Rabu, 30 Mei 2012

Konsep Keperawatan Keluarga

KONSEP KEPERWATAN KELUARGA


  1. Pengertian kelurga
·         Keluarga merupakan lingkungan social yang sangat dekat hubungannya dengan seseorang. Dikeluarga itu seseorang dibesarkan, bertempat tinggal, berinteraksi satu dengan yang lain, dibentuknya nilai-nilai, pola pemikiran, dan kebiasaanya dan berfungsi sebagai saksi budaya luar, dan mediasi hubungan anak dengan lingkunganny ( Busard dan ball, 1966).
·         Keluarga adalah anggota rumah tangga yang saling berhubungan melalui pertalian darah adopsi atau perkawinan (WHO, 1969).
·         Keluarga Adalah suatu ikatan atau persekutuan hidup atas dasar perkawinan antara orang dewasa yang berlainan jenis yang hidup bersama atau seorang laki-laki atau seorang perempuan yang sudah sendirian dengan atau tanpa anak, baik anaknya sendiri atau adopsi, dan tinggal dalam suatu rumah tangga (Sayekti,1994).

Dari beberapa pengertian diatas maka dapat disimpulkan secara umum bahwa keluarga itu terjadi jika ada:
1.      Ikatan atau persekutuan (perkawinan atau kesepakatan).
2.      Hubungan (darah atau adopsi atau kesepakatan).
3.      Tinggal bersama dalam suatu atap (serumah).
4.      Ada peran masing-masing anggota keluarga.
5.      Ikatan emosional.
(Setiadi, 2008).
B.     Tipe keluarga
Keluarga yang memerlukan pelayanan kesehatan berasal dari berbagai macam pola kehidupan. Sesuai dengan perkembangan sosial maka tipe keluarga berkembang mengikutinya. Agar dapat mengupayakan peran serta keluarga dalam meningkatkan derajat kesehatan maka perawat perlu mengetahui berbagai tipe keluarga.
1.      Tipe keluarga tradisional
a.       The Nuclear family (Keluarga inti) yaitu keluarga yang terdiri dari suami istri dan anak (kandung atau angkat).
b.      The dyad family , suatu rumah tangga yang terdiri dari suami istri tanpa anak.
c.       Keluarga usila, Keluarga terdiri dari suami dan istri yang sudah usia lanjut, sedangkan anak sudah memisahkan diri.
d.      The childless, Keluarga tanpa anak karena telambat menikah, bisa disebabkan karena mengejar karir atau pendidikan.
e.       The Extended family , keluarga yang terdiri dari keluarga inti ditambah keluarga lain, seperti paman, bibi, kakek, nenek dan lain-lain.
f.       “Single parent” yaitu keluarga yang terdiri dari satu orang tua dengan anak(kandung atau angkat). Kondisi ini dapat disebabkan oleh perceraian atau kematian).
g.      Commuter family, kedua orang tua bekerja diluar kota, dan bisa berkumpul pada hari minggu atau libur saja.
h.      Multigeneration family, Beberapa generasi atau kelompok umur yang tinggal bersama dalam satu rumah.
i.        Kin-network family, beberapa keluarga yang tinggal bersama atau saling berdekatan dan menggunakan barang-barang pelayanan seperti dapur, sumur yang sama.
j.        Blended family, keluarga yang dibentuk dari janda atau duda dan membesarkan anak dari perkawinan sebelumnya.
k.      “Single adult living alone” yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari satu orang dewasa.
2.      Tipe keluarga non tradisional
a.       The unmarried teenage mother, Keluarga yang terdiri dari satu orang dewasa terutama ibu dengan anak dari hubungan tanpa nikah.
b.      The Step parent family, keluarga dengan orang tua tiri.
c.       Commune family, yaitu lebih satu keluarga tanpa pertalian darah yang hidup serumah.
d.      The non marrital heterosexual cohabiting family, keluarga yang hidup bersama, berganti-ganti pasangan tanpa nikah.
e.       Gay and lesbian family, seorang yang mempunyai persamaan sex tinggal dalam satu rumah sebagaimana pasangan suami istri.
f.       Cohabitating couple, orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan karena alasan tertentu.
g.      Group marriage family, beberapa orang dewasa yang telah merasa saling menikah, berbagi sesuatu termasuk sex dan membesarkan anak.
h.      Group network family, beberapa keluarga inti yang dibatasi oleh norma dan aturan, hidup berdekatan dan saling menggunakan barang yang sama dan bertanggung jawab membesarkan anak.
i.        Foster family, keluarga yang menerima anak yang tidak ada hubungan saudara untuk waktu sementara.
j.        Homeless family, keluarga yang terbentuk tanpa perlindungan yang permanen karena keadaan ekonomi atau problem kesehatan mental.
k.      Gang, Keluarga yang destruktif dari orang-orang muda yang mencari ikatan emosional, berkembang dalam kekerasan dan kriminal.
  1. Ciri- ciri
1.  Ciri-ciri keluarga.
a.       Keluarga meupakan hubungan perkawinan.
b.      Keluarga berbentuk suatu kelembagaa yang berkaitan dengan hubungan perkawinan yang disengaja dibentuk atau dipelihara.
c.       Keluarga mempunyai system, tata nama (nomenclatur) termasuk perhitungan garis keturunan.
d.      Keluarga mempunyai fungsi ekonomi yang dibentuk oleh anggota-anggotanya berkaitan dengan kemampuan untuk mempunyai keturunan dan membesarkan anak.
e.       Keluarga merupakan tempat tinggal keluarga, rumah atau rumah tangga.

2.   Ciri-ciri keluarga Indonesia.
a.       Mempunyai ikatan yang sangat erat dengan dengan dilandasi semangat gotong royong
b.      Dijiwai oleh nilai kebudayaan ketimuran.
c.       Umumnya dipimpin oleh suami meskipun proses pemutusan dilakukan secara musyawarah.
(Setiadi. 2008).

  1. Peranan Keluarga
Peran adalah sesuatu yang diharapkan secara normatif dari seseorang dalam situasi tertentu agar dapat memenuhi harapan- harapan. Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu.
Setiap anggota keluarga mempunyai peranan masing- masing, antara lain:
1.      Ayah
Sebagai pemempin keluarga mempunyai peran sebagai pencari nafkah, pendidk, pelindung, pemberi rasa aman bagi setiap anggota keluarga dan juga sebagai anggota masyarakat kelompok sosial.
2.      Ibu
Sebagai pengurus rumah tangga, pengasuh dan pendidik anak- anak, pelindung kelurga dan juga sebagai pencari nafkah tambahan keluarga dan juga sebagai anggota masyarakat kelompok sosial
3.      Anak
Berperan sebagai peilaku psikososial sesuai dengan perkembangan fisik, mental, sosial dan spiritual.
  1. Struktur Keluarga
1.      Patrilineal, adalah kelurga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun dari jalur garis ayah.
2.      Matrilineal, adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun dari jalur garis ibu.
3.      Matrilokal, adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri.
4.      Patrilokal, adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami.
5.      Keluaraga kawin, adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga, danbeberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga  karena adanya hubungan dengan suami atau istri. 

  1. Fungsi pokok keluarga.
1.      Fungsi afektif.
Adalah fungsi keluarga yang utama untuk mengarjakan segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarga berhubungan dengan orang lain.
2.      Fungsi sosialisasi.
Adalah fungsi mengembangkan dan tempat melatih anak untuk berkehidupan social.
3.      Fungsi reproduksi.
Adalah fungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan keluarga.
4.      Fungsi ekonomi.
Keluarga berfungsi memenuhi  kebutuhan keluarga secara ekonomi
5.      Fungsi perawatan atau pemeliharaan kesehatan.
Yaitu fungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan keluarga agar tetap memiliki produktivitas tinggi.
(Friedman, 1998).
Menurut UU no. 10 tahun 1992 jo PP no. 21 tahun 1994 secara umum fungsi keluarga adalah sebagai berikut:
1.      Fungsi keagamaan
Membina norma ajaran agama sebagai dasar dan tujuan hidup seluruh anggota keluarga.
2.      Fungsi Budaya
Membina tugas- tugas keluarga sebagai lembaga untuk meneruskan norma- norma dan budaya masyarakat dan bangsa yang ingin dipertahankan.
3.      Fungsi cinta kasih
Menumbuhkembangkan potensi kasih sayang yang telah ada antar anggota keluarga kedalam symbol- symbol nyata secara optimal dan terus menerus.
4.      Fungsi perlindungan
Memenuhi rasa aman anggota keluarga baik dari rasa tidak aman yang timbul dari dalam maupun dari dalam keluarga.
5.      Fungsu reproduksi
Membina hubungan keluarga sebagai wahana pendidikan reproduksi sehat baik bagi nggota keluarga maupun bagi keluarga sekitarnya.
6.      Fungsi sosialisasi
Menyadari, merencanakan dan menciptakkan lingkungan keluarga sebagai wahana pendidikan dan sosialisasi anak pertama dan utama.
7.      Fungsi ekonomi
Melakukan kegiatan ekonomi baik diluar maupun didalam lingkungan keluarga dalam rangka menopang kelangsungan dan perkembangan kehidupan keluarga.
8.      Fungsi pelestarian lingkungan
Membina kesadaran, sikap dan praktek pelestarian lingkungan intern keluarga.

  1. Tugas keluarga dalam bidang keluarga.
Sesuai pemeliharaan kesehatan, keluarga mempunyai tugas dibidang kesehatan yang perlu dipahami dan dilakukan.
Freeman, (1981) membagi 5 tugas keluarga dalam bidang kesehatan yang arus dilakuka, yaitu:
1.      Mengenal masalah kesehatan setiap anggotanya.
2.      Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat bagi keluarga.
3.      Memberikan keperawatan anggotany yang sakit atau yang tidak dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya yang terlalu muda.
4.      Mempertahankan suasana dirumah yang menguntungkan kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarga.
5.      Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga kesehatan (memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada).
(Setiadi, 2008).
  1. Praktek keperawatan kesehatan ditingkat masyarakat.
1.      Tingkat individu.
Perawat memberi pelayanan keperawatan kepada individu dengan kasus tertentu.
2.      Tingkat keluarga.
Ditingkat ini sasaran pelayanan untuk keluarga adalah salah satu dari anggota keluarga menderita sakit. Perhatian perawat ditujukan kepada keluarga dengan memfungsikan sekeluarga supaya dapat :
a.       Mengenal masalah kesehatan setiap anggotanya
b.      Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat
c.       Memberikan keperawatan anggotanya
d.      Mempertahankan suasana dirumah yang menguntungkan kesehatan dan perkembangan kepribadian kepribadian anggota keluarga.
e.       Mempertahan kan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga kesehatan ( memanfaaatkan fasilitas kesehatan ).
3.      Tingkat masyarakat
Pada tingkat hni pelayanan kesehatan masih tetap ditujukan kepada individu atau keluarga, tetapi dilihat dalam satu kesatuan masyarakat , maka penganggulangan yang direncanakan dan dilaksanakan adalah dalam tingkat masyarakat.
( Setiyadi, 2008 )

  1. Peran perawat dalam asuhan keperawatn keluarga
1.      Pengenal kesehatan perawat membantu keluargauntuk mengenal penyimpangan dari keadaan normal tentang kesehatannya dengan menganalisa data secara objektif serta membuat keluarga sadar akan akibat masalah tersebut dalam perkembangan keluarga
2.      Pemberi pelayanan pada anggota keluarga yang sakit, dengan memberikan asuhan keperawatan kepada anggota keluarga yang sakit
3.      Koordinator pelayanan kesehatan dan keperawatan kesehatan keluarga.
4.      Fasilitator, yaitu dengan cara menjadikan pelayanan kesehatan itu mudah dijangkau oleh keluarga dan membantu mencarikan jalan pemecahannya
5.      Pendidik kesehatan, yaitu untuk merubah perilaku keluarga dari perilaku tidak sehat menjadi sehat.
6.      Penyuluh dan konsultat, yang berperan dalam memberikan petunjuk tentang asuhan perawatan dasar dalam keluarga.

PERAWATAN KESEHATAN KELUARGA
Perawatan kesehatan keluarga adalah tingkat perawatan kesehatan masyarakat yang ditujukan atau dipusatkan pada keluarga sebagai unit atau kesatuan yang dirawat, dengan sehat sebagai tujuan melalui perawatan sebagai saran/penyalur.
Urgensi keperawatan keluarga dalam konteks pembangunan kesehatan
1.   Keluarga membutuhkan pelayanan kesehatan untuk memenuhi tugasnya dalm setiap fase perkembangan
2.   Tingkat kesehatan individu berkaitan dengan tingkat kesehatan keluarga dan sebaliknya
3.   Tingkat funsional keluarga sebagai unit terkecil dari komunitas dapat mempengaruhi derajat kesehatan system diatasnya
Paradigma Keperawatan
1.      Konsep Manusia
Manusia adalah makhluk bio-psiko-sosial dan spiritual yang utuh dan unik, dalam arti merupakan satu kesatuan utuh dari aspek jasmani dan rohani dan unik karena mempunyai berbagai macam kebutuhan sesuai dengan tingkat perkembangannya. (Konsorsium Ilmu kesehatan, 1992)
Manusia selalu berusaha untuk memahami kebutuhannya melalui berbagai upaya antara lain dengan selalu belajar dan mengembangkan sumber-sumber yang diperlukan sesuai dengan potensi dan kemampuan yang dimilikinya. Dalam kehidupan sehari-hari, manusia secara terus menerus mengahadapi perubahan lingkungan dan selalu berusaha beradaptasi terhadap pengaruh lingkungan
Dimensi manusia sebagai satu kesatuan utuh antara aspek fisik, intelektual, emosional, social-kultural, spiritual dan lingkungan ( Dikutip dari Taylor C. dkk. Fundamental of Nursing, 1989)
a.       Individu sebagai klien
Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan utuh dari aspek biologi, psikologi, social dan spiritual. Peran perawat pada individu sebagai klien, pada dasarnya memenuhi kebutuhan dasarnya mencakup kebutuhan biologi, social, psikologi dan spiritual karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan, kurang kemauan menuju kemandirian pasien/klien.
b.      Keluarga sebagai klien
Keluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat secara terus menerus dan terjadi interaksi satu sama lain baik secara perorangan maupun secara bersama-sama, di dalam lingkungannya sendiri atau masyarakat secara keseluruhan. Keluarga dalam fungsinya mempengaruhi dan lingkup kebutuhan dasar manusia dapat dilihat pada Hirarki Kebutuhan Dasar Maslow yaitu kebutuhan fisiologis, rasa aman dan nyaman, dicintai dan mencintai, harga diri dan aktualisasi diri.
Beberapa alasan yang menyebabkan keluarga merupakan salah satu focus pelayanan keperawatan yaitu:
1)      Keluarga adalah unit utama dalam masyarakat dan merupakan lembaga yang menyangkut kehidupan masyarakat
2)      Keluarga sebagai suatu kelompok dapat menimbulkan, mencegah, memperbaiki atau mengabaikan maslah kesehatan dalam kelompoknya sendiri. Hampir setiap masalah kesehatan mulai dari awal sampai pada penyelesaiannya akan dipengaruhi keluarga. Keluarga mempunyai peran utama dalam pemeliharaan kesehatan seluruh anggota keluarga.
3)      Masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan. Penyakit pada salah satu anggota keluarga akan mempengaruhi seluruh anggota keluarga tersebut. Peran dari anggota-anggota keluarga akan mengalami perubahan, bila salah satu angota menderita sakit. Disisi lain status kesehatan dari klien juga sebagian akan ditentkan oleh kondisi keluarganya.
c.       Masyarakat sebagai klien
d.      Kesatuan hidup manusia yang brinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tetentu yang bersifat terus menerus dan terikat oleh suatu indentitas bersama
Ciri-ciri:
1)      Interaksi antar warga
2)      diatur oleh adat istiadat, norma, hukum dan peraturan yang khas
3)      Suatu komuniatas dalam waktu
4)      identitas yang kuat mengikat semua warga
2.      Kesehatan
Sehat didefinisikan sebagai kemampuan melaksanakan peran dan fungsi dengan efektif (Parson).Kesehatan adalah proses yang berlangsung mengarah kepada kreatifitas, konstruktif dan produktif (Paplau).
Menurut HL Bloom ada 4 faktor yang mempengaruhi kesehatan
a.       Keturunan
b.      Perilaku
c.       Pelayanan kesehatan
d.      Lingkungan
Sehat merupakan tujuan dalam pemberian pelayanan keperawatan , dimana kondisi sehat-sakit berada dalam suatu rentang dari kondisi sehat optimal sampai dengan status kesehatan yang terendah yaitu kematian dan kondisi normal berada di tengah.( Taylor C. dkk )
3.      Keperawatan
Keperwatan adalah suatu bentuk pelayanan professional sebagai bagian integral pelayanan kesehatan berbentuk pelayanan biologi, psikologi, social dan spiritual secara komprehensif, ditujukan kepada individu keluarga dan masyarakat baik sehat maupun sakit mencakup siklus hidup manusia.
Sebagai suatu profesi, keperawatan memiliki falsafah yang bertujuan mengarahkan kegiatan keperawatan yang dilakukan. Pertama, Keperawatan menganut pandangan yang holistic terhadap manusia yaitu keutuhan sebagai makhluk bio-psiko-sosial-spiritual. Kedua, kegiatan keperawatan dilakukan dengan pendekatan humanistic dalam arti menghargai dan menghormati martabat manusia, memberi perhatian kepada klien serta menjunjung tinggi keadilan bagi semua manusia. Ketiga, keperawatan bersifat universal dalam arti tidak membedakan atas ras, jenis kelamin, usia, warna kulit, etnik, agama, aliran politik dan status ekonomi social. Keempat, keperawatan adalah bagian integral dari pelayanan kesehatan serta yang kelima, keperawatan menganggap klien seb`gai partne aktif dalam arti perawat selalu bekerjasama dengan klien dalam pemberian asuhan keperawatan.
4.      Lingkungan
Lingkungan dalam paradigma keperawatan berfokus pada lingkungan masyarakat, dimana lingkungan dapat mempengaruhi status kesehatan manusia. Lingkungan di sini meliputi lingkungan fisik, psikologis, social budaya dan lingkungan spiritual. Untuk memahami hubungan lingkungan dengan kesehatan masyarakat (individu, keluarga, kelompok dan masyarakat) dapat digunakan model segitiga agen-hospes-lingkungan atau agent-host-environment triangle model yang dikemukakan oleh Leavelll,(1965), dimana ketiga komponen saling berhubungan dan dapat berpengaruh terhadap status kesehatan penduduk.
5.      Prinsip dasar dalam praktek perawatan kesehatan masyarakat adalah sebagai berikut:
a)      Keluarga adalah unit utama dalam pelayanan kesehatan masyarakat
b)      Sasaran terdiri dari, individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
c)      Perawat kesehatan bekerja dengan masyarakat bukan bkerja untuk masyarakat.
d)     Pelayanan keperawatan yang diberikan lebih menekankan pada upaya pomotif dan preventif dengan tidak melupakan upaya kuratif dan rehabilitatif.
e)      Dasar utama dalam peayanan perawatan kesehatan masyarakat adalah menggunakan pendekatan pemecahan masalah yang dituangkan dalam proses keperawatan.
f)       kegiatan utama perawatan kesehatan mayarakat adalah dimasyarakat dan bukan di rumah sakit.
g)      Pasien adalah masyarakat secara keseluruhan baik yang sakit maupun yang sehat.
h)      Perawatan kesehatan masyarakat ditkankan kepada pembinaan perilaku hidup sehat masyarakat.
i)        Tujuan perawatan kesehatan masyarakat adalah meningkatkan fungsi kehidupan sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan seoptimal mungkin.
j)        Perawat kesehatan masyarakat tidak bekerja secara sendiri tetapi bekerja secara team.
k)      Sebagian besar waktu dari seorang perawat kesehatan masyarakat digunakan untuk kegiatan meningkatkan kesehatan, pencegahan penyakit, melayani masyarakat yang sehat atau yang sakit, penduduk sakit yang tidak berobat ke puskesmas, pasien yang baru kembali dari rumah sakit.
l)        Home visite sangat penting.
m)    Pendidikan kesehatan merupakan kegiatan utama.
n)      Pelayanan perawatan kesehatan masyarakan harus mengacu pada sistem pelayanan kesehatan yang ada.
o)      Pelaksanaan asuhan keperawatan dilakukan di institusi pelayanan kesehatan yaitu puskesmas, institusi seperti sekolah, panti, dan lainnya dimana keluarga sebagai unit pelayanan.
Fungsi fungsi keperawatan keluarga
Membantu keluarga menyelsaikan masalah kesehatan dengan peningkatan kesanggupan keluarga melakukan fungsi dan tugas perawat kesehatan keluarga
Peran Perawat Keluarga :
1. Pendidik
Perawat perlu memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga agar :
a. Keluarga dapat melakukan program asuhan kesehatan keluarga secara mandiri
b. Bertanggung jawab terhadap masalah kesehatan keluarga
2. Koordinator
Diperlukan pada perawatan berkelanjutan agar pelayanan yang komprehensif dapat tercapai. Koordinasi juga sangat diperlukan untuk mengatur program kegiatan atau terapi dari berbagai disiplin ilmu agar tidak terjadi tumpang tindih dan pengulangan
3. Pelaksana
Perawat yang bekerja dengan klien dan keluarga baik di rumah, klinik maupun di rumah sakit bertanggung jawab dalam memberikan perawatan langsung. Kontak pertama perawat kepada keluarga melalui anggota keluarga yang sakit. Perawat dapat mendemonstrasikan kepada keluarga asuhan keperawatan yang diberikan dengan harapan keluarga nanti dapat melakukan asuhan langsung kepada anggota keluarga yang sakit
4. Pengawas kesehatan
Sebagai pengawas kesehatan, perawat harus melakukan home visite atau kunjungan rumah yang teratur untuk mengidentifikasi atau melakukan pengkajian tentang kesehatan keluarga
5. Konsultan
Perawat sebagai narasumber bagi keluarga di dalam mengatasi masalah kesehatan. Agar keluarga mau meminta nasehat kepada perawat, maka hubungan perawat-keluarga harus dibina dengan baik, perawat harus bersikap terbuka dan dapat dipercaya
6. Kolaborasi
Perawat komunitas juga harus bekerja dama dengan pelayanan rumah sakit atau anggota tim kesehatan yang lain untuk mencapai tahap kesehatan keluarga yang optimal
7. Fasilitator
Membantu keluarga dalam menghadapi kendala untuk meningkatkan derajat kesehatannya. Agar dapat melaksanakan peran fasilitator dengan baik, maka perawat komunitas harus mengetahui sistem pelayanan kesehatan (sistem rujukan, dana sehat, dll)
8. Penemu kasus
Mengidentifikasi masalah kesehatan secara dini, sehingga tidak terjadi ledakan atau wabah
9. Modifikasi lingkungan
Perawat komunitas juga harus dapat mamodifikasi lingkungan, baik lingkungan rumah maupun lingkungan masyarakat, agar dapat tercipta lingkungan yang sehat.








DAFTAR PUSTAKA

·         Setiadi. 2007. Konsep Dan Proses Keperawatan Keluarga. Jakarta : GRAHA ILMU
·         http://andaners.wordpress.com/2009/04/27/konsep-keperawatan-keluarga/



Tidak ada komentar:

Posting Komentar