara kondisi saat ini dengan kondisi ideal
Pada bagian ini, barulah diuraikan hal-hal yang akan dilakukan/ditulis/diteliti/dll dalam rangka mengatasi gap antara kondisi saat ini dengan kondisi ideal yang ingin dicapai. Ibaratnya perjalanan, solusi ini adalah usaha yang akan kita lakukan untuk menuju kota tujuan dari posisi perjalanan kita saat ini. Solusi inilah yang akan menjadi inti dari Tulisan kita nanti. Setelah semua diuraikan dalam Latar Belakang, barulah sub-bab berikutnya. Misalnya sub-bab permasalahan yang menggambarkan masalah apa saja yang mungkin akan dihadapi dalam melaksanakan solusi/Tulisan yang akan dikerjakan.
Menurut Ir. Balza Achmad, M.Sc.E (2005) syarat penulisan latar belakang antara lain:
1) Latar belakang masalah bersifat konvergen (mulai yang umum ke hal yang semakin khusus).
2) Memuat jawaban atas pertanyaan2 berikut: Apa masalah yang ada dari topik yang akan diteliti?
(1) Usaha-usaha penyelesaian apa sajakah yang pernah dilakukan? (sampaikan secara ringkas, detilnya ada di Tinjauan Pustaka)
(2) Permasalahan apa yang masih tertinggal setelah usaha-usaha di atas? (atau: usaha di atas menimbulkan permasalahan apa lagi?)
(3) Permasalahan apa yang akan diselesaikan dalam penelitian ini?
(4) Cara penyelesaian bagaimana yang diusulkan dalam penelitian ini?
(5) Mengapa cara penyelesaian tersebut diusulkan? (dapat menyangkut manfaat/ keuntungan atau apa yang membuat yakin bahwa penelitian tersebut dapat dilakukan; jika mengacu penelitian lain sampaikan secara ringkas, detilnya ada di Tinjauan Pustaka)
(6) Apa beda penelitian tersebut dengan yang lain (menyangkut keaslian penelitian)
3) Dengan demikian latar belakang masalah harus cukup komprehensif (tidak mungkin ditulis hanya dalam 1-2 halaman)
Untuk menjaga keaslian penelitian, harus disampaikan cukup bukti bahwa telah melakukan kajian literatur yang cukup mengenai penelitian-penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya (untuk S1: 10-20 judul, sebanyak mungkin berupa paper jurnal, seminar, skripsi, laporan penelitian dengan tahun penerbitan yang baru; jangan terlalu banyak buku teks; bahan dari internet dibatasi untuk sumber yang layak dipercaya dan sebisa mungkin ada nama penulis, tahun, serta medianya)
Menurut Sambodo (2007) dalam jurnalnya mengatakan: sebenarnya, latar belakang penelitian merupakan sebab-sebab (alasan) mengapa suatu masalah atau hal itu menarik untuk diteliti. Alasan tersebut dapat diperinci menjadi alasan objektif dan alasan subjektif. Alasan objektif merupakan alasan yang langsung menyangkut topik penelitian dengan objek yang akan diteliti. Secara objektif, alasan penelitian dilakukan dapat dikategorikan menjadi beberapa hal yaitu :
1) Arti penting atau peranan topik pembicaraan/ penelitian
Maksudnya, topik pembicaraan/penelitian yang diangkat akan memberikan manfaat dan peranan yang penting dalam hubungannya dengan ilmu pengetahuan dan kehidupan sehingga hal tersebut harus diteliti.
(1) Perlunya pengembangan/peningkatan di bidang topik penelitian
Ini merupakan lanjutan dari penelitian/ hasil/teknologi yang telah ada terdahulu. Dengan pengembangan penelitian yang dilakukan akan menghasilkan kemanfaatan yang lebih besar bagi ilmu pengetahuan, ditemukannya metode/teknologi baru yang lebih efektif, dan lain-lain yang merupakan hasil tindak lanjut dari yang sudah ada sebelumnya.
(2) Perlunya saran/masukan sebagai bahan pembinaan/ peningkatan/ pengembangan di bidang topik penelitian.
Ini merupakan penelitian yang akan dilakukan untuk menguji ulang atau mendapatkan hasil yang baru sesuai dengan topik penelitian yang sama. Sehingga hasil yang diperoleh nantinya akan berguna sebagai bahan pertimbangan untuk peningkatan/pengembangan hasil penelitian tersebut.
(3) Perlunya penelitian dilakukan untuk alasan kemanfaatan praktis (terapan, keterampilan, pengetahuan, dll) atau alasan kemanfaatan keilmuan (pengembangan teori, dll).
Latar belakang secara objektif kebanyakan merupakan alasan yang diperoleh karena masalah yang akan menjadi topik penelitian sudah ada sebelumnya, atau sudah diangkat sebelumnya. Sehingga dalam latar belakang penelitian, perlu diberikan tinjauan pustaka, data-data kuantitatif maupun kualtatif serta acuan berbagai masalah yang berkaitan dengan objek atau topik penelitian anda. Secara garis besar, dalam latar belakang diberikan informasi baik dari acuan pustaka maupun hasil observasi awal yang telah dilakukan terhadap topik penelitian itu. Contoh latar belakang penelitian secara objektif adalah sebagai berikut.
2.5 Syarat Penulisan Pertanyaan Penelitian
Menurut Nursalam dan Siti Pariani (2000: 105) Setelah masalah dirumuskan, peneliti perlu menyusun suatu pertanyaan atau hipotesa penelitian. Pertanyaan penelitian setidaknya harus mengandung unsur Q: Question, S:Specific dan S:Separated.
Contoh penulisan pertanyaan;
“Apakah faktor demografi berpengaruh terhadap adaptasi tentang gangguan konsep diri pada klien pasca mastektomi?”
“Apakah kejelasan pemberian informasi pre operasi berpengaruh terhadap gangguan konsep diri pada klien pasca mastektomi?”
Menurut Achmad Djunaedi (2002:15) meskipun dapat berupa kalimat berita, sebaiknya pertanyaan penelitian berupa kalimat tanya (yang diakhiri dengan tanda tanya). Bila pertanyaan penelitian lebih dari satu, maka semua pertanyaan haruslah berada dalam satu “payung” (satu sistem). Bila tidak, maka akan terasa mengerjakan dua tesis sekaligus atau lebih. Untuk memperjelas “payung” tersebut dapat pula ditulis satu pertanyaan besar yang memayungi sejumlah pertanyaan kecil. Bila perlu, beri penjelasan tentang beberapa istilah dan letakkan penjelasan tersebut di bawah daftar pertanyaan penelitian.
Menurut ( Nursalam, 2003:44 ) Burn & Grove mengemukakan 5 pertanyaan yang perlu dijawab sebelum merumuskan pertanyaan penelitian.
1 Apa yang salah atau yang perlu diperhatikan pada situasi ini.
2 Dimana letak kesenjangannya.
3 Informasi apa yang dibutuhkan untuk mencari masalah ini.
4 Perlukah melakukan tindakan pelayanan di klinik.
5 Perubahan apa yang diperlukan untuk mengatasi masalah tersebut.
Sedangkan menurut Polit & Hungler yang dikutip oleh (Nursalam, 2003: 44), syarat penulisan pertanyaan penelitian adalah sebagai berikut:
1 Apakah research question ini berhubungan dengan teori atau praktek ? ( substansi)
2 Bagaimana pertanyaan akan bisa dijawab ?(metodologis)
3 Apakah tersedia sarana dan prasarana yang memadai ( partical demensions )
4 Dapatkah pertanyaan ini dijelaskan secara konsisten dengan berdasarkan pada ethical issue ? ( ethical dimensions)
2.6 Penulisan Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Penulisan Tujuan Penelitian
Menurut Sutikno Slamet (2008) yang diposting melalui http://tesis-disertasi.blogspot.com/2008/04/kegunaanmanfaat-penelitian.html, tujuan penelitian harus sejalan dan sinkron dengan masalah penelitian yang sudah diformulasikan dalam bentuk rumusan masalah.
Contohnya :
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka penelitian ini ditujukan untuk :
1) Mengetahui pengaruh motivasi terhadap kinerja pegawai PT. X
2) Mengetahui pengaruh kompensasi terhadap kinerja pegawai PT. X
3) Mengetahui pengaruh motivasi dan kompensasi secara bersama-sama terhadap kinerja pegawai PT. X
Tujuan penelitian harus relevan dan harus mengacu pada masalah yang telah dirumuskan.adanya tujuan yang jelas akan mempermudah penelitian untuk mendapatkan hasil yang diharapkan, tujuan penelitian harus jelas,ringkas dan ditulis menggunakan kata kerja operasional seperti : mengidentifikasi,mempelajari,mencari menganalisis, membuktikan, mengembangkan, dan lain-lain.
Apabila rumusan masalah menyangkut hubungan maka tujuan hendaknya menyangkut persoalan hubungan.dalam riset keperawatan tujuan penelitian meliputi tujuan umum dan tujuan khusus (Aziz Alimul Hidayat, 2007)
1) Tujuan Umum
Di dalam tujuan umum (ultimate goal,ultimate objektive) di nyatakan secara kategoris apakah tujuan akhir penelitian yang hendak dilaksanakan tersebut yang mungkin merupakan aspek yang lebih luas atau tujuan jangka panjang (Sudigdo Sastroasmoro, 1995)
2) Tujuan Khusus
Dalam tujuan khusus (spesifik objective) disebutkan secara tajam hal-hal yang akan langsung di ukur,di nilai atau diperoleh dari penelitian.tujuan umum dan tujuan khusus yang hanya berdiri dari satu atau dua butir saja,mungkain cukup di tulis secara naratif di dalam satu kalimat.tetapi bila ada banyak butir dan sub butir maka perlu di pecah dan di beri nomor,agar lebih mudah di mengerti (Sudigdo Sastroasmoro, 1995)
2. Penulisan Manfaat Penilitan
Menurut Sutikno Slamet (2008) yang diposting melalui http://tesis-disertasi.blogspot.com/2008/04/kegunaanmanfaat-penelitian.html, bahwa kegunaan/manfaat penelitian umumnya dipilah menjadi dua kategori, yaitu teoritis/akademis dan praktis/fragmatis. Kegunaan teoritis/akademis terkait dengan kontribusi tertentu dari penyelenggaraan penelitian terhadap perkembangan teori dan ilmu pengetahuan serta dunia akademis. Sedangkan kegunaan praktis/fragmatis berkaitan dengan kontribusi praktis yang diberikan dari penyelenggaraan penelitian terhadap obyek penelitian, baik individu, kelompok, maupun organisasi.
Contohnya :
Merujuk pada tujuan penelitian diatas, maka penelitian ini sekurang-kurangnya diharapkan dapat memberikan dua kegunaan, yaitu :
1) Manfaat teoritis, dapat memperkaya konsep atau teori yang menyokong perkembangan ilmu pengetahuan manajemen sumber daya manusia, khususnya yang terkait dengan pengaruh motivasi dan kompensasi terhadap kinerja pegawai PT. X.
2) Manfaat praktis, dapat memberikan masukan yang berarti bagi PT. X dalam meningkatkan kinerja pegawainya, khususnya melalui perspektif motivasi dan kompensasi.
2.7 Penulisan Relevansi Penelitian
Relevensi menunjukan keterkaitan antara penelitian yang telah dilakukan dengan isu saat ini khususnya isu keperawatan, kemajuan ilmu dan tekhnologi, kebijakan kesehatan atau sebagai petunjuk bagi penelitian lebih lanjut. ( A. aziz Alimul Hidayat, 2007:53 )
Menurut Nursalam dan Siti Pariani (2000:105) menyebutkan bahwa pada tahap ini peneliti harus dapat memprediksi hasil penelitian yang akan dilakukan, apakah relevan dengan “issues” yang sekarang ini; kemajuan ilmu dan teknologi; kebijaksanaan kesehatan, atau sebagai petunjuk bagi penelitian lebih lanjut.
DAFTAR PUSTAKA
Notoatmodjo, Soekidjo. 2002. Metode Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta : Jakarta
Faisal, Sanapiah. 1982. Metodologi Penelitian Pendidikan. Usaha Nasional : Surabaya
Nursalam@Siti Pariani. 2000. Metodologi Riset Keperawatan. CV Info Medika : Surabaya
Nursalam, 2003,
Sastroasmoro, Sudigdo.1995.Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis.Binarupa Aksara : Jakarta
_________ (2006) TipsMenulis Latar Belakang, http://www.hdn.or.id/index.php/artikel/2006/menulis_latar_belakang, diakses tanggal 04 September 2009, jam 10.50
_________ (2006) Kegunaan/Manfaat Penelitian, http://tesis-disertasi.blogspot.com/2008/04/kegunaanmanfaat-penelitian.html, diakses tanggal 04 September 2009, jam 10.50