HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL
1. Hipotesis
1) Definisi Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah
atau pertanyaan penelitian (Nursalam, 2003;55)
Hipotesis merupakan prediksi mengenai kemungkinan
hasil dari suatu penelitian (Yatim Riyanto, 2001;16)
Hipotesis adalah tiap pertanyaan tentang suatu hal
yang bersifat sementara yang belum dibuktikan kebenarannya secara empiris (Nasution,
2003;39)
Dari tiga pengertian hipotesis diatas dapat
disimpulkan hipotesis adalah dugaan sementara yang bersifat sementara yang
masih dibuktikan kebenarannya melalui suatu penelitian.
2)
Macam – Macam Hipotesis
Menurut Yatim Riyanto, (2001;17),
macam – macam dari hipotesis adalah :
(1) Hipotesis dilihat dari kategori rumusannya
Hipotesis dilihat dari kategori
rumusannya dibagi menjadi dua bagian, yaitu:
1. Hipotesis nihil (Ho)
Hipotesis yang menyatakan tidak adanya hubungan atau pengaruh antara
variabel dengan variabel lain.
Contoh : Tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan orang tua dengan
prestasi belajar siswa SD.
2.
Hipotesis alternatif (Ha)
Hipotesis yang menyatakan adanya hubungan atau pengaruh antara variabel
dengan variabel lain.
Contoh : Ada
hubungan antara tingkat pendidikan orang tua dengan prestasi belajar siswa.
Menurut ( Freankle and Wallen
1990 : 42 ) Hipotesis alternatif ada dua macam, yaitu Directional Hypotheses
dan Non Directional Hypotheses.
(1)
Hipotesis terarah (directional hypoteses ) adalah
hipotesis yang di ajukan oleh peneliti, dimana peneliti sudah merumuskan dengan
tegas yang menyatakan bahwa variabe independen memang sudah di prediksi
berpengaruh terhadap variabel dependen.
(2)
Hipotesis tak terarah (non directional hypoteses )
adalah hipotesis yang diajukan dan dirumuskan oleh peneliti tampak belum tegas
bahwa variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen. ( Riyanto,
yatim. Hal 17 -18 )
(2) Hipotesis dilihat dari sifat variabel yang akan diuji
Dilihat dari sifat yang akan diuji, hipotesa penelitian dapat dibedakan
menjadi dua macam, yaitu :
1. Hipotesis tentang hubungan
Hipotesis yang menyatakan tentang saling hubungan antara dua variabel
atau lebih.
Contoh : Ada perbedaan prestasi belajar siswa SMA antara yang diajar
dengan metode ceramah dan tanya jawab serta metode diskusi.
Hubungan
antara variabel tersebut dapat di bedakan menjadi tiga, yaitu :
1) Hubungan
yang sifatnya sejajar tidak timbal balik
Contoh :Hubungan antara kemampuan
fisika dengan kimia
2) Hubungan yang sifatnya sejajar timbal balik
Contoh :
hubungan antara tingkat kekayaan dengan kelancaran berusaha. Semakin tinggi
tingkat kekayaan, semakin tinggi tingkat kelancaran usahanya, dan sebaliknya.
3) Hubungan
yang menunjuk pada sebab akibat tetapi tidak timbal balik
Contoh :
hubungan antara waktu PBM, dengan kejenuhan siswa. Semakin lama waktu PBM siswa
semakin jenuh terhadap pelajaran yang di sampaikan.
2. Hipotesis tentang perbedaan
Hipotesis yang menyatakan perbedaan dalam variabel tertentu pada kelompok
yang berbeda.
Contoh 1 : ada perbedaan
prestasi belajar siswa SMA antara yang di ajar dengan metode ceramah + tanya
jawab ( CT ) dan metode diskusi ( penelitian eksperimen ).
Contoh 2 : ada perbedaan prestasi belajar siswa SMA antara yang berada di
kota da di desa ( penelitian komparatif )
(3) Hipotesis yang dilihat dari
keluasan atau lingkup variabel yang diuji
Ditinjau dari keluasan dan lingkupnya, hipotesis dapat dibedakan menjadi
:
1. Hipotesis Mayor
Hipotesis yang mencakup kaitan seluruh variabel dan seluruh subyek
penelitian.
Contoh : Ada
hubungan antara keadaan sosial ekonomi orang tua dengan prestasi belajar siswa
SMP.
2. Hipotesis Minor
Hipotesis yang terdiri dari bagian-bagian atau sub-sub dari hipotesis
mayor.
Contoh :
1) Ada hubungan antara tingkat pendidikan orang tua
denganprestasi belajar siswa SMP.
2) Ada hubungan antara pendapatan orang tua dengan
prestasi Belajar siswa SMP.
3) Ada hubungan antara kekayaan orang tua dengan
prestasi Belajar siswa SMP.
Jenis – jenis hipotesis di
atas dapat divisualisasikan sebagaimana skema berikut
katago
3)
Syarat – Syarat Hipotesis
Menurut Nursalam, ( 2001; 58), syarat – syarat
hipotesis adalah :
(1) Relevance : Hipotesa harus relevan dengan fakta yang akan diteliti.
(2) Testability : Memungkinkan untuk melakukan observasi dan bisa diukur.
(3) Compatibility : Hipotesa baru harus konsisten
dengan hipotesa di lapangan yang sama dan telah teruji kebenarannya, sehingga
setiap hipotesa akan membentuk suatu sistem.
(4) Predictive : Hipotesa yang baik mengandung daya
ramal tentang apa yang akan terjadi atau apa yang akan ditemukan.
(5) Simplicity : Harus dinyatakan secara sederhana, mudah dipahami dan
dicapai.
Menurut ( Nazir, M. 1988 hal
184 ), syarat – syarat hipotesis adalah :
Hipotasa harus merupakan
pernyataan terkaan tentang hubungan – hubungan antar variabel. Ini berarti
bahwa hipotesa mengandung dua atau lebih variabel yang dapat di ukur ataupun
cara potensial di ukur. Hipotesa harus cocok dengan fakta artinya, hipotesa
harus terang. Kandungan dan konsep dan variabel harus jelas. Hipotesa harus di
mengerti, dan tidak mengandung hal – hal yang metafisis.
4) Ciri – Ciri Hipotesis yang Baik
Menurut Donald Ary,et.al (dalam Arief Furchan, 1982:126-129) adalah:
(1) Hipotesis harus mempunyai
daya penjelas.
Suatu hipotesis harus merupakan penjelasan yang mungkin mengenai apa yang
seharusnya dijelaskan atau diterangkan.
(2) Hipotesis harus menyatakan hubungan yang
diharapkan ada di antara variabel-variabel.
Suatu hipotesis harus memprediksi hubungan antara dua atau lebih
variabel.
(3) Hipotesis
harus dapat diuji.
(4) Hipotesis
yang diajukan peneliti harus bersifat testability artinya terdapat
kemampuan untuk dapat diuji.
(5) Hipotesis hendaknya konsisten
dengan pengetahuan yang sudah ada.
(6) Hipotesis
hendaknya tidak bertentangan dengan teori atau hokum-hukum yang sebelumnya
sudah mapan.
(7) Hipotesis hendaknya
sesederhana dan seseringkas mungkin.
Menurut M. Nazir 1988 ( hal 183 ) mengatakan bahwa hipotesis yang baik
mempunyai ciri – ciri berikut :
1) Hipotesa harus menyatakan hubungan
2) Hipotesa harus sesuai dengan fakta
3) Hipotesa harus berhubungan dengan ilmu, serta
sesuai dan tumbuh dengan ilmu pengetahuan
4) Hipotesa harus dapat di uji
5) Hipotesa harus sederhana
6) Hipotesa harus bisa menerangkan fakta.
5) Sumber Hipotesis
Menurut Cholid Narbuko (2001;143), sumber hipotesis adalah :
(1) Dari peneliti sendiri
Yaitu dari sumber pengetahuan umum
peneliti mengenai bidang yang akan ditelitinya.
(2) Dari teori dan konsepsi
Yaitu bahwa teori-teori dan konsep-konsep yang sudah
ada lalu dikendalikan sedemikian rupa sehingga dapat dibentuk suatu hipotesis
penelitian.
(3) Hasil penelitian terdahulu
Yaitu hasil-hasil penelitian yang sudah ada disusun
kembali menjadi hipotesis yang kemudian diuji kembali kebenarannya.
Menurut MOH. Nadzir 1988 ( hal 186), menentukan suatu hipotesa memerlukan
kemampuan si peneliti dalam mengaitkan masalah – masalah dengan variable –
variable yang dapat diukur dengan suatu kerangka analisa yang dibentuknya.
Menggali dan merumuskan hipotesa mempumyai senimya sendiri. Si peniliti harus
sanggup memfokuskan permasalahan sehingga hubungan –hubungan yang terjadi dapat
di terka. Dalam menggali hipotesa, si peneliti harus :
(1) Mempunyai banyak informasi tentang
masalah yang ingin di pecahkan dengan jalan banyak membaca literature –
literature yang ada hubungannya dengan penelitian yang sedang di laksanakan.
(2) Mempunyai
kemampuan untuk memeriksa keterangan tentang tempat – tempat, objek – objek
serta hal –hal yang berhubungan satu sama lain dalam fenomena yang sedang di
selidiki.
(3) mempunyai
kemampuan untuk menghubungkan suatu keadaan dengan keadaan yang lain yang
sesuai dengan kerangka teori ilmu dan bidang yang bersangkutan.
Sedangkan menurut Good dan Scates ( 1954 ) memberikan beberapa sumber
untuk menggali hipotesa, yaitu :
(1) Ilmu
pengetahuan dan pengertian yang mendalam tentang ilmu
(2) Wawasan,
serta pengertian yang mendalam tentang suatu wawasan
(3) Imajinasi
atau angan – angan
(4) Materi
bacaan dan literature
(5) Pengetahuan
tentang kebiasaan atau kegiatan dalam daerah yang sedang diselidiki.
(6) Data yang
tersedia
(7) Analogi
atau kesamaan
Menurut cholid narbuko,
(2001;144) Sumber – sumber yang dapat menyebabkan tidak terbuktinya hipotesis
(1)
Landasan teori
Bila
landasan teori yang digunakan sudah kadaluarsa, kurang valid atau kurang
relevan diterapkan maka manjadi salah.
(2)
Kesalahan sampling
Keadaan ini terjadi bila sampel yang di ambil tidak
representatif baik karena terlalu kecil maupun kurang merata, sehingga tidak
mencerminkan karakteristik dari populasi.
(3)
Kesalahan alat pengambilan data
Jika
alat pengambilan datanya tidak valid atau tidak reliabel maka hal yang benar
akan terlihat palsu, sedang yang palsu terlihat benar. Apabila keadaan ini
terjadi maka hipotesis dengan sendirinya menjadi tidak terbikti.
(4)
Kesalahan penghitungan
Walaupun metode dan rumus yang di gunakan sudah
benar, tetapi kalau terjadi kesalahan dalam menghitung akan menjadikan
hipotesis salah, meskipun kebenarannya hipotesis tersebut sudah benar.
(5)
Kesalahan rancangan penelitian
Rancangan penelitian adalah semacam strategi dan
pedoman untuk menentukan langkah – langkah penelitian guna menguji hipotesis.
Apabila rancangan salah sudah tentu hipotesisnya menjadi tidak terbukti.
(6)
Pengaruh variabel luaran ( extraneous variabel)
tetdapat data yang sangat kuat, sehingga data yang dikumpulkan bukan data yang
dimaksut, maka hipotesis akan tidak terbukti.
2. Definisi Operasional
1) Definisi Dari Definisi
Operasional
Definisi operasional ialah suatu definisi yang didasarkan pada
karakteristik yang dapat diobservasi dari apa yang sedang didefinisikan atau
“mengubah konsep-konsep yang berupa konstruk dengan kata-kata yang
menggambarkan perilaku atau gejala yang dapat diamati dan yang dapat diuji dan
ditentukan kebenarannya oleh orang lain”. Penekanan pengertian definisi
operasionreal ialah pada kata “dapat diobservasi” (Young, dikutip oleh
Koentjarangningrat, 1991;23).
Definisi Operasional ialah semua variable dan istilah yang akan digunakan
dalam penelitian secara operasional, sehingga mempermudah pembaca / penguji dalam
mengartikan makna penelitian.(Nursalam & Sisi Paniani, 2000;107)
2) Syarat Definisi Operasional
Menurut Nursalam (2003;105) bahwa syarat definisi
operasional :
(1) Definisi
harus dapat dibolak – balikan dengan hal yang didefinisikan (luas keduanya harus
sama)
(2) Definisi tidak boleh
negatif. Misal, kepuasan adalah tidak senang
(3) Apa yang didefinisikan tidak bleh masuk dalam definisi. Misal, kepuasan
adalah rasa puas yang dirasakan seseorang terhadap.....
(4) Definisi tidak boleh dinyatakan dalam bahasa yang kabur (ambigous).
Misal, kepuasan adalah rasa batin yang bersifat individual.....
3) Cara Membuat Definisi
Operasional
Menurut
(Muh.BasirunAlUmmah, 2009) ada tiga pendekatan untuk
menyusun definisi operasional, yaitu disebut Tipe A, Tipe B dan Tipe C.
(1) Definisi Operasional Tipe A
Definisi operasional Tipe A dapat disusun didasarkan pada operasi yang harus
dilakukan, sehingga menyebabkan gejala atau keadaan yang didefinisikan menjadi
nyata atau dapat terjadi. Dengan
menggunakan prosedur tertentu peneliti dapat membuat gejala menjadi nyata.
(2) Definisi Operasional Tipe B
Definisi operasional Tipe B dapat disusun didasarkan pada bagaimana obyek
tertentu yang didefinisikan dapat dioperasionalisasikan, yaitu berupa apa yang
dilakukannya atau apa yang menyusun karaktersitik-karakteristik dinamisnya.
(3) Definisi Operasional Tipe C
Definisi operasional Tipe C dapat disusun didasarkan pada penampakan
seperti apa obyek atau gejala yang didefinisikan tersebut, yaitu apa saja yang
menyusun karaktersitik-karaktersitik statisnya.
Menurut ( Nursalam.
2000 : 44 ), Variabel yang telah di definisikan perlu di definisikan secara
operasional, sebab setiap istilah ( variable ) dapat di artikan secara berbeda
– beda oleh orang yang berlainan. Penelitian adalah proses komunikasi dan
komunikasi memerlukan akurasi bahasa agar tidak menimbulkan perbedaan
pengertian antar orang dan agar orang lain dapat mengulangi penelitian
tersebut. Jadi definisi operasional dirumuskan untuk kepentingan akurasi,
komunikasi dan replikasi.
Ada
berbagai cara untuk mendefinisikan suatu variabel. Adakalanya definisi tersebut sekedar sinonim atau
konseptual. Sinonim dari suatu variabel biasanya dapat ditemukan di buku teks.
Definisi operasional adalah definisi berdasarkan karakteristik yang di amati
dari suatu yang di definisikan tersebut. Karakteristik yang dapat di amati ( di
ukur ) itulah yang merupakan kunci definisi operasional. Dapat di amati artinya
memungkinkan peneliti untuk melakukn observasi atau pengukutran secara cermat
terhadap suatu objek atau fenomena yang kemudian dapat di ulangi lagi oleh
orang lain. Sebaliknya definisi konseptual mendeskripsi sesuatu berdasarkan
kriteria konseptual atau hipotetik dan bukan pada ciri – ciri yang dapat di
amati.
Menurut Nursalam ( 2003;105) .Langkah
– langkah PenyusunanDefinisi (jika definisi suatu istilah sangat kompleks).
Konsep
|
Dimensi
|
Indikator
|
Definisi
|
Kepuasan
|
|
|
Perasaan
senang seseorang yang berasal dari perbandingan antara kesenangan terhadap
aktifitas dan suatu produk dan harapannya
|
Meningkatnya
kepuasan
|
|
|
Pencapaian
kesenangan seseorang terhadap suatu aktifitas yang dilakukan
|
Persepsi
terhadap pelayanan
|
1.
Kehandalan
2.
Daya tanggap
3.
Kepastian
4.
Empati
5.
Berwujud
|
1.
Sesuai, akurat, konsisten
2.
Cepat, mendengar, mengatasi keluhan
3.
Keyakinan, kepercayaan
4.
Peduli, perhatian
5.
Penampilan fisik: peralatan, materi dan SDM
|
Tanggapan
seseorang (pelanggan : pasien, keluarga, masyarakat) terhadap suatu kegiatan
diterima dari produser (Institusi : RS, Pendidikan dll)
|
Menurut ( Wasik, Ahmad. 2001 : 44 - 45 )Ada dua
cara nengekspresikan variabel secara operasional, yaitu cara langsung dan cara
tidak langsung.
Cara langsung dilakukan dengan
mengekspresikan bagaimana cara pengukuran variabel, dalam buku – buku
metodologi cara ini disebut measured operasional definition. Untuk cara
pendefinisian ini, maka peneliti harus mengingat apakah variabel yang dihadapi
hanya mempunyai satu pengertian atau berinterpretasi ganda, dan kalau ganda
pengertian mana yang sesuai dengan landasan teori yang dikembangkan.
Berikut ini
di contohkan variabel yang berinterpretasi ganda :
1.
“
Status gizi”, dapat diukur dengan bermacam kombinasi pengukuran, seperti :
1) Berat ( BB ) dengan tinggi badan ( TB )
2) BB dengan usia
3) BB, TB, dengan usia
4) Tebal lipatan kulit total dengan usia
5) Persentasi lemak tubuh total
6) Kadar protein serum
7) Dan sebagainya
2.
“
kesembuhan “, yang dimaksud apakah kesembuhan klinik, laboratorik, sosial, atau
subyekti, penderita ?
Cara tidak langsung di lakukan
dengan mengekspresikan kriteria manipulasi terhadap variabel, dan cara
memonitir atau mengukur efek dari manipulasi tersebut ( experinemtal
operational definition ).
Contoh :
1) “ kemampuan jantung “ : penambahan detik
nadi yang terjadi setelah subjek melakukan loncat – loncat sebanyak.....kali
dalam....menit
2) “ Urine residu “ : banyaknya urin yang di
peroleh pada kateterisasi setelah penderita disuruh miksi sepenuhnya.
Di depan telah dikemukakan,
bahwa operasionalisasi hipotesis mengandung maksud agar hipotesis dapat di
jabarkan kedalam variabel – variabel penelitian sedemikian rupa, sehingga (1)
variabel bersifat spesifik dan terukur, serta (2) korelasi ( baik dalam bentuk
sebab akibat, perbedaan, maupun korelasi arti sempit ) dapat di uji.
Dalam kaitan tersebut, maka
definisi operasional variabel penelitian, disamping memenuhi ciri perumusan
seperti di bahas di atas, juga harus di deskripsikan variabel menurut (a) macam
atau sifatnya sesuai dengan tingkat pengukuran ( level of measurement ), dan
(b) menurut kedudukannya dalam model kerangka teoritiknya ( time ordering).
DAFTAR PUSTAKA
Nursalam.
2003. Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pedoman
Skripsi,Tesis dan Instrumen Penelitian Keperawatan.Jakarta : Salemba Medika
Nursalam
dan Siti Pariani. 2000. Pendekatan Praktis Metodologi Riset Keperawatan.
J.BRINK, Pamela
dan J.Wood, Marielyn. 2000. Langkah Dasar Dalam Perencanaan Riset
Keperawatan edisi IV. Jakarta : EGC
Narbuko,
cholid. 2001. Metodologi Penelitian. Jakarta : PT Bumi Aksara
Riyanto,
Yatim M, Drs, Dr. 2001. Metodologi Penelitian Pendidikan. Surabaya : SIC
Nasution
MA, S, Prof, Dr. 2003. Metode Research. Jakarta : Bumi Aksara
Al Ummah,
H. Muh Basirun, M.Kes.19 April 2009. Diunduh dari :http://defoder.blogspot.com/
http://js.unikom.ac.id/rb/bab8.html/
Contoh Hipotesis
Menurut Cholid Narbuko (
2001;172), contoh hipotesis adalah :
(1) Desa sebagai suatu organisasi masyarakat yang
paling besar sebagai alat untuk mencapai tujuannya harus memiliki administrasi
yang sesuai dengan tuntutan perkembangan dinamika masyarakat, terutama dalam
masyarakat yang sedang membangun.
(2) Organisasi Desa yang terdiri dari sekumpulan jabatan
dan hakikatnya diduduki oleh orang-orang yang dipercayakan dengan dilengkapi
wewenang dan kekuasaan; seyogianya mereka memiliki kecakapan, keteramplan dan
pengetahuan administrasi, sehingga membantu mengatasi kesulitan-kesulitan dalam
penyelenggaraan tata kehidupan masyarakat dan urusan rumah tangga desa ke arah
tingkat optimal.
Menurut ( Notoatmodjo, soekidjo. 2002 : 75 – 76 )
1.
Contoh hipotesis kerja
1)
Jika sanitasi suatu daerah buruk, maka penyakit menular
di daerah tersebut tinggi
2)
Jika persalinan di lakukan oleh dukun yang belum di
latih, maka angka kematian bayi di daerah tersebut tinggi.
3) Jika pendapatan perkapita suatu darah
rendah, maka status kesehatan masyarakat di negara tersebut rendah pula.
2.
Contoh hipotesis nol
1)
Tidak ada perbedaan tentang angka kematian akibat
penyakit jantung antara penduduk perkotaan dengan penduduk pedesaan.
2)
Tidak ada perbedaan antara status gizi anak balita yang
tidak mendapat ASI pada waktu bayi, maka status gizi anak balita yang mendapat
ASI pada waktu bayi.
3) Tidak ada perbedaan angka penderita sakit
diare antara kelompok penduduk yang menggunakan air minum dari PAM dengan
kelompok penduduk yang menggunakan air minum dari sumur.
Contoh – contoh tersebut menunjukkan bahwa kedua kelompok yang
bersangkutan adalah sama, misalnya dari status gizi dari balita yang
mendapatkan ASI sama dengan status gizi anak balita yang tidak mendapatkan ASI.
Bila hal tersebut di rumuskan dengan
“selisih” maka akan menunjukkan hasil dengan nol maka di sebut hipotesis
nol.
Di bawah ini beberapa contoh rumusan hipotesa serta hubungannya dengan
judul penelitian dan judul penelitian menurut Moh. Nazir (1988; 193)
JUDUL
PENELITIAN
|
TUJUAN
PENELITIAN
|
HIPOTESA
|
Peningkatan
usaha kerajinan genteng dalam rangka penyerapan tenaga kerja dan penambahan
pendapatan keluarga tani di Desa Berjo, Kecamatan Bodean Kabupaten Sleman,
Daerah Istimewa Yogyakarta.
|
a)
Memperoleh gambaran sampai seberapa jauh pengangguran
musiman dapat diserap oleh kerajinan genteng.
b)
Mengetahui besarnya sumbangan usaha kerajinan genteng
terhadap pendapatan total usaha tani.
c)
Mengetahui apakah usaha kerajinan genteng mempunyai
hubungan yang bersifat komplementer ataukah substitusi terhadap usaha tani,
padi, dalam hal alokasi pencurahan jam tenaga kerja.
|
a) Usaha
kerajinan genteng dapat menyerap tenaga kerja dan meningkatkan pendapatan
total kelurga petani, lebih besar daripada sifatnya yang sekarakter.
b) Alokasi
pencurahan jam tenaga kerja di sector usaha tani padi tanpa genteng masih
dapat diperkecil untuk dialihkan ke usaha kerajinan genteng.
|
Perbandingan
biaya dan penerimaan antara pemeliharaan sapi potong secara ekstensif dan
pemeliharaan sapi potong secara intensif di kota madya Pare-Pare Propinsi
Sulawesi Selatan.
|
a)
Mengetahui Gross Margin (keuntungan kotor) per
ekor ternak yang diperoleh peternak dengan cara pemeliharaan secara ekstensif
dan pemeliharaan intensif.
b)
Mengetahui pendapatan bersih (netfarm income) usaha
ternak dari kedua cara di atas.
|
a) Gross
Margin per ekor yang diperoleh dari pemeliharaan secara intensif lebih
besar daripada yang diperoleh dari pemeliharaan intensif.
b)
Pendapatan bersih yang diperoleh dari pemeliharaan secara intensif
lebih besar daripada yang diperoleh dari usaha pemeliharaan ekstensif.
|
Contoh Definisi Operasional
Menurut (Muh.Basirun Al Ummah,2009), apabila seorang peneliti melakukan suatu
observasi terhadap suatu gejala atau obyek, maka peneliti lain juga dapat
melakukan hal yang sama, yaitu mengidentifikasi apa yang telah didefinisikan
oleh peneliti pertama. Sedangkan definisi konseptual, definisi konseptual lebih
bersifat hipotetikal dan “tidak dapat diobservasi”. Karena definisi konseptual merupakan suatu konsep
yang didefinisikan dengan referensi konsep yang lain. Definisi konseptual
bermanfaat untuk membuat logika proses perumusan hipotesa.
Contoh;
Komponen Penyusunan Definisi
Operasional adalah;
(1) Variabel (Gagal Ginjal)
(2) Definisi (Adalah suatu kondisi gangguan kesehatan pasien yeng telah
ditetapkan oleh dokter mengalami gangguan gagal ginjal).
(3) Hasil Ukur
(Hasil dari diagnosa medis terhadap pasien/ responden) dg kriteria jawaban
Diagnosa medis pasien gagal ginjal =Ya
Diagnosa Medis Tidak gagal Ginjal= Tidak
Diagnosa medis pasien gagal ginjal =Ya
Diagnosa Medis Tidak gagal Ginjal= Tidak
(4) Skala Data (nominal)
(5) Cara ukur (melalui Dokumen
Status pasien)
Sebuah Tulisan Definisi
Operasional menurut Pamela J. BRINK & Marieynn J. Wood dalam buku Langkah
Dasar Dalam Perencanaan Riset, (2000;94-95).
1. Pertama, tuliskan apa arti istilah (atau
veriable) yang berkaitan dengan tujuan penelitian, ini merupakan definisi
konseptual dari istilah.
Contoh : Tujuan penelitian ini
adalah untuk meyelidiki dan menggambarkan program diet yang berhasil
(istilah harus didefinisikan setelah yang digaris bawah)
Program Diet : pembayaran suatu pelayanan
berpantang yang didirikan untuk membantuindividu menurunkan berat badan.
Berhasil : Suatu program diet yang memiliki
persentase tinggi dimana kliennya dapat mencapai tujuan berat badannya dan
tetap menjaga berat badannya selama satu tahun atau lebih.
2. Kedua, tuliskan bagaimana anda bermaksud
untuk meneliti definisi tersebut atau bagaimana anda mengukur variable. Ini
merupakan bagian operasional dari definisi istilah.
Contoh : Tujuan penelitian ini
adalah untuk menyelidiki dan menggambarkan Program Diet yang berhasi; (istilah
yang didefinisikan adalah yang digarisbawahi)
Program Diet : Pelayanan berpantang dengan biaya,
didirikan untuk membantu seseorang dalam menurunkan berat badan seperti
terdaftar dalam halaman kuning pada petunjuk telepon Pasifik di barat daya San
Fernando Valley.
Berhasil : Program diet yang merupakan persentase
tinggi klien dimana pasien dapat mencapai tujuan berat badan mereka dan menjaga
berat badannya selama satu tahun atau lebih seperti diukut dengan kuesioner
pendiet yang berhasil yang dikirim semua peserta program diet pada tahun
sebelumnya.
3. Gabungan kedua bagian definisi untuk
membentuk definisi operasional dari istilah atau variable
Contoh : Program diet yang
berhasil : Pelayanan berpantang
dengan biaya diberikan untuk membantu orang untuk menurunkan berat badan, yang
mempunyai persentase tinggi pada klien dapat mencapai tujuan berat badan mereka
dann tetap menjaga berat badannya selama satu tahun atau lebih seperti diukur
dengan kuesioner pendiet yang berhasil yang dikirim keseuma peserta program
dari program yang terdaftar pada halaman kuning di Petunjuk Telepon Pasifik di
barat daya San Fernando Valley.
4. Secara operasional definisikan setiap
variable utama dalam tujuan penelitian apakah tujuan ditulis sebagai
pernyataan, pertanyaan atau hipotesis.
5. Sampel anda seharusnya tidak didefinisikan
secara operasional
6. Beberapa contoh definisi operasional
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah
untuk menyelidiki dan menggambarkan orientasi nilai wanita Hunterian di barat
Kanada
Definisi Istilah
Orientasi – orientasi nilai :
Suatu instrumen skala ordinal dengan 23 istilah disusun untuk memperoleh
kepercayaan seseorang tentang cara terbaik dalam memecahkan empat masalah umum
dalam manusia yang mendasar
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah
untuk menjawab pertanyaan : Apakah terdapat hubungan yang bermakna antara
tingkat stres dan strategi koping pasien yang dirawat di rumah sakit.
Definisi Istilah
Tingkat Stres : Angka dan
intensitas kejadian dirasakan oleh pasien sebagai akibat ketegangan, yang
terjadi selama 12 bulan yang lalu seperti yang diukur dengan skala Holmes dan
Rahe ”Significan Life Events”
Strategi Koping : Suatu pola
yang biasa dilakukan seseorang untuk adaptasi atau berhubungan denga peristiwa
yang menimbulkan stres yang diukur dengan skala peringkat mengevaluasi sejumlah
strategi dan frekuensi yang digunakan individu.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah :
untuk menguji hipotesis berikut. Para perawat yang telah menjalani pelatihan
sikap asertif akan mempunyai peringkat perlindungan pasien yang secara bermakna
lebih tinggi daripada yang tidak menjalani pelatihan sikap asertif.
Definisi Istilah
Pelatihan Sikap Asertif :
Suatu program yang dirancang untuk meningkatkan kemampuan individu untuk
memilih tingkah laku yang asertif jika dihadapkan pada situasi konflik.
Kelompok eksperimental akan menerima program 4 hari dalam pelatihan sikap
asertif
Angka Perlindungan Pasien :
Suatu skala ordinal dengan 9 item untuk mengukur perasaan tanggung jawab
perawat untuk mencegah bahaya pada pasien.
Contoh dari 3 Pendekatan dalam Menyusun Definisi
Operasional yang dikutip dari (http://js.unikom.ac.id/rb/bab8.html)
1. Definisi Operasional Tipe A
“Konflik” didefinisikan
sebagai keadaan yang dihasilkan dengan menempatkan dua orang atau lebih pada
situasi dimana masing-masing orang mempunyai tujuan yang sama, tetapi
hanya satu orang yang akan dapat mencapainya.
2. Definisi Operasional Tipe B
“Orang pandai” dapat didefinisikan sdbagai seorang yang mendapatkan
nilai-nilai tinggi di sekolahnya
3. Definisi Operasional Tipe C
“Orang pandai” dapat didefinisikan sebagai orang yang mempunyai ingatan
kuat, menguasai beberapa bahasa asing, kemampuan berpikir baik, sistematis dan
mempunyai kemampuan menghitung secara cepat.
makasih informasi.. sangat membantu yang membutuhkan..
BalasHapusoh ya... siapa tahu ada teman2 yang perlu contoh surat lamaran kerja, bisa dilihat disitu.
makasih sudah bisa saling bersinergi....