PENYAKIT JANTUNG INFEKSI
Oleh: Eko Prabowo
1.1
ENDOKARDITIS
·
DEFINISI
Endokarditis
adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh mikroorganisme pada endokard atau
katub jantung. Infeksi endokarditid biasanya terjadi pada jantung yang telah
mengalami kerusakan. Penyakit ini didahului dengan endokarditis, biasanya
berupa penyakit jantung bawaan, maupun penyakit jantung yang didapat. Dahulu
Infeksi pada endokard banyak disebabkan oleh bakteri sehingga disebut
endokariditis bakterial. Sekarang infeksi bukan disebabkan oleh bakteri saja,
tetapi bisa disebabkan oleh mikroorganisme lain, seperti jamur, virus, dan lain-lain.
Endokarditis
tidak hanya terjadi pada endokard dan katub yang telah mengalami kerusakan,
tetapi juga pada endokar dan katub yang sehat, misalnya penyalahgunaan narkotik
perintravena atau penyakit kronik. Perjalanan penyakit ini bisa; akut, sub akut,
dan kronik, tergantung pada virulensi mikroorganisme dan daya tahan penderita.
Infeksi subakut hampir selalu berakibat fatal, sedangkan hiperakut/akut secara
klinis tidak pernah ada, karena penderita meninggal terlebih dahulu yang
disebabkan karena sepsis. Endokarditis kronik hampir tidak dapat dibuat
diagnosanya, karena gejalanya tidak khas.
·
ETIOLOGI
Endokarditis
paling banyak disebabkan oleh streptokokus viridans yaitu mikroorganisme yang
hidup dalam saluran napas bagian atas. Sebelum ditemuklan antibiotik, maka 90 -
95 % endokarditis infeksi disebabkan oleh strptokokus viridans, tetapi sejak
adanya antibiotik streptokokus viridans 50 % penyebab infeksi endokarditis yang
merupakan 1/3 dari sumber infeksi. Penyebab lain dari infeksi endokarditis yang
lebih patogen yaitu stapilokokus aureus yang menyebabkan infeksi endokarditis
subakut. Penyebab lainnya adalah stertokokus fekalis, stapilokokus, bakteri
gram negatif aerob/anaerob, jamur, virus, ragi, dan kandida.
·
FAKTOR-FAKTOR
PREDISPOSISI
Faktor predisposisi diawali
dengan penyakit-penyakit kelainan jantung dapat berupa :
ü
penyakit jantung rematik
ü
penyakit
jantung bawaan
ü
katub
jantung prostetik
ü
penyakit
jantung sklerotik
ü
prolaps
katub mitral
ü
post
operasi jantung
ü
miokardiopati hipertrof obstruksi.
Endokarditis infeksi sering timbul pada penyakit
jantung rematik dengan fibrilasi dan gagal jantung. Infeksi sering pada katub
mitral dan katub aorta. Penyakit jantung bawaan yang terkena endokarditis
adalah penyakit jantung bawaan tanpa ciyanosis, dengan deformitas katub dan
tetralogi fallop. Bila ada kelainan organik pada jantung, maka sebagai faktor
predisposisi endokarditis infeksi adalah akibat pemakaian obat imunosupresif
atau sitostatik, hemodialisis atau peritonial dialisis, serosis hepatis,
diabetis militus, penyakit paru obstruktif menahun, penyakit ginjal, lupus
eritematosus, penyakit gout, dan penyalahan narkotik intravena.
Faktor pencetus endokarditis infeksi adalah ekstrasi gigi atau tindakan lain pada gigi dan mulut, kateterisasi saluran kemih, tindakan obstretrik ginekologik dan radang saluran pernapasan.
Faktor pencetus endokarditis infeksi adalah ekstrasi gigi atau tindakan lain pada gigi dan mulut, kateterisasi saluran kemih, tindakan obstretrik ginekologik dan radang saluran pernapasan.
·
PATOFISIOLOGI
Manifestasi klinis EI merupakan akibat dari beberapa mekanisme antara
lain :
ü
Efek destruksi lokal akibat infeksi intrakardiak.
Koloni kuman pada katub jantung dan jaringan disekitarnya dapat mengakibatkan
kerusakan dan kebocoran katup, terbentuk abses atau perluasan vegetasi dan ke
perivalvular.
ü
Adanya vegetasi fragmen septik yang terlepas,
dapat mengakibatkan terjadinya tromboemboli, mulai dari emboli paru (vegetasi
katup trikuspid) atau sampai keotak (vegetasi sisi kiri), yang merupakan emboli
septik
ü
Vegetasi akan melepas bakteri secara terus
menerus kedalam sirkulasi (bakteremia kontinus), yang mengakibatkan gejala
konstitusional seperti demam, malaise, tak nafsu makan, penurunan berat badan
dll
ü
Respons antibodi humoral dan selular terhadap
infeksi mikroorganisme dengan kerusakan jaringan akibat kompleks imun atau
interaksi komplemen-antigen yang menetap dalam jaringan. Manifestasi klinis EI
dapat berupa: petekie, osler’s node, artritis, glomerulonefritis.
·
MANIFESTASI
KLINIS
Demam merupakan gejala dan tanda yang paling sering ditemukan pada EI.
Demam mungkin tidak ditemukan atau
minimal pada pasien usia lanjut atau pada gagal jantung kongestif, debilitas
berat, gagal ginjal kronik dan jarang pada EI katup asli yang disebabkan
stafilokokus koagulase negatif.
Mur-mur jantung ditemukan pada 80-85% pasien EI katub asli,
dan sering tidak terdengar EI katub asli. Pembesaran limpa ditemukan pada
15-50% pasien dan lebih sering pada EI subakut.
Ptekie, merupakan
manifestasi perifer tersering, dapat ditemukan pada konjungtifa palpebra,
mukosa palatal dan bukal, ekstermitas dan tidak spesifik pada EI. Splinter atau
subungual hemorrhages merupakan gambaran merah gelap, linier atau jarang berupa
flame-shaped streak pada dasar kuku atau jari, biasanya pada bagian progsimal.
Osler nodes biasanya berupa nodul subkutan kecil yang nyeri yang terdapat pada
jari atau jarang pada jari lebih progsimal dan menetap dalam beberapa jam atau
hari, dan tak patognomonis untuk EI. Lesi janeway berupa eritema kecil atau
makula hemoragis yang tak nyeri pada telapak tangan atau kaki dan merupakan
akibat embolik septik. Roth spots perdarahan retina oval dengan
pusat yang pucat jarang ditemukan pada EI.
Gejala muskuloskletal
sering ditemukan berupa artralgia dan mialgia, jarang atritis dan nyeri bagian
belakang yang prominen.
Embolik sistemik
merupakan sequellae klinis tersering
EI , dapat terjadi sampai 40 % pasien dan kejadiannya cenderung menurun selama
terapi antibiotik yang efektif. Gejala dan tanda neurologis terjadi pada 30 –
40% pasien EI dan dikaitkan dengan peningkatan mortalitas . Strok emboli
merupakan manifestasi klinis tersering . Manifestasi klinis lain yaitu
perdarahan intrakarnial yang berasal dari ruptur aneurisma mikotik, ruptur
arteri karena arteritis septik , kejang dan ensefalopi.
·
PENATALAKSANA
Penatalaksana kasus EI biasanya berdasarkan
terapi empiris , sementara menunggu hasil kultur. Pemilihan antibiotik pada
terapi empiris ini dengan melihat kondisi pasien dalam keadaan akut atau
subakut . Faktor – faktor lain yang juga perlu dipertimbangkan adalah riwayat
penggunaan antibiotika sebelumnya ,
infeksi di organ lain dan resistensi obat.Seyogyanya antibiotika yang diberikan
pada terapi empiris berdasarkan pola kuman serta resistensi obat pada daerah
tertentu yang evidence based.
Pada keadaan EI akut,
antibiotika yang dipilih haruslah yang mempunyai spektrum luas yang dapat
mencakup S. aureus , Streptokokus dan basil gram negatif . Sedangkan pada
keadaan EI subakut regimen terapi yang dipilih harus dapat membasmi
streptokokus termasuk E.faecalis
Terapi empiris ini
biasannya hanya diperlukan beberapa hari sambil menunggu hasil tes sensitivitas
yang akan menentukan modifikasi terapi.
Untuk memudahkan dalam
penatalaksanaan EI , telah dikeluarkan beberapa guide lines ( pedoman) .
Penilitian menujukkan bahwa terapi kombinasi penisilin ditambah aminoglikosida
membasmi kuman lebih cepat daripada penisilin saja.
Regimen terapi yang telah
diteliti antara lain: sef triakson 1x 2 gram IV selama 4 minggu, diberiakan
pada kasus EI karena sterptococus . Pemberian regimen ini cukup efektif dan
aman , praktis karena pemberianya 1 x
dalam sehari , dan dapat diberikan
sebagai terapi rawat jalan.
Beberapa penelitian lain
juga melaporkan efektifitas regimen terapi oral : siprofloksasin 2x 750mg dan
rifampisin 2x300 mg selam 4 minggu dan dapat diberikan pasien rawat jalan.
Regimen terapi vancomisin
merupakan terapi pilihan pada kasus EI dengan methisilin resistan stapylococus
aureus , walaupun demikian respon klinis yang lambat masih cukup ditemukan .
Infeksi H IV sering ditemukan
pada pasien EI yang disebabkan PNIF , sekitar 75 %.
·
TERAPI
SURGIKAL
Intervensi surgikal dianjurkan
pada beberapa keadaan antara lain :
ü
Vegetasi menetap setelah embolik sistemik :
Vegetasi pada katup mitral anterior, terutama dengan ukuran > 10mm atau ukuran vegetasi meningkat
setelah terapi antimikroba 4 minggu.
ü
Regurgitasi aorta atau mitral akut dengan
tanda-tanda gagal ventrikel.
ü
Gagal jantung kongestif yang tidak responsif
terhadap terapi medis
ü
Perforasi atau ruptur katup
ü
Ekstensi perivalvular : abses besar atau ekstensi
abses walaupun terapi antimikroba adekuat
ü
Bakteriemia menetap setelah pemberian terapi
medis yang adekuat
·
KOMPLIKASI
Komplikasi
EI dapat terjadi pada setiap organ, sesuai dengan patofisiologi terjadinya
manifestasi klinis
-
Jantung :
katup jantung; regurgitasi, gagal jantung, abses
-
Paru :
emboli paru, pneumonia, pneumotoraks, empiema, dan abses
-
Ginjal :
glomerulunefritis
-
Otak :
perdarahan subaraknoid, strok emboli, infrak serebral
1.2
MIOKARDITIS
·
DEFINISI
Miokarditis
adalah penyakit inflamasi pada miokard, yang bisa disebabkan karena infeksi
maupun non infeksi. Patofisiologi miokarditis belum sepenuhnya dimengerti.
Miokarditis primer diduga karena infeksi virus akut atau respon autoimun pasca
infeksi viral. Miokarditis sekunder adalah inflamsi miokard yang disebabkan
pathogen spesifik. Pathogen ini mencakup bakteri,sptroseta,riketsia,
jamur,protozoa,obat,bahan kimia,obat fisika
dan penyakit inflamasi lain seperti
·
EPIDEMIOLOGI
Penyakit
ini dapat menyerang semua golongan umur. Insidensi sebenarnya sukar ditetapkan
karena banyak yang tidak terdiagnosis dan sembuh spontan. Ada yang menduga miokarditis
terjadi pada 5 sampai 15% dari pasien dengan penyakit infeksi. Di Amerika utara
dan eropa barat miokarditis sering disebabkan virus, sedang di Amerika Selatan
penyakit Chaga (yang disebabkan Trypanoosoma cruzi) lebih dominan. Bentuk
kronik miokarditis penyakit chaga ini bermanifestasi sebagai kardium miopati
kongestif/dilated. Di Negara-negara penghasil biri-biri seperti Uruguay,
Australia, selandia baru dan Negara-negara mediterania, miokarditis terjadi
akibat ekinokokosis. Demam reumatik sebagai penyebab miokarditis sering
terdapat di Negara-negara berkembang.
·
ETIOLOGI
Miokarditis
dapat disebabkan infeksi, reaksi alergi, dan reaksi toksik.
I.
Infeksi.
Hampir semua infeksi dapat menyebabkan miokarditis.
a) Infeksi bacterial : streptokokus,
stafilokokus, meningokus, hemofilus, salmonilosis.
b) Infeksi spiroketa : sifilis,
leptospirosis.
c) Infeksi jamur : aspergilosis, kandidiasis,
kriptokokosis.
d) Infeksi parasit : sistiserkosis tenia,
tripanosomiasis, toksoplasmosis.
e) Infesi virus : coxsackie b virus, arbo virus, hepatitis, cytomegalo virus, influenza,
mumps, poliomyelitis, rabies, vericella dan HIV
f) Infeksi rickettsia : rocky mountain spotted fever, scurb typhus.
II.
Reaksi
alergi, berupa suatu miokarditis hipersensitivitas yang disebabkan obat-obatan
:
a) Antibiotic : amfoterisin B, penisilin
kloramfenikol, streptomisin.
b) Sulfonamide : sulfadiasin, sulfasoksazol.
c) Anti konvulsan : fenitoin, karbamazepin.
d) Anti tuberkolosis : isoniazid,
paraaminosalisilat.
e) Anti inflamasi : indometazin, tenibutazon
f) Diuretic : asetazomalid, klortalidon,
spinoroakton, hidroklorotiazid.
g) Lain-lain : aminiptrilin, metidopa,
tetanus toksoid, vaksin cacar/kolera
III.
Reaksi
toksik karena bahan-bahan tertentu seperti :
a) Bahan-bahan kimia : arsenic, timah
b) Anti neoplastik : interferon alfa,
interleukin-2, siklofosfamid.
c) Bisa ular : laba-laba, kalajengking.
d) Lain-lain : radiasi, kokain.
·
PATOLOGI
Secara
makroskopis pada keadaan akut didapatkan konsistensi otot jantung yang lembek
dengan pendarahan setempat. Bila menjadi kronik jantung akan membesar dan
hipertropi.
Pada
penyakit chaga didapatkan kardiomegali dengan dilatasi kedua ventrikel,
terutama yang kanan. Lebih sering di daerah apeks, dinding menipis, berparut
dan menggelembung hingga menyerupai aneurisma apical. Gambaran histologis
bervariasi tergantung derajat penyakitnya. Mekanisme kerusakan miokard dan agen
penyebabnya.
Pada dua
minggu pertama didapatkan fokifiltrasi sel-sel radang yang tersebar di seluruh
miokard disertai degenerasi serabut-serabut miokard yang berdekatan. Tergantung
penyebabnya, bila infeksi bacterial, sel-sel radang ini akan didominasi
polimorfonuklear; pada infeksi spiral sel-sel limfosit dan dalam hal
miokarditis hipersensitivitas maka eusinofil yang lebih dominan. Pada minggu ke
3 serabut-serabut miokard yang mengalami degenerasi akan diganti dengan
jaringan ikat. Pada beberapa keadaan kita temukan mikroakses, yang pada
pewarnaan dapat ditemukan mikroorganisme penyebabnya, misalnya miokarditis
akibat penyumbatan emboli pada arteri koronaria, intramural pada keadaan
endokarditis infektif yang akut. Dalm hal ini jarang menyebabkan gangguan
fungsi miokard.
Pada
miokarditis karena difteri kerusakan miokard disebabkan toksin yang dikeluarkan
basil ini. Toksin akan menghambat sintesis protein dan secara mikroskopis akan
didapatkan miosit dengan infiltrasi lemak, serat otot mengalami nekrosis
hialin.
Beberapa
organism dapat menyerang dinding arteri kecil, terutama arteri koronaria
intramuscular yang akan member rekasi radang perivaskular miokardium. Keadaan
ini dapat disebabkan oleh pseudomonas dan beberapa jenis jamur seperti
aspergilis dan kandida.
Sebagian
kecil mikrioorganisme menyerang langsung sel-sel miokard yang menyebabkan
reaksi radang. Hal ini terjadi pada toksoplasmosis gondii. Pada trikinosis
sel-sel radang yang ditemukan terutama eusinofil. Diagnosis ditegakkan dengan
menemukan kista trikina. Ekinokokosis dapat juga menyerang miokard dengan
terbentuknya kista hidatid, terutama dalam dinding ventrikel kiri. Kista
unilokular ini akan menekan miokard sekitarnya dan menyebabkan atofi atau
nekrosis.
·
PATOGENESIS dan PATOFISIOLOGI
Kerusakan
miokard oleh kuman-kuman infeksius ini dapat melalui tiga mekanisme dasar:
1) Infasi langsung ke miokard
2) Proses imunologis terhadap miokard
3) Mengeluarkan toksin yang merusak miokard
Proses mikarditis firal ada 2 tahap :
Fase
akut berlangsung kira-kira 1 minggu (pada tikus) dimana terjadi infasi virus ke
miokard, replikasi virus dan lisis sel. Kemudian terbentuk neutralizing
antibody dan virus akan dibersihkan atau dikurangi jumlahnya dengan bantuan
makrofag dan natural killer sel (sel NK )
Pada
fase berikunya miokard akan di infiltrasi oleh sel-sel radang dan system immune
akan diaktifkan antara lain dengan terbentuknya antibody terhadap miokard
akibat perubahan sel yang terpajan oleh virus. Ase ini berlangsung beberapa
minggu sampai beberapa bulan dan diikuti kerusakan miokard dari yang minimal
samapai yang berat.
Diduga
10-20% dari miokarditis vital ini akan berlanjut menjadi bentuk kardiomiopati
kongestif/ dilated.
Proses
pada miokarditis ini mungkin terjadi melalui mekanisme auto immune berdasarkan
buksti-bukti sbb :
1. Pada jenis tikus yang rentan didapat
virenia yang tinggi, terlambatnya pembentukan neutralizing antibody dan
terlambatnya pembersihan virus.
2. Sitotoksik limfosit T dan limpatikus yang
terinfeksi virus dapat melisis miosis dalam kultur.
3. Terbentuknya auto antibody terhadap
protein miokard yang spesifik pada straintikusyang rentan atau pada pasien
miopati kongestif/dilated sesudah mengalamii miokarditis viral.
Tetapi ada pula temuan-temuan
lain yang tidak menyokong suatu dasar proses autoimun :
1. Tikus yang atinik masih dapat menderita
miokarditis viral.
2. Tikus dengan defisiensi imun berat masih
dapat menderita miokarditis yang ekstensif.
3. Terapi supresif imun memperberat
miokarditis pada tikus dan tidak jelas bermanfaat pada manusia.
Karenanya dipikirkan mekanisme
alternative lain :
Kemungkinan peran konstriksi
miovaskular atau spasme:
Pada percobaan binatang yaitu
tikus dengan strain yang rentan dalam perjalanan penyakitnya dan miokarditis
viral menuju kariomiopati kongestif/dilated didapatkan kerusakan jaringan pada
tingkat sirkulasi mikro seperti yang ditemukan pada kerusakan sesudah
reperfusi. Hal yang sama juga didapatkan dengan penyuntikan cairan getah
silicon (micordil) pada tikus, didapatkan pada saat kardiomipati juga disertai
adanya daerah-daerah dengan konstriksi mikrovaskuler atau spasme. Proses
kardiomiopati dan kelainan vaskuler ini dapat dicegah dengan pemberian
verapami.
Enterovirus sebagai penyebab
miokarditis viral juga merusakkan sel-sel endotel dan terbentuknya antibody
endotel, diduga sebagai penyebab spasme mikrovaskular.
Walaupun etilogi kelainan
mikrovaskuler belum pasti, tetapi sangat mungkin berasal dari respons imun atau
kerusakan endotelin.,prostaglandin,sitokin dan limfokin.
Jadi pada dasarnya terjadi
spasme sirkulasi mikro yang menyebabkan proses
berulang antara obstruksi dan refurpusi yang mengakibatkan larutan
makriks miokard dan habisnya otot jantung.
·
KLASIFIKASI
Berdasarkan gelaja klinik dan
biospi endemic kardial,miokarditis dapat dibagi.
1. Miokarditis akut
Biasanya orang-orang muda
(umur sekitar 20an) lebih banyak pada laki-laki dan pada umumnya didahului oleh
riwayat infeksi virus, seperti demam yang tidak khas atau infeksi saluran napas
bagian atas, yang timbul seminggu sampai 3 minggu sebelum terjadinya
gejala-gejala kardial. Perjalanan penyakitnya berlangsung kira-kira 8 minggu,
dan bagi yang mengalami payah jantung kongestif sebagian pasien akan meninggal
atau mengalami perbaikan dan sembuh sempurna sesudah 6 bulan.
2. Rapidly progressive myocarditis
Terdapat pada orang-orang yang
lebih tua (sekitar 35-an) juga lebih sering laki-laki, dengan gejala utama
payah jantung kongestif yang progresif, aritmia terutam ventricular. Berbeda
dengan miokarditis akut perjalanan penyakit ini berlangsung berbulan-bulan
sampai bertahun-tahun dengan periode-periode kompensasi diselingi
periode-periode payah jantung refrakter yang memerlukan perawatan. Kematian
terjadi setelah 6 bulan dan sebagian besar akan meninggal dalam 3 tahun.
3. Miokarditis kronik
Redapat pada umur 30-an dan
kebanyakan wanita. Perjalanan penyakitnya dimulai dari episode payah jantung
yang disusul dengan perbaikan klinis dengan disfungsi jantung yang bersisa.
Secara histologist didapatkan daerah-daerah dengan kerusakan sel yang akut yang
mengalami penyembuhan tersebar hamper
sama banyak. Terlihat peningkatan jaringan interstisial.
·
MANIFESTASI KLINIK
Manifestasi klinis miokarditis
sangat bervariasi dari yang tanpa keluhan sampai bentuk berat berupa payah
jantung kongestif yang fatal. Pada miokarditis viral, variasi keadaan ini
diduga sehubungan dengan kerentanan secara genetic yang berbeda pada tiap
pasien.
Sebagian besar keluhan pasien
tidak khas mungkin didapatkan rasa lemah, berdebar-debar, sesak nafas dan
merasa tidak enak didada. Nyeri dada biasanya ada bila disertai perikarditis.
Kadang-kadang didapatkan rasa nyeri yang menyerupai angina pectoris. Gejala
yang sering ditemukan adalah takikardia yang tidak seuai dengan kenaikan suhu.
Kadang-kadang didapatkan hipotensi dengan nadi yang kecil atau dengan kulsus
alternans.
Jantung biasanya membesar,
terutam bila sudah terjadi jantung kongestif atau dalam keadaan kardiomiopati
kongestif/dilated.
Tekanan vena jugularis
meningkat dan pada aukultasi didapatkan bunyi jantung pertama yang melemah,
kadang-kadang ditemukan aritmia dan irama derap ventricular atau atrial serta
sistolik diapeks.
Manifestasi klinis miokarditis
jarang didapat pada saat puncak penyakit infeksinya karena akan tertutup oleh
manifestasi sistemik penyakit infeksi tersebut dan baru jelas pada fase
pemulihan. Sebaliknya pada infeksi virus sebagian besar perjalanannya insidious
hingga sering terlewatkan. Dari bentuk ini umumnya sembuh dengan sendirinya,
tetapi sebagian berlanjut menjadi bentuk kardiomiopati kongestif/dilated dan
ada juga yang menjadi penyebab aritmia gangguan konduksi atau payah jantung
yang secara structural dianggap normal.
·
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Ø
Laboratorium
Ditemukan leukositosis dengan
polimorfonuklea atau limfosit yang dominan, tergantung penyababnya. Pada infeksi parasit ditemukan
eusinofilia. Laju endap darah biasanya meningkat. Enzim jantung, keratin kinase
atau laktat dehidrogenase (LDH) dapat juga meningkat tergantung luasnya
nekrosis miokard. Pemeriksaan serial dapat juga menentukan progesivitas atau
penyembuhan miocarditis.
Ø
Elektrokardiografi
kelainan yang didapat bersifat
sementara dan lebih sering ditemukan dibanding kelainan klinis jantungnya. Yang
palig sering adalah sinus takikardia, perubahan segmen ST dan atau gelombang T
serta lowvoltage. Kadang-kadang ditemukan aritmia atrial atau ventrikular, AV
blog, intraventrikular conduction defect dan QT memanjang. AV blog total
sifatnya sementara dan hiilangnnya tanpa bekas, tetapi kadang-kadang sebagai
penyebab kematian mendadak pada
miokarditis.
Ø
Foto
dada
Ukuran jantung sering membesar
walaupun dapat juga normal. Kadang-kadang disertai kongesti paru.
Ø
Ekokardiografi
Sering didapatkan hipokinesis
kedua ventrikel walaupun kadang-kaang bersifat regional terutama diapeks. Dapat
juga ditemukan penebalan didnding ventrikel, trombi ventrikel kiri, pengisian
diastolic yang abnormal atau efusi pericardial.
Ø
Radiomiclide
scanning dan magnetic resonance imaging
Dapat ditemukan perubahan
inflamasi dan nekrosis yang khas dari suatu miokarditis.
Ø
Biopsi
endomikardial
Melalui
transvenous/transarterial dapat diambil endomiokardium ventrikel kanan dan
kiri. Pemeriksaan terbatas secara histo-patologis dan mikroskop electron.
Analisis histo-kemikal dan imunologis contoh biopsi masih pada taraf penelitian.
Hasil pemeriksaan biopsy yang positif mempunyai nilai diagnostic sedang hasil
negative tidak dapat menyingkirkan miokarditis. Untuk itu perlu dilakukan
biopsy pada beberapa tempat.
·
DIAGNOSIS
Bentuk ringan sukar didiagnosis, sering terselubung oleh gejala
sistemik infeksinya. Sering pada fase pemulihan infeksinya baru muncul keluhan
atau gejala kandiologis.
Disamping manifestasi sistim dan kardiologis, diagnosis,
ditegakkan dengan pemeriksaan penunjang seperti elektrokardiogram, foto dada
dan ekokardiogram. Bila di mungkinkan dapat dilakukan radionuclide scaning dan
magnetic resonance imaging.
Miokarditis viral ditegakkan dengan menemukan virus di tinja,
apusan kerongkongan, darah, miokard atau cairan perikard.
Untuk diagnosis konfirmatif dapat dilakukan biopsy
endomiokardial, walaupun yang hasil negative tidak dapat menyingkirkan
diagnosis.
·
KOMPLIKASI
Dapat terjadi:
1. Kardimiopati kongestif/dilated
2. Payah jantung kongestif
3. Efusi pericardial
4. AV block total
5. Trombi kardiak
·
PENGOBATAN
Dianjurkan tirah baring/pembatasan aktivitas, pengobatan
biasanya suportif dan ditujukkan pada penyakit infeksi sistemik. Terapinya
spesifik dapat diberikan antibiotic/kemoterpeutik atau sesuai dengan
penyebabnya. Melakukan pengawasan terhadap sistim konduksi AV untuk mengetahui
adanya block.
Tergantung perjalanan penyakitnya, pada miokarditis viral dan
tahap awal kardiomiopati kongestif atau dilated pengobatan yang ditujukkan
kepada proses aktiv dalam miokar sendiri terutama pada spasme sirkulasi mikro
terhadap remodeling jantung.
Untuk tahap akhir dimana sudah terjadi payah jantung kongestif
pengobatan ditujakan kepada faktor-faktor hemodiamik dan neurohumoral dan dalam
hal ini dapat diberikan diuretic, digitalis, vaso dilator dan ACE inhibitor.
Aritmia diobati dengan anti aritmea ataupun bisa juga dengan
pemasangan alat pacu jantung. Pemberian kostikosteroid masih controversial,
pada percobaan pada binatang didapat penambahan jaringan nekrotik dan
peningkatan replikasi virus.
Dapat digunakan obat-obatan anti viral yang efektiv, subpresi
imun/antibodyanti limfosit juga sedang diusahakan obat-obat yang merangsang
produksi interverol.
·
PROGNOSIS
Sebagian besar pasien akan sembuh tanpa cacat
Pronogsis jelek bila
1. Bentuk akut fulminan karena virus
2. Rapidly progressive miokarditis
3. Bentuk kronik yang berlanjut menjadi
kardiomiopaty kongestiv atau dilated
4. Penyakit chaga
Pada pasien
dengan AV blok total walaupun sebagian besifat sementara dan dapat kembali normal, tetapi pada beberapa keadaan
dapat merupakan penyebab mati mendadak.
Pendekatan
pengobatan terhadaap proses spasme sirkulasi mikro di harapkan akan dapat
mempengaruhi perjalanan penyakit dan memperbaiki prognosis pasien.
ASPEK KHUSUS
keterlibatan AIDS miokad dapat
berupa:
1. Miokarditis viral akibat langsung dar HIV
2. Miokarditis non spesifik akibat infeksi
oportunistik
3. Metastasis sarcoma Kaposi pada miokard
4. Lesi toksit dari obat-obat: baik dari obat
anti HIV maupun obat untuk infeksi
oportunistik
1.3
PERIKARDITIS
·
DEFINISI
Perikarditis adalah peradangan perikard
parietal, perikard viseral atau kedua-duanya. Perikarditis dibagi atas
Perikarditis Akut, Subakut dan Kronis. Perikarditis Subakut dan Kronik
mempunyai etiologi, manifestasi klinis, pendekatan diagnostik dan pengobatan
yang sama.
Perikarditis
Akut
Trias klasik perikarditis akut adalah
nyeri dada, perikardial friction trub dan abnormalitas EKG yang khas.
Etiologi
Penyebab perikarditis akut sangat banyak,
yaitu penyakit ediopatik (benigna), infeksi non spesifik virus, tuberculosis,
jamur, bakteri, penyakit kolagen seperti artritis, reumatoid, sistemik lupus
erythematosus (SLE), neoplasma seperti mesotelioma primer, tumor metastasis,
trauma, radiasi, uremia, innfark miokard akut, Dressler’s Syndrome (pasca
infark miokard), sindrome pasca perikardiotomi, dan dseksi aorta.
Walaupun begitu banyak penyebab
perikardituis akut, namun penyebab paling sering sesuai dengan urutan adalah:
Infeksi virus, infeksi bakteri, uremia, trauma, sindrome pasca miokard,
sindrome pasca perikardiotomi, neoplasma dan idiopatik.
Urutan etiologi pada 96 pasien
perikarditis akut menurut Friedberg sebagai berikut:
Demam reumatik 40,6%, infeksi bakterial
19,8%, Tuberculosis 7,3%, perikarditis non spesifik jinak 10,4%, uremia 11,5%,
dan penyakit kolagen 2,1%.
Manifestasi
Klinis
Pasien perikarditis akut biasanya mengeluh
sakit dada substernal atau parasternal, kadang-kadang menjalar ke bahu, menjadi
lebih ringan bila pasien duduk.
Pada pemeriksaan jasmani, ditemukan
perikardial friction rub dan pembesaran jantung. Tanda-tanda tamponade, tekanan
vena meningkat, hepatomegali dan edema kaki juga dapat ditemukan. Bunyi jantung
lemah, tapi dapat juga normal bila efusi perikard berada dibelakang. Ewart’s
sign, yaitu perkusi pekak dibawah angulus spakula kiri bila efusi perikard
banyak.
Foto Rontgen dada bisa normal bila efusi
perikard hanya sedikit, tetapi dapat tampak bayangan jantung membesar seperti
water bottle dengan vaskularisasi paru normal bila efusi perikard banyak.
Elektrokardiografi memperlihatkan elevasi
segmen ST tanpa perubahan resiprokal, voltasi QRS yang rendah (low voltage)
tapi EKG bisa juga normal tau hanya terdapat gangguan irama berupa fibrilasi
atrium.
Pemeriksaan elektrokardiograf M-Mode atau
2 dimensi sangat baik memastikan adanya efusi perikard dan memperkirakan
banyaknya cairan perikard.
Perikarditis
Subakut dan Kronik
Sindrome
perikarditis sudakut (6 minggu – 6 bulan) menyerupai perikarditis kronik dalam
hal etiologi, manifestasi klinis, diagnosis dan pengobatanya. Variasi patologis
berupa :
·
Perikarditis
konstriktif
·
Perikarditis
kronik rekurens tanpa efusi/konstriksi
Perikarditis
kronik bisa muncul dalam 4 bentuk yaitu:
1. Efusi Perikardial Kronik
2. Perikarditis Enfusi-Konstriktif
3. Perikarditis Konstriktif
4. Perikarditis Adhesif
1.
Efusi
perikardial kronik
Kecurigaan efusi perikardial kronik timbul kira di
temukan adanya kombinasi sebagai berikut: pembekakan banyangan jantung pada
foto rontgen, tekanan vena meningkat, bunyi jantung lemah tapi tanpa adanya
kegagalan jantung.
Etiologi Efusi perikardial kronik
Berdasarkan
sifat cairan, etiologi efusi perikardial kronik di bedakan:
-efusi
perikardial kronik yang bersifat serous di sebabkan oleh gagal jantung,
hipoalbuminemik, pasca radiasi dada, perikarditis virus rekurens.
-efusi
yang bersifat serosaguenous di sebabkan oleh uremia, perikarditis neoploastik
dan trauma tumpul.
-efusi
yang bersifat serofibrinous di sebabkan perikarditis bakterial, perikarditis
tuberkolosis dan SLE (bisa juga serous)
-efusi
hemoragik terjadi karena pasca bedah jantung, infak jantuang setelah mendapat
terapi antikoagulan, trauma tajam dada dan tumor pembuluh darah perikard
-efusi
chylus dapat terjadi idiopatik, pasca bedah jantung, obstruksi limvatik akibat
metastasis dan obstruksi limvatik akibat masa intratorak
-efusi
kolesterol biasanya bersifat ediopatik atau di sebabkan misedema
PENGOBATAN
Pengobatan penyakit dasar mmerupakan
tujuan utama, tetapi beberapa efusi kronik idiopatik dapat di obati dengan menggunakan indo
metasin atau kortikosteroid bila efusi perkard kronik tetap menimbulkan gejala
atau keluhan makaperlu di pertimbangkan perikardiektomi
2.
Perikarditis
efusi konstriktif
Jenis ini di tandai oleh penebalan
perikard serta efusi, sehingga terjadi konstriksi akibat penebalan dan
tamponade akibat efusi. Biasanya di ketahui setelah aspirasi cairan perikard,
ssedangkan tanda-tanda kompresi masih tetap ada
Penyebab
paling sering adalah radiasi penyebab lain ialah neoplasma atau tuber kulosis.
Manifestasi klinis berupa lelah (fatique) dyspnea d’effort dan perasaan berat
prekordial. Gejalanya meliputi peninggian tekanan lvena, tekanan nadi normal
atau sedikit menurun, pulfus padokus .
3.
Perikarditis
Konstriktif
Perikarditis
kontriktiferjadi bila jaringan parut (sikratriks) perikard viseral dan atau
parietal cukup berat sehingga menghambat pengembangan volume jantung pada fase
diastolik.
Manifestasi
klinik sangat berfariasi , bergantung pada berat, distribusi dan kecepatan
terjadinya sikatriks.
Etiologi Perikarditis Konstriktif
-
Herediter :
mulbreynanism
-
Infeksi : bakteri, tuberkulosis, jamur, virus,
parasit.
-
Penyakit kolagen : artritis reumatoid, SLE,
periarteritis nodosa.
-
Metabolik : uremia.
-
Traumatik : trauma tumpul, pembedahan.
-
Terapi radiasi.
-
Neoplasma : tumor perikard, metastasis.
-
Idiopatik.
Tanda -tanda perikarditis konstriktif menurut urutan, yaitu :
dispnea, edema perifer, pembesaran perut, ganggun abdominal, lelah, ortonea,
palpitasi, batuk, naosea, dan paroxysmal nocturnal dyspenea.
Gejalah
Perikarditis Konstriktif menurut urutan yang paling sering adalah
peninggian tekanan vena jugularis, hepatomegali, asites, edema, tekanan nadi
< 30 mmHg, pulsus paradoksus, perikardial knock, sianosis, splenomegali dan
perikardial friction rub.
pengobatan
bila
diagnosis telah telah dibuat maka perikardiektomi merupakan satu satunya
pengobatan untuk menghilangkan lahanan pengisian fertikel pada vase diastolik.
4.
Perikarditis
Adhesif
Merupakan
akibat perlengketan diantara kedua lapis perikal atau dengan jaringan
mediastium. Peradangan kronik biasanya tidak ada. Gangguan hemodiamik biasanya
juga tidak ada.
Tamponade jantung
Patogenesis
Salah
satu komplikasi perikarditis paling fatal dan memerlukan tindakan darurat
adalah tamponade. Tamponade jantung merupakan akibat peninggian tekanan
intraperikat dan restriksi progresif pengisian vertikel.
Gejala klinis
Gambaran
klinisnya tergantung pada kecepatan akumulasi cairan perikard. Akumulasi lambat
dapat memberi kesempatan pada mekanisme kompensasi seperti takikardia,
peningkatan resistensi vaskular veriver, dan peningkatan volume intravaskular
untuk membantu sistem sirkulasi yang adekuat dalam beberapa hari atau minggu.
Tetapi bila akumulasi cairan cepat seperti pada trauma atau diseksi aurta maka
peregangan perikat tidak adekuat sehingga fatal pada beberapa menit.
Tamponade
jantung akut hampir selalu disertai oleh gejalah sebagai berikut : tekanan vena
jugularis meningkat (pada 95%), takikardia (pada 80-90%), pulsus paradoksus
>10mmhg(70-80%), tekanan nadi < 30mmHg (40-50%), tekanan sistolik
<100mmHg (40-50%), perikardial friction rub (40-50%), bunyi jantung melemah
(10-40%)
Tamponade
jantung kronik (sub akut) hampir selalu disertai gejala sebagai berikut:
Peninggian
takanan jugularis, takikardia, hematomegali, dan ulsus paradoksus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar