Konsep Judul Penelitian
Disusun Oleh: Eko Prabowo
Sebagai bahan kuliah Pengantar Riset Keperawatan
1.1 Definisi Judul Penelitian
Judul merupakan cermin dari keseluruhan isi karya ilmiah, dalam membuat judul penelitian keperawatan hendaknya bersifat menjelaskan diri, menarik sehingga orang langsung menduga materi dan masalah dan materi apa yang di teliti. Dapat memberikan gambaran global tentang arah, maksud, tujuan dan ruang lingkup penelitian (A.Aziz Alimul H, 2003 ; 12)
Judul adalah pencerminan dari tujuan penelitian. Oleh karena tujuan penelitian itu di rumuskan dari masalah penelitian atau dengan kata lain tujuan penelitian merupakan jawaban sementara dari pernyataan penelitian, maka judul penelitian juga mencerminkan masalah penelitian (Soekidjo Notoadmodjo, 1993; 38)
Dari dua pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa judul adalah pencerminan dari keseluruhan isi karya ilmiah yang bersifat menjelaskan diri, menarik sehingga orang langsung menduga materi dan masalah dan materi apa yang diteliti, penjabaran dari topik yang lebih spesifik dan sering menyiratkan variabel yang akan dibahas.
1.2 Syarat Judul Penelitian
Menurut Suharsimi (1998;3) ada orang yang berpendapat bahwa sebaiknya judul penelitian ditulis selengkap mungkin sehingga dengan membaca judul dapat diketahui kehendak peneliti dengan kegiatannya itu.sebaliknya, orang lain berpendapat bahwa judul penelitian sebaiknya sesingkat mungkin. Jika pembaca ingin tahu apa yang dimaksud lebih lanjut harus membaca penjelasan dibagian lain.
Judul penelitian yang lengkap diharapkan mencakup:
1 Sifat dan jenis penelitian
2 Objek yang diteliti
3 Subjek penelitian
4 Lokasi/daerah penelitian
5 Tahun/waktu terjadinya peristiwa
Sementara itu pendapat A.Aziz Alimul H (2003; 12), secara umum syarat judul penelitian yang baik antara lain :
1. Menarik minat peneliti
Judul yang menarik dan diminati oleh peneliti akan memberikan motivasi tersendiri bagi peneliti untuk melakukan penelitian selanjutnya.judul dalam penelitian keperawatan dapat disesuaikan dengan masalah keperawatan pasien dalam asuhan keperawatan.
2. Mampu dilaksanakan oleh peneliti
Judul yang mudah dilaksanakan oleh peneliti akan memperlancar dalam proses penelitian sehingga hambatan selama dalam proses penelitian dalam proses penelitian dapat diatasi dengan mudah.
3. Mengandung kegunaan praktis dan penting untuk diteliti
Judul seharusnya dapat dimanfaatkan dalam pengembangan ilmu dan hasilnya dapat memberikan manfaat bagi masyarakat.
4. Cukup tersedia data
Judul hendaknya memungkinkan tersedianya data yang dapat memudahkan para peneliti,sehingga tidak membebani dalam proses penelitian.
5. Hindari publikasi dengan judul lain
Judul tidak sama dengan judul lain,namun untuk pengembangan penelitian sebaiknya menggunakan judul yang lebih spesifik.
6. Berisi variabel yang akan diteliti
Judul hendaknya mengandung dua unsur variabel yang akan diteliti,mengingat judul merupakan bagian dari keseluruhan isi penelitian.
7. Berupa kalimat pertanyaan
Judul sebaiknya kalimat pernyataan sebab akan lebih baik memudahkan untuk untuk dipahami oleh pembaca.
8. Jelas, singkat, dan tepat
Judul hendaknya mengandung kejelasan isi, singkat, dan tepat terhadap masalah yang akan diteliti, sifat jelas, singkat dan tepat akan lebih memudahkan seseorang untuk memahami isi secara keseluruhan apa yang akan diteliti.
1.3 Komponen judul penelitian
Menurut Suharsini Arikunto (1998. Hal: 32), didalam merumuskan sebuah judul penelitian, ada yang berpendapat bahwa sebaiknya judul penelitian ditulis selengkap mungkin sehingga dengan membaca judul dapat diketahui kehendak peneliti dengan kegiatannya itu. Namun sebaliknya, adapula yang berpendapat bahwa judul penelitian sebaiknya sesingkat mungkin. Jika pembaca ingin tahu apa yang dimaksud lebih lanjut harus membaca penjelasan di bagian lain. Dan untuk judul penelitian yang lengkap diharapkan mencakup beberapa komponen antaralain :
1. Sifat dan jenis penelitian
Dalam artikel dengan judul jenis-jenis penelitian yang beralamat di http://indiwan.blogspot.com/2007/09/jenis-jenis-penelitian.html, penelitian dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis penelitian misalnya:
1) Penelitian kualitatif (termasuk penelitian historis dan deskriptif)
Adalah penelitian yang tidak menggunakan model-model matematik, statistik atau komputer. Proses penelitian dimulai dengan menyusun asumsi dasar dan aturan berpikir yang akan digunakan dalam penelitian. Asumsi dan aturan berpikir tersebut selanjutnya diterapkan secara sistematis dalam pengumpulan dan pengolahan data untuk memberikan penjelasan dan argumentasi. Dalam penelitian kualitatif informasi yang dikumpulkan dan diolah harus tetap obyektif dan tidak dipengaruhi oleh pendapat peneliti sendiri. Penelitian kualitatif banyak diterapkan dalam penelitian historis atau deskriptif.
(1) Penelitian historis
Menerapkan metode pemecahan yang ilmiah dengan pendekatan historis. Proses penelitiannya meliputi pengumpulan dan penafsiran fenomena yang terjadi di masa lampau untuk menemukan generalisasi yang berguna untuk memahami, meramalkan atau mengendalikan fenomena atau kelompok fenomena. Penelitian jenis ini kadang-kadang disebut juga penelitian dokumenter karena acuan yang dipakai dalam penelitian ini pada umumnya berupa dokumen. Penelitian historis dapat bersifat komparatif, yakni menunjukkan hubungan dari beberapa fenomena yang sejenis dengan menunjukkan persamaan dan perbedaan; bibliografis, yakni memberikan gambaran menyeluruh tentang pendapat atau pemikiran para ahli pada suatu bidang tertentu dengan menghimpun dokumen-dokumen tentang hal tersebut: atau biografis, yakni memberikan pengertian yang luas tentang suatu subyek, sifat dan watak pribadi subyek, pengaruh yang diterima oleh subyek itu dalam masa pembentukan pribadinya serta nilai subyek itu terhadap perkembangan suatu aspek kehidupan.
(2) Penelitian deskriptif
Adalah penelitian tentang fenomena yang terjadi pada masa sekarang. Prosesnya berupa pengumpulan dan penyusunan data, serta analisis dan penafsiran data tersebut. Penelitian deskriptif dapat bersifat komparatif dengan membandingkan persamaan dan perbedaan fenomena tertentu; analitis kualitatif untuk menjelaskan fenomena dengan aturan berpikir ilmiah yang diterapkan secara sistematis tanpa menggunakan model kuantitatif; atau normatif dengan mengadakan klasifikasi, penilaian standar norma, hubungan dan kedudukan suatu unsur dengan unsur lain.
2) Penelitian teoritis
Adalah penelitian yang hanya menggunakan penalaran semata untuk memperoleh kesimpulan penelitian. Proses penelitian dapat dimulai dengan menyusun asumsi dan logika berpikir. Dari asumsi dan logika tersebut disusun praduga (konjektur). Praduga dibuktikan atau dijelaskan menjadi tesis dengan jalan menerapkan secara sistematis asumsi dan logika. Salah satu bentuk penerapan asumsi dan logika untuk membentuk konsep guna memecahkan soal adalah membentuk model kuantitatif. Dalam beberapa penelitian teoritis tidak diadakan pengumpulan data.
3) Penelitian ekperimental
Adalah penelitian yang dilakukan dengan menciptakan fenomena pada kondisi terkendali. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan hubungan sebab-akibat dan pengaruh faktor-faktor pada kondisi tertentu. Dalam bentuk yang paling sederhana, pendekatan eksperimental ini berusaha untuk menjelaskan, mengendalikan dan meramalkan fenomena seteliti mungkin. Dalam penelitian eksperimental banyak digunakan model kuantitatif.
4) Penelitian rekayasa (termasuk penelitian perangkat lunak)
Adalah penelitian yang menerapkan ilmu pengetahuan menjadi suatu rancangan guna mendapatkan kinerja sesuai dengan persyaratan yang ditentukan. Rancangan tersebut merupakan sintesis unsur-unsur rancangan yang dipadukan dengan metode ilmiah menjadi suatu model yang memenuhi spesifikasi tertentu. Penelitian diarahkan untuk membuktikan bahwa rancangan tersebut memenuhi spesifikasi yang ditentukan. Penelitian berawal dari menentukan spesifikasi rancangan yang memenuhi spesifikasi yang ditentukan, memilih alternatif yang terbaik, dan membuktikan bahwa rancangan yang dipilih dapat memenuhi persyaratan yang ditentukan secara efisiensi, efektif dan dengan biaya yang murah. Penelitian perangkat lunak komputer dapat digolongkan dalam penelitian rekayasa.
2. Objek yang diteliti
Dalam artikel yang berjudul syarat-syarat objek dan subjek mencapai pengetahuan dengan alamat di http://safilsof.multiply.com/journal/item/1, baik subjek dan objek memiliki suatu kondisi tertentu agar keduanya dapat saling berinteraksi hingga mencapai suatu pengetahuan. Subjek dalam pembahasan ini adalah manusia sedangkan objek ialah benda yang terlihat dan tidak terlihat (di dalam konsep), dan manusia. Keduanya memiliki kontribusi dalam menghasilkan pengetahuan yang nantinya akan berguna bagi manusia. Meski objek cenderung bersifat pasif namun ia memiliki karakteristik tertentu sehingga ia dapat diabstraksikan dalam bentuk konsep. Suatu hal dapat dilihat sebagai suatu objek jika mempunyai beberapa kriteria berikut antara lain :
1) Eidos
Apa yang menyebabkan materi itu diketahui ialah karena materi itu memiliki eidos. Eidos ialah bentuk, konsep, gagasan dari materi, apa yang membentuk materi sehingga materi tersebut memiliki kekhasan tertentu atau fisionomi khas. Dengan tujuan, orientasi dan arti benda maka ia bukan hanya berupa kodrat saja tetapi memberi kegiatan dan tujuan tertentu. Jadi, ia menangkap signifikansi dari benda itu. Misalnya, kursi, mengapa dan untuk apa kursi dibuat.
2) Progresif
Progresif ialah suatu kondisi yang terbuka akan materi lain selain materi biasa. Dalam ilmu pengetahuan sosial, objek dari penelitian ialah manusia. Dengan progresif, manusia sebagai objek harus diperlakukan secar hormat dan simpati. Jangan sampai kita memperlakukan mereka seperti benda yang pasif.
3. Subjek penelitian
Dalam Dalam artikel yang berjudul syarat-syarat objek dan subjek mencapai pengetahuan dengan alamat di http://safilsof.multiply.com/journal/item/1, suatu subjek mempunyai kriteria sebagai berikut :
1) Keterbukaan
Keterbukaan ialah sebuah kondisi di mana manusia sadar akan eksistensi atau keberadaan dan kodrat realitas. Hal ini yang membedakan antara manusia dengan makhluk lain yaitu tumbuh-tumbuhan dan hewan karena mereka tinggal terkurung dan tertutup dalam dirinya. Kalau tumbuh-tumbuhan, meski ia hidup, namun ia pasif. Sedangkan hewan hanya bisa mengikuti insting mereka saja. Manusia dapat berkesadaran karena ia memiliki intelegensi. Dengan intelegensi, ia memiliki kemampuan untuk menyempurnakan pengetahuan yang ia dapat. Selain itu, ia memiliki kemampuan indra batin yaitu ingatan dan imajinasi serta kemampuan afektifitas. Manusia memiliki “keakuan” terhadap dirinya. Oleh karena itu, manusia dalam proses hidupnya mencari jati diri masing-masing. Apabila kesadaran tidak ada maka pengetahuan tidak akan dimungkinkan. Subjek harus mengenal dirinya sendiri sebelum ia mengenal dan membuat sesuatu. Tetapi subjek juga harus berupaya agar ia mengerti sesuatunya itu lebih spesifik dan mendalam.
2) Kemampuan Menyambut
Kemampuan menyambut ialah sebuah kondisi di mana objek mempengaruhi eksistensi subjek. Setelah terpengaruh oleh objek, hasilnya ialah berupa ingatan, gambar dan ide. Apabila seseorang memiliki ketertarikan berupa penyambutan yang lebih baik maka ia akan lebih mengetahuinya secara mendalam dari pada seseorang tidak mempunyai ketertarikan.
3) Interioritas
Interioritas ialah kondisi dimana rasa keingintahuan dari kemampuan menyambut mengisi ruang pengetahuannya. Semakin banyak ia mengetahui maka semakin banyak pula pengetahuan yang manusia dapatkan.
4) Dimensi supramaterial
Dimensi supramaterial adalah asal usul dari 3 karakter di atas. Bila di satu pihak materi ialah yang membatasi, maka di pihak manusia ia mengatasi. Bila materi itu pasif maka manusia itu aktif. Ia menyambut dan mengatasi materi tersebut. Dengan intelektualitas manusia, ia dapat mengatasi materi itu. Setelah manusia mengatasi dengan cara abstraksi, maka konsep-konsep tersimpan ke dalam ingatan. Di dalam ingatan, yang ada tidak hanya benda materi yang sudah dikonsepkan saja karena manusia terpacu dengan daya kreatifitasnya sehingga manusia melakukan imajinasi terhadap konsep tadi. Manusia melengkapi, dan ia memperbanyak pengetahuan.
4. Lokasi/daerah penelitian
Dalam artikel Penyusunan IPD dan DO dalampenelitian survey dengan alamat di http://unhalu.ac.id/staff/pallawagau/, peneliti perlu memahami secara mendalam tentang tipe, ruang lingkup dan karakteristik komunitas yang akan menjadi lokasi survai. Hal ini diperlukan sebagai pertimbangan peneliti dalam rangka mengatasi masalah yang akan dihadapi dan persiapan teknik operasional kegi¬atan survai menyangkut personil, keuangan, perlengkapan, akomo¬dasi, dan sebagainya. Perencanaan yang akurat mengenai berbagai aspek tersebut akan sangat membantu peneliti dan memperlancar survai yang akan dilaksanakan.
5. Tahun/waktu terjadinya peristiw
Dalam artikel Penyusunan dan Bagian-Bagian dalam Metodologi / Metode Penelitian (research method) dengan alamat di http://mepow.wordpress.com/2009/06/24/tips-menyusun-metodologi-metode-penelitian-skrips, waktu dan tempat penelitian mutlak harus dicantumkan dalam metodologi penelitian (metode penelitian). Waktu adalah watu keseluruhan dari jalannya penelitian yang berkaitan dengan pengambilan data saat penelitian. Sedangkan apabila tidak berkaitan dengan waktu-waktu khusus seperti itu, maka dicantumkan waktu dari awal dilaksanaknnya penelitian sampai akhir penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Alimul, Aziz (2003), Riset Keperawatan dan Tekhnik Penulisan Ilmiah, Jakarta: Salemba Medika
Notoadmodjo, Soekidjo. (1993), Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
Suharsimi, Arikunto. (1998), Prosedur Penelitian. Jakarta: Salemba Medika
_______(2007), Jenis-Jenis Penelitian, http://indiwan.blogspot.com/2007/09/jenis-jenis-penelitian.html, (diakses tanggal 29 Agustus 2009 jam 11.01 WIB)
_______(2008), Syarat-Syarat Objek Dan Subjek Mencapai Pengetahuan, http://safilsof.multiply.com/journal/item/1/Syarat-syarat_Objek_dan_Subjek_Mencapai_Pengetahuan, (diakses tanggal 29 Agustus 2009 jam 11.05 WIB)
_______(2009), Penyusunan Ipd Dan Do Dalam Penelitian Survey, http://unhalu.ac.id/staff/pallawagau/?p=146, (diakses tanggal 29 Agustus 2009 jam 11.09 WIB)
_______(2009), Penyusunan dan Bagian-Bagian dalam Metodologi / Metode Penelitian (research method), http://mepow.wordpress.com/2009/06/24/tips-menyusun-metodologi-metode-penelitian-skripsi-tesis/, (diakses tanggal 29 Agustus 2009 jam 11.12 WIB)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar