JENIS
DAN DESAIN PENELITIAN
1.
Definisi Desain Penelitian
Desain artinya rencana, tetapi apabila dikaji lebih
lanjut kata itu dapat berarti pula pola, potongan, bentuk, model, tujuan dna
maksud (Echols dan Hassan Shadily, 1976:177), Desain Penelitian menurut William
M.K. Trochim (2006) dalam (file:///I:/desain-penelitian.html//) “Research
design can be thought of as the structure of research -- it is the
"glue" that holds all of the elements in a research project
together.” Sedangkan Lincoln dan Guba (1985:226) mendefinisikan rancangan penelitian
sebagi usaha merencanakan kemungkinan-kemungkinan tertentu secara luas tanpa
menunjukkan secara pasti apa yang akan dikerjakan dalam hubungan dengan unsur masing-masing.
Desain penelitian menurut Mc Millan dalam Ibnu Hadjar
(1999:102) dalam (file:///I:/desain-penelitian.html//)
adalah rencana dan struktur penyelidikan yang digunakan untuk memperoleh
bukti-bukti empiris dalam menjawab pertanyaan penelitian.
Desain penelitian merupakan rencana tentang cara
mengumpulkan dan menganalisis data agar dapat dilaksanakan secara ekonomis
serta serasi dengan tujuan penelitian itu. ( Nasution, Dr.S. 2003; hal 23 )
Rancangan atau desain penelitian adalah suatu yang
sangat penting dalam penelitian, yang memungkinkan pemaksimalan kontrol
beberapa faktor yang bisa mempengaruhi akurasi suatu hasil. ( Nursalam,2003;
hal 80 )
2.
Jenis Desain
Penelitian
Menurut Wilson Diers dalam (Nursalam,2003; hal 82)
jenis desain penelitian keperawatan dibedakan menjadi 4 yaitu :
1). Deskriptif.
Penelitian untuk menjelaskan ,memberi suatu nama, situasi atau fenomena dalam
menemukan ide baru.
2). Faktor yang
berhubungan (relationship).Penelitian ini dilaksanakan unutk mengembangkan
hubungan antar variabel dan menjelaskan hubungan yang ditemukan.penelitian ini
disebut juga penelitian tahap kedua setelah fenomena ditemukan.hubungan
tersebut tidak selalu memiliki mekanisme yang menjelaskan (secara
ko-insiden/kebetulan timbul bersamaan).desain yang sering digunakan adalah cross sectional.
3). Faktor yang
berhubungan (assosiasi). Penelitian ini disebut juga explanatoryatau
corelational,bertujuan untuk menentukan faktor apakah yangh terjadi sebelum
atau bersama-sama tanpa adanya suatu intervensi dari peneliti. Desain yang
digunakan bisa menggunakan cross
sectional atau jenis desain lainnya (kohort,case control).
4). Causal
(pengaruh). Penelitian ini ditujukan untuk menguji pengaruh variabel
independent terhadap variabel dependent. Karaketristik desain pengaruh (causal)
adalah sebagai berikut:
(1)
Intensitas VI (variabel independent) menentukan
intensitas VD (dosis )
(2)
Dapat dijelaskan mekanisme perubahannya
(3)
(Tetapi) bukan sebagai penyebab (causation)
(4)
Jenis desain yang dipergunakan adalah eksperimental:
(1)
True Eksperimental (satu kelompok tidak dilakukan intervensi)
(2)
Quasy Eksperimental (satu kelompok dilakukan intervensi
sesuai dengan metode yang dikehendaki, kelompok lainnya dilakukan seperti
biasanya)
(3)
Pre Eksperimental: Post Only, Pre-Post. Satu kelompok
dilakukan intervensi X dan kelompok lainnya dilakukan intervensi Y.
3.
Desain
Eksperimen
1). Definisi
eksperimen
Penelitian eksperimen adalah observasi objektif
terhadap suatu fenomena yang dibuat agar terjadi dalam suatu kondisi yang
terkontrol ketat, dimana satu atau lebih factor divariasikan dan factor lain
yang dibuat constan. (http://skripsi-konsultasi.blogspot.com/2009/07/penelitian-eksperimen-serta-penelitian.html).
Penelitian Eksperimen merupakan salah satu metode
penelitian yang dapat dipilih dan digunakan dalam penelitian pembelajaran pada
latar kelas (PTK). Penelitian eksperimental dapat diartikan sebagai sebuah
studi yang objektif, sistematis, dan terkontrol untuk memprediksi atau
mengontrol fenomena. Penelitian eksperimen bertujuan untuk menyelidiki hubungan
sebab akibat (cause and effect relationship), dengan cara mengekspos satu atau
lebih kelompok eksperimental dan satu atau lebih kondisi eksperimen. Hasilnya
dibandingkan dengan satu atau lebih kelompok kontrol yang tidak dikenai
perlakuan (Danim, 2OO2) dikutip dari http://aflahchintya23.wordpress.com//
Penelitian eksperimen adalah suatu rancangan
penelitian yang dipergunakan mencari hubungan sebab akibat dengan adanya
keterlibatan penelitian dalam melakukan manipulasi terhadap variabel
bebas.(Nursalam 2003 hal:87)
Penelitian eksperimental merupakan suatu metode yang
sistematis dan logis untuk menjawab pertanyaan. ( Sanapiah Faisal, 1982.hal 76)
2). Karakteristik Penelitian Eksperimen
Danim (2002) dikutip dari
http://aflahchintya23.wordpress.com// menyebutkan beberapa karakteristik penelitian
eksperimental, yaitu :
(1) Variabel-veniabel
penelitian dan kondisi eksperimental diatur secara tertib ketat (rigorous
management), baik dengan menetapkan kontrol, memanipulasi langsung, maupun
random (rambang).
(2) Adanya
kelompok kontrol sebagai data dasar (base line) untuk dibandingkan dengan
kelompok eksperimental.
(3) Penelitian
ini memusatkan diri pada pengontrolan variansi, untuk memaksimalkan variansi
variabel yang berkaitan dengan hipotesis penelitian, meminimalkan variansi
variabel pengganggu yang mungkin mempengaruhi hasil eksperimen, tetapi tidak
menjadi tujuan penelitian. Di samping itu, penelitian ini meminimalkan variansi
kekeliruan, termasuk kekeliruan pengukuran. Untuk itu, sebaiknya pemilihan dan
penentuan subjek, serta penempatan subjek dalarn kelompok-kelompok dilakukan
secara acak.
(4) Validitas
internal (internal validity) mutlak diperlukan pada rancangan penelitian
eksperimental, untuk mengetahui apakah manipulasi eksperimental yang dilakukan
pada saat studi ini memang benar-benar menimbulkan perbedaan.
(5) Validitas
eksternalnya (external validity) berkaitan dengan bagaimana kerepresentatifan
penemuan penelitian dan berkaitan pula dengan penggeneralisasian pada kondisi
yang sama.
(6) Semua
variabel penting diusahakan konstan, kecuali variabel perlakuan yang secara
sengaja dimanipulasikan atau dibiarkan bervariasi.
3). Langkah-Langkah Kegiatan Penelitian Eksperimen
Pada umumnya, penelitian eksperirnental dilakukan
dengan menempuh langkah-langkah seperti berikut, yaitu (http://aflahchintya23.wordpress.com//)
:
(1) Melakukan
kajian secara induktif yang berkait erat dengan permasalahan yang hendak
dipecahkan.
(2) Mengidentifikasi
dan mendefinisikan masalah.
(3) Melakukan
studi literatur dan beberapa sumber yang relevan, memformulasikan hipotesis
penelitian, menentukan variabel, dan merumuskan definisi operasional dan
definisi istilah.
(4) Membuat
rencana penelitian yang didalamnya mencakup kegiatan:
(1) Mengidentifikasi
variabel luar yang tidak diperlukan, tetapi memungkinkan terjadinya kontaminasi
proses eksperimen;
(2) Menentukan
cara mengontrol;
(3) Memilih
rancangan penelitian yang tepat;
(4) Menentukan populasi, memilih
sampel (contoh) yang mewakili serta memilih sejumlah subjek penelitian;
(5) Membagi subjek dalam
kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen;
(6) Membuat instrumen,
memvalidasi instrumen dan melakukan studi pendahuluan agar diperoleh instrumen
yang memenuhi persyaratan untuk mengambil data yang diperlukan;
(7) Mengidentifikasi
prosedur pengumpulan data. dan menentukan hipotesis.
(5) Melaksanakan
eksperimen.
(6) Mengumpulkan
data kasar dan proses eksperimen.
(7) Mengorganisasikan
dan mendeskripsikan data sesuai dengan vaniabel yang telah ditentukan.
(8) Menganalisis
data dan melakukan tes signifikansi dengan teknik statistika yang relevan untuk
menentukan tahap signifikasi hasilnya.
(9) Menginterpretasikan
basil, perumusan kesimpulan, pembahasan, dan pembuatan laporan .
4). Bentuk Desain Ekperimental
(1) Pre-Eksperimen design ( nondesign )
Dikatakan non desain karena sumber – sumber yang mempengaruhi validitas internal
sulit dikontrol sehingga hasil penelitian bukan bentuk – bentuk dari pengaruh
variabel yang dipilih oleh peneliti. (Dr. Sugiono. 2002. Hal 50).
Menurut Babbie E (1999) rancangan
penelitian pra – eksperimen dibedakn menjadi 3, yaitu :
(1)
One-
Short Case Study
penelitian
ini dilakukan dengasn melakukan intervensi tindakan pada satu kelompok kemudian
diobservasi pada variabel dependen setelah diakukan intervensi. Misalnya
peneliti melakukan observasi pada percepatan penyembuhan luka pasca operasi
(dependen ) setelah dilakukan mobilisasi ( independen ). ( Nursalm, 2003; hal
87)
Subjek pra perlakuan pasca -tes
- I O
Time
1 Time 2 Time 3
Keterangan :
- : tidak diobservasi sebelum tindakan
I : Intervensi
O : Observasi setelah intervensi
(2)
One-
Group Pretest- Posttest Desain
Ciri dari tipe penelitian inin adalah
mengungkapkan hubungan sebab akibat dengan cara melibatkan satu kelompok
subjek. Kelompok subjek diobservasi sebelmdilakukan intervensi, kemudian
diobservasi lagi setelah intervensi. Misalnya peneliti mengobservasi proses
involusi ibu pascasalin sebelum melakukan senam nifas, kemudian diobservasi
setelah senam tentang keadaan involusi uterinya. (nursalam, 2003; hal 87)
subjek pra perlakuan pasca-tes
K O I O1
Time1 time2 time3
Keterangan :
K :
Subjek (pasca salin )
O :
Observasi involusi uteri sebelum senam
I :
Intervensi (senam nifas )
O1 :
Observasi involusi uteri sesudah senam
Suatu kelompok sebelum dikenai perlakuan
tertententu diberi pra-test, kemudian setelah perlakuan dlakukan pengukuran
lagi untuk mengetahui akibat dari perlakuan. Pengujian sebab akibat dengan cara
membandingkan hasil pra-test dengan pasa-test namun tetap tanpa melakukan
pembandingan dengan pengaruh perlakuan yang dikenakn pada kelompok lain.
Penelitian ini dipandang masih sangat lemah karena tanpa melibatkan kelopmpok
kontrol, dan temuan penelitian sangat ditentuka oleh karakteristik subjek.
Apabila ditemukan atau tidak ditemukan perbedaan antara pra –test dan pasca-
test, maka tidak dapat dipastikan apakah perbedaan itu memang disebabkan oleh
perlakuan yang diberikan atau tidak. ( Nursalam,2003; hal 88)
(3)
Static -Group
Comparison
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan
pengaruh dari suatu tindakan pada kelompok subjek yang mendapat perlakuan,
kemudian dibandingkan dengan kelompok subjek yang tidak mendapatkan perlakuan.
( Nursalam, 2003; hal 88 )
subjek pra perlakuan pasca-tes
K-A O I O1-A
K-B - - O1-B
Time1 time2 time3
Keterangan :
K-A : Subjek (pasca salin )
K-B : Subjek (pasca salin ) kontrol
- :
tidak diobservasi dan tidak dilakukan intervensi
O : observasi involusi uteri sebelum senam
(kelompok perlakuan )
I :
intervensi (senam nifas )
O1(A+B) : Observasi involusi uteri sesudah senam ( kelompok
perlakuan dan kontrol)
(2)
Penelitian
Eksperimental-Semu (quasi-experimental research)
Rancangan
ini berupaya untuk pengungkapan hubungan sebab akibat dengan cara melibatkan
kelompok kontrol disampng kelompok eksperimental. Tapi pemilihan kedua kelompok
ini tidak menggunakan tehnik acak. Rancangan ini biasanya menggunakan kelompok
subjek yang telah terbentuk secra wajar ( tehnik rumpun), sehingga sejak awal
bisa saja kedua kelompok subjek telah memiliki karakteristik yang berbeda.
Apabila dalam pasca test ternyata kedua kelompok itu berbeda, mungkin
perbedaannya bukan disebabkan oleh perlakuan tetapi karena sejak awal kelompok
awal sudah berbeda. ( Nursalam,2003; hal 89)
Terhadap
variabel dilakukan tidak dengan murni atau penuh, tetapi dengan dikurangi atau
ditampilkan sebagian saja. Sering disebut juga dengan eksperimen nonekuivalen,
yang berarti eksperimen dengan kelompok kontrol yang tidak atau kurang
sebanding. Setidaknya ada tiga jenis rancangan desain kuasi eksperimental,
yaitu sebagai berikut (http://pustaka.ut.ac.id//)
1.
one group posttest only design, yaitu jenis kuasi di
mana hanya ada satu kelompok eksperimen yang kepadanya dilakukan posttest saja.
2.
posttest only design with nonequivalent groups, yaitu
eksperimen terhadap 2 kelompok, yang satu kelompoknya diberi perlakuan dan
posttest, sedangkan pada kelompok lain hanya diberikan posttest saja, tidak ada
pretest dan perlakuan.
3.
one group pretest posttest design, yaitu (hanya) ada
satu kelompok eksperimen yang ada di dalamnya termasuk/diberikan pretest dan
posttest, tetapi tidak ada kelompok kontrol.
Tujuan
penelitian eksperimental-semu adalah untuk memperoleh informasi yang merupakan
perkiraan bagi informasi yang dapat diperoleh dengan eksperimen yang sebenarnya
dalam keadaan yang tidak memungkinkan untuk mengontrol dan/atau memanipulasikan
semua variabel yang relevan. Si peneliti harus dengan jelas mengerti kompromi
apa yang ada pada internal validity dan external validity rancangannya dan
berbuat sesuai dengan keterbatasan-keterbatasan tersebut.( file:///I:/jenis%20penelitian.htm)
Ciri
– ciri dari penelitian eksperimental semu dikutip dari (file:///I:/jenis%20penelitian.htm//)
1. Penelitian eksperimental-semu secara
khas mengenai keadaan praktis, yang di dalamnya adalah tidak mungkin untuk
mengontrol semua variabel yang relevan kecuali beberapa dan variabel tersebut.
Si peneliti mengusahakan untuk sampai sedekat mungkin dengan ketertiban
penelitian eksperimental yang sebenarnya, dengan hati-hati menunjukkan
perkecualian dan keterbatasannya. Karena itu, atas identifikasi secara
hati-hati mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi internal validity dan
external validity.
2. Perbedaan antara penelitian
eksperimental-sungguhan dan penelit1an eksperimental-semu adalah kecil,
terutama kalau yang dipergunakan sebagai subyek adalah manusia misalnya dalam
psikologi.
3. Walaupun penelitian tindakan dapat
mempunyai status eksperimental-semu, namun seringkali penelitian tersebut
sangat tidak formal, sehingga perlu diberi kategori tersendiri. Sekali rencana
penelitian telah dengan sistematis menguji masalah validitas, bergerak menjauhi
alam intuitif dan penjelajahan (exploratory), maka permulaan metode
eksperimental telah mulai terwujud
(3)
Penelitian
Eksperimental-Sungguhan (true-experimental research).
Ciri
penelitian ini adlah mengungkapkan hubungan sebab akibat dengan cara melibatkan
kelompok kontrol dismping kelompok eksperimental yang dipilih dengan menggunkan
tehnik acak. Pada perlakuan dilakukan suatu intervensi tertentu kemudian
kelompok kontrol tidak dilakukan tindakan. Penelitian ini biasanya dilakukan
pada binatang coba. Misalnya, peneliti ingi meneliti pengaruh pemberian obat A
terhadap penuyembuhan penyakit pada kelompok perlakuan yang telah diberi
bakteri penyakit tertentu. Kemudian dibandingkan pada kelompok kontrol yang
diberi bakteri penyakit tertentu, tetapi tidak diberikan obat jenis A ( hanya
placebo ). Pada penelitian ilmu keperawatan jenis penelitian ini jarang
dipergunakan. ( Nursalm,2003; hal 90 )
Ada beberapa jenis
rancangan penelitian eksperimental yang dapat digolongkan kedalam kelompok ini
:
1). Pasca- tes dengan kelompok eksperimen dan
kontrol yang diacak
Pada
rancangan ini, kelompok eksperimental diberi perlakuan sedangkan kelompok
kontrol tidak. Pada kedua kelompok tidak diawali dengan pra-tes. Pengukuran
hanya dilakukan setelah pemberian perlakuan selesai. (Nursalam,2003;hal 90)
subjek pra perlakuan pasca-tes
R - 1 O
R - - O
Keterangan :
R : Random ( acak )
2). Pra-tes dan pasca-tes dengan kelompok
eksperimen dan kontrol yang diacak
Dalam rancangan ini, kelompok eksperimental diberi
perlakuan sedangkan kelompok kontrol tidak. Pada kedua kelompok diawalai dengan
pra-tes, dan setelah pemberian perlakuan selesai diadakan pengukuran kembali (
pasca-tes). Rancangan penelitian ini mengikuti urutan prosedural yang sama
dengan rancangan eksperimental semu sejenis. Perbedaan terletak pada pemilihan
subjek dengan menggunakan tehnik acak. (Nursalam,2003;hal 90)
subjek pra perlakuan pasca-tes
R O 1 O
R O - O
Keterangan :
R : Random ( acak )
X  : : Variabel bebas atau
perlakuan
O : Observasi ( pengukuran )
3). Gabungan keduanya ( rancangan SOLOMON )
subjek pra perlakuan pasca-tes
R - 1 O
R - - O
R O 1 O
R <.span>O - O
Keterangan :
R : Random ( acak )
X : Variabel bebas atau
perlakuan
O : Observasi ( pengukuran )
Rancangan ini pada dasarnya menggabungkan 2
rancangan eksperimental sebelumnya sehingga terbentuk rancangan yang melibatkan
4 kelompok. Dua kelompok sebagai kelompok eksperimen dan dua lainnya sebagai
kelompok kontrol. Pada kedua
kelompok eksperimen diberi perlakuan sedangkan pada kedua kelompok kontrol
tidak. Pada satu pasangan kelompok eksperimen dan kontrol diawalai dengan
pra-tes, sedangkan pada pasangan yang lain tidak. Setelah pemberian perlakuan
selesai diadakan pengukuran atau pasca-tes pada keempat kelompok.
(Nursalam,2003;hal 91)
Penelitian ini merupakan penelitian
eksperimental yang kuat dan cermat terhadap hasil penelitian dibandingkan
penelitian lainnya, dan memungkinkan adanya suatu perbandingan yang kompleks
antara group dan pengkajian efek pra-test dan nilai pasca-test. Rancangan ini
juga mampu menetralkan kelemahan-kelemahan rancangan sebelumnya. Misalnya,
untuk rancangan eksperimental sungguhan yang kedua, dengan memasukkan langkah
pemberian pra-tes dapat membuat subjek menjadi peka dalam memberikan jawaban
dalam pasca-tes. (Nursalam,2003;hal91)
Tujuan penelitian eksperimental sungguhan adalah untuk menyelidiki
kemungkinan saling hubungan sebab-akibat dengan cara mengenakan kepada satu
atau lebih kelompok eksperimental satu atau lebih kondisi perlakuan dan
memperbandingkan hasilnya dengan satu atau lebih kelompok kontrol yang tidak
dikenai kondisi perlakuan. (file:///I:/jenis%20penelitian.htm)
Ciri
– ciri penelitian eksperimental dikutip dari (file:///I:/jenis%20penelitian.htm)
(1)
Pengaturan variabel-variabel dan kondisi-kondisi
eksperimental secara tertib ketat, baik dengan kontrol atau manipulasi langsung
maupun dengan randomisasi (pengaturan secara rambang).
(2)
Secara khas menggunakan kelompok kontrol sebagai “garis
dasar” untuk dibandingkan dengan kelompok (kelompok-kelompok) yang dikenal
perlakuan eksperimental.
(3)
Memusatkan usaha pada pengontrolan variabel
(4)
Internal validity merupakan tujuan pertama metode
eksperimental. Pernyataan yang perlu dijawab adalah: Apakah manipulasi
eksperimental pada studi ini memang benar-benar menimbulkan perbedaan
(5)
Tujuan ke dua metode eksperimental adalah external
validity yang menanyakan persoalan: seberapa repsentatifkah penemuan penelitian
ini dan seberapa jauh hasilnya dapat digeneralisasikan kepada subyek atau
kondisi yang semacam
(6)
Dalam rancangan eksperimental yang klasik, semua
variabel penting diusahakan agar konstan kecuali variabel perlakuan yang secara
sengaja dimanipulasikan atau dibiarkan bervariasi. Misalnya rancangan faktoral
dan analisis variabel, dapat sekaligus menggunakan lebih dan satu kelompok
eksperimental. Hal-hal yang demikian itu memungkinkan untuk secara serempak
menentukan :
(1)
efek variabel bebas utama (perlakuan),
(2)
variasi yang berkaitan dengan variabel yang digunakan untuk membuat
klasifikasi,
(3)
interaksi antara kombinasi variabel bebas dan atau variabel yang digunakan
untuk membuat klasifikasi tertentu.
(7)
Walaupun cara pendekatan eksperimental itu adalah yang
paling kuat karena cara ini memungkinkan untuk mengontrol variabel-variabel
yang relevan, namun cara ini juga paling nestnktif dan dibuat-buat
(artificial). Ciri inilah yang merupakan kelemahan utama kalau metode ini dikenakan
kepada manusia dalam dunianya, karena manusia sering berbuat lain apabila
tingkah lakunya dibatasi secara artifisial, dimanipulasikan atau diobservasi
secara sistematis dan dievaluasi.
DAFTAR
PUSTAKA
Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian
Ilmu Keperawatan. Salemba Medika: Surabaya
Sugiyono,Dr.
2002. Metode Penelitian Administrasi.
Alfabeta: Bandung
Brockopp, Dorothy
Young. 1987. Dasar –Dasar Riset
Keperawatan. EGC: Jakarta
Faisal, Sanapiah.
1982. Metodologi Penelitian Pendidikan.
Usaha Nasional: Surabaya
Nasution, Dr.S.
2003. Metode Research. Bumi Aksara :
Jakarta
http://aflahchintya23.wordpress.com
, diunduh pada 24 Agustus 2009
file:///G:/jenis%20penelitian.htm,
diunduh pada 25 Agustus 2009
http://skripsi-konsultasi.blogspot.com,
diunduh pada 24 Agustus 2009
file:///G:/desain-penelitian.html,
diunduh pada 25 Agustus 2009
http://pustaka.ut.ac.id,
diunduh pada 26 Agustus 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar